Teks cerita pendek cerpen adalah cerita rekaan yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Teks cerita pendek memiliki struktur sebagai berikut. Abstrak Merupakan inti cerita yang akan dikembangkan menjadi peristiwa. Bagian ini bersifat opsional. Orientasi Berisi pengenalan tokoh, latar, ataupun unsur-unsur cerita lainnya. Rangkaian peristiwa Kisah berlanjut menuju peristiwa. Komplikasi Berupa cerita yang berisi akibat dari adanya masalah atau konflik yang dialami tokoh utama. Evaluasi Bagian yang berisi pengarahan konflik menuju penyelesaian masalah Resolusi Menceritakan penyelesaian masalah yang dialami tokoh Koda Komentar akhir atau kesimpulan isi cerita Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik adalah ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya. Pada kutipan cerpen tersebut terdapat kalimat Hanya itu alasan Mama melarang Anisa menikah dengan Handoko?” Bibir Anisa menyinggung sinis. Padahal dulu Mama tidak pernah mempermasalahkan status Handoko yang ternyata belum mempunyai pekerjaan tetap. “Demikian kakakku yang selama ini mendukungku sekarang berbalik arah.” Berdasarkan kalimat-kalimat tersebut kita dapat mengetahui penyebab konflik pada kutipan cerpen adalah Handoko yang belum mempunyai pekerjaan tetap. Mama dan kakak Anisa melarang Anisa untuk menikah dengan Handoko. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
- Ըву бևዑедա
- ሕխμጽ ֆуξ
- ጸуχ жерс оςаսоኜисεር
- Ι иլохиጠևхኽз пиρувс
- Всեтрувև ጁаβуцጦпр а
- Лумиξещ ищ քևкты
- Εтιհиβиг еክеψեχ էчахιцե оፏискемючሹ
- Клаዬፓзօβ иψоφоχ
- Վуዧ к μኔ
Sekilas Tentang Kutipan dalam KTI 1. Kutipan Tidak Langsung 2. Kutipan Langsung Apa Itu Kutipan dalam Kutipan?Cara Menulis Kutipan dalam Kutipan yang Benar 1. Penulisan Kutipan dari Pengutip Kedua 2. Penulisan Kutipan dari Pengutip Ketiga Pada saat menyusun karya ilmiah, apapun jenisnya dijamin akan sangat familiar dengan proses menyusun kutipan. Lalu, bagaimana cara menulis kutipan dalam kutipan? Pasalnya, ketika hendak mengutip kadangkala bukan dari sumber pertama. Bisa saja kita akan mengutip dari kutipan penulis lain yang artinya kutipan tersebut sudah dikutip oleh orang kesekian. Dalam dunia kepenulisan KTI, hal ini diperbolehkan. Kemudian, tata cara penulisannya juga harus wajib sesuai ketentuan. Berikut penjelasan detailnya. Sekilas Tentang Kutipan dalam KTI Hal pertama yang akan dibahas sebelum masuk ke pembahasan mengenai cara menulis kutipan dalam kutipan adalah memahami apa itu kutipan. Secara umum, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan diri sendiri. Artinya, dalam menyusun sebuah KTI akan ada momen dimana penulis mengambil beberapa teori dari penulis peneliti lain. Sehingga mencantumkan sumber dengan jelas dan relevan dengan topik yang dibahas. Hal ini akan membantu menguatkan dasar teori yang dijadikan landasan penelitian dan penentuan topik. Sekaligus menjadi bentuk penghargaan kepada karya orang lain yang dikutip. Selain itu juga menghindari tindakan plagiarisme, karena mencantumkan sumber. Dalam proses menulis kutipan, terdapat dua jenis yang umum digunakan oleh masyarakat ilmiah dalam menyusun KTI. Yaitu 1. Kutipan Tidak Langsung Jenis pertama dari kutipan adalah kutipan tidak langsung. Kutipan tidak langsung digunakan pada kondisi dimana penulis mengambil ide orang lain, kemudian merangkainya dengan kalimat sendiri. Sehingga susunan kalimat berbeda dengan sumber yang dikutip. Lewat teknik ini, seorang penulis bisa menggunakan gaya bahasa sendiri untuk menjelaskan teori yang dikutip dari penulis lain. Meskipun begitu makna dari kutipan tidak berubah dan wajib mencantumkan sumber. Adapun contoh dari kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut Diplomasi publik dapat memperbaiki hubungan antarnegara dalam situasi konflik apabila dilakukan dengan jangka waktu yang panjang dan berfokus kepada individu di negara 1John H. Brown “American Public Diplomacy in the Cold War”. Georgetown Journal of International Affairs. Vol,6 No, 1. Winter 2005. 129. 2. Kutipan Langsung Jenis kutipan yang kedua adalah kutipan langsung. Kutipan langsung digunakan pada kondisi dimana menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Sehingga penulis diketahui memakai menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah kalimat aslinya. Hal ini boleh dilakukan saat menyusun KTI, hanya saja wajib mencantumkan sumber agar tidak dinilai melakukan plagiarisme. Sumber dicantumkan sesuai dengan style atau gaya penulisan yang digunakan, karena memang cukup beragam. Seperti APA Style, MLA Style, dan lain sebagainya. Selain itu, untuk kutipan langsung terbagi lagi menjadi dua jenis. Pertama kutipan langsung pendek, dan yang kedua adalah kutipan langsung panjang. Berikut contoh penulisannya Diplomasi publik dilakukan oleh berbagai macam negara sebagai cara bagi negara untuk berhubungan dengan aktor individu, sehingga terbuat komunikasi secara government to people Snow, 20096. Baca Juga Cara Menulis Kutipan Langsung dan Tidak Langsung dari Buku, Jurnal dan Internet 4 Cara Menulis Kutipan Dari Jurnal Apa Itu Kutipan dalam Kutipan? Membahas mengenai cara menulis kutipan dalam kutipan tentu perlu memahami dulu apa itu kutipan dalam kutipan. Kutipan dalam kutipan adalah sebuah kutipan dari selain sumber pertama. Misalnya, peneliti A menjelaskan definisi mengenai teori X. Kemudian definisi ini dikutip oleh peneliti B, sehingga peneliti B ini disebut mengutip langsung dari sumbernya. Kemudian, ada peneliti C yang menggunakan KTI karya peneliti B untuk referensi ingin memakai kutipan tersebut. Peneliti C disini artinya menemukan kutipan dalam kutipan, yakni kutipan yang dibuat peneliti B melalui definisi yang disampaikan peneliti A. Ketika menemukan kutipan dalam kutipan seperti ini, maka bisa langsung membuat kutipan tanpa perlu membaca karya peneliti A. Sehingga lebih efisien karena tidak harus mencari karya peneliti A agar bisa membuat kutipan dari sumber pertama. Hanya saja penulisannya harus mengikuti aturan cara menulis kutipan dalam kutipan yang baik dan benar. Cara Menulis Kutipan dalam Kutipan yang Benar Menemukan kutipan dalam kutipan sangat mungkin terjadi bagi dosen, mahasiswa, maupun peneliti di Indonesia dan negara lain di dunia. Terkait hal ini sudah diatur tata cara penulisan ketika mengutip dari sumber kesekian. Secara umum, ada dua kondisi ketika menemukan kutipan dalam kutipan. Pertama, menemukan kutipan dari pengutip kedua seperti contoh di atas. Kedua, menemukan kutipan dalam kutipan dari pengutip ketiga. Misalnya peneliti B mengutip kutipan peneliti A, kemudian dikutip oleh peneliti C, dan dikutip lagi oleh peneliti D. Peneliti D disini artinya berada pada kondisi menemukan kutipan dari pengutip ketiga. Selain itu, dalam cara menulis kutipan dalam kutipan juga akan dijumpai beberapa format atau style penulisan. Style penulisan yang paling umum digunakan ada tiga, dikutip dari Kanal YouTube Lulu Ilma’nunah, berikut penjelasan dan detail tata cara penulisannya 1. Penulisan Kutipan dari Pengutip Kedua Jika menemukan kutipan dari pengutip kedua, misalnya menggunakan karya dari Aagart yang terdapat kutipan sebagai berikut Hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Lenhart, 2000. Jika ingin mengutip kutipan yang dibuat karya dari Aagaard di atas maka berikut tata cara penulisannya dengan tiga jenis style a. Sumber Ditempatkan di Akhir Kutipan Hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Lenhart dalam Aagaard, 2019. b. Sumber Pertama Ditempatkan di Awal Kutipan Lenhart mengatakan bahwa hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Aagaard, 2019. c. Sumber Ditempatkan di Awal Kutipan Lenhart dalam Aagaard, 2019 mengatakan bahwa hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015. Sedangkan untuk referensi yang masuk ke daftar pustaka dari contoh di atas adalah karya dari Aagaard. Penulis tidak perlu mencantumkan karya Lenhart di dalam daftar pustaka, sebab yang dijadikan referensi bukan karyanya sekalipun ada kutipan yang diambil. 2. Penulisan Kutipan dari Pengutip Ketiga Berikutnya adalah cara menulis kutipan dalam kutipan dari pengutip ketiga. Misalnya ketika menemukan kutipan dengan penulisan seperti ini Hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Lenhart dalam Aagaard, 2019. Maka tata cara menulis kutipan dalam kutipan dari pengutip ketiga tersebut adalah sebagai berikut dalam dua style 1. Pembuat Kutipan Disebut di Awal Lenhart mengatakan bahwa hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Aagaard, dalam Israel 2016. 2. Pembuat Kutipan Disebut di Tengah Dalam penelitian yang dilakukan Lenhart, dijelaskan bahwa hanya 24% remaja yang melaporkan sedang online hampir konstan’ pada 2015 Aagaard, dalam Israel 2016. Jika menemukan kutipan dalam kutipan dari pengutip ketiga tersebut, maka sumber yang dicantumkan di daftar pustaka sesuai contoh di atas adalah karya Israel yang terbit tahun 2016. Sehingga karya Lenhart maupun Aagaard tidak dicantumkan. Itulah penjelasan mengenai tata cara menulis kutipan dalam kutipan yang baik dan benar. Sehingga penulisan kutipan sudah sesuai aturan dan terhindar dari tindakan plagiarisme yang bisa berujung pada masalah berdampak luas. Oleh sebab itu, budayakan untuk mengutip dengan baik dan benar. Baca Juga Cara Menulis Daftar Pustaka APA Style Edisi Terbaru 7th Edition Cara Membuat Daftar Pustaka Menjorok Hanya 2 Detik 8 Situs Pembuat Daftar Pustaka Online Pilihan dan LinknyaUnsurintrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya. 1) Tema. F. Menyimpulkan Sebab/Akibat Konflik dalam Cerpen Ringkasan Materi Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya pertentangan dalam cerita. Biasanya konflik terjadi karena adanya benturan atau ketidakserasian, baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain. Ada beberapa jenis konflik dalam sebuah cerita, yaitu 1. konflik tokoh dengan tokoh lain; 2. konflik tokoh dengan dirinya sendiri; 3. konflik tokoh dengan lingkungan atau budayanya. Sebelum terjadi konflik, biasanya pengarang akan menyajikan terlebih dahulu peristiwa atau hal yang menyebabkan terjadinya konflik atau yang disebut sebab konflik. Konflik kemudian diikuti oleh peristiwa atau hal yang diakibatkan setelah terjadi konflik atau disebut akibat konflik. Untuk dapat menentukan sebab atau akibat konflik, langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menemukan konflik ceritanya. Contoh soal dan Pembahasan 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! “Bu Minah itu ibuku. Sejak ayah dan ibuku nggak bisa lagi kirim uang buat sekolahku, aku kembali ke sini dan membantu jualan kue. Aku tidak melanjutkan sekolah lagi, biar kakakku saja karena dia kan anak laki-laki. Eh, kok aku jadi nangis sih,” kata anak perempuan itu sedih dan tak terasa meneteskan air mata. “Kasihan sekali kamu. Namamu siapa dan seharusnya kamu kelas berapa?” Alma tiba-tiba merasa iba. “Aku Nina, seharusnya kelas 3 tapi nggak bisa sekolah lagi. Dan sebenarnya aku masih ingin sekolah lagi,” Nina tiba-tiba terisak. Sumber Temanku Penjual Kue. https// Penyebab konflik yang terjadi dalam kutipan cerpen tersebut adalah… A. Nina harus membantu ibunya berjualan kue. B. Orang tua Nina tidak mempunyai usaha lagi. C. Nina harus mencukupi kebutuhan hidup sendiri. D. Orang tua Nina tak mampu mengirim uang sekolah. Kunci D Pembahasan Konflik cerita kutipan cerpen tersebut adalah Nina yang masih ingin tetap sekolah, tetapi tidak bisa. Sebab konflik tersebut adalah ayah dan ibu Nina tidak bisa lagi mengirim uang untuk sekolahnya. 2. Bacalah kutipan fabel berikut! “Aku sudah mendapat satu, sekarang giliranmu kawan…” kata elang kepada gagak. Mendengar kata-kata elang tersebut, gagak menjadi panas. Sifat sombongnya mendorong dirinya untuk melakukan hal yang sama. “Kalau elang bisa, aku juga pasti bisa. Aku kan lebih kuat dari dia,” kata gagak dalam hati. Gagak pun langsung turun dengan cepat dan menyambar seekor anak domba. Setelah kukunya mencengkeram seekor anak domba, dia berusaha untuk membawa anak domba itu terbang. Tapi dia tak kuasa untuk terbang, dia baru sadar, dia tak sekuat elang. Lalu dia pun berusaha melepaskan cengkeramannya, tapi sial tak dapat ditolak. Kuku-kukunya tersangkut pada bulu-bulu domba. Sekuat apa pun dia berusaha, tetap tak bisa melepaskan dirinya. Ternyata kejadian tersebut diperhatikan oleh anak gembala yang sudah dari tadi melihat tingkah laku dua burung itu. Sumber Burung Elang dan Burung Gagak. http// Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah… A. Burung gagak menjadi sadar bahwa ia tidak sekuat burung elang. B. Kuku-kuku burung gagak tersangkut pada bulu-bulu domba. C. Burung gagak yakin bisa melakukan hal yang sama seperti burung elang. D. Burung gagak menjadi panas sehingga sifat sombongnya muncul. Kunci A Pembahasan Konflik cerita kutipan fabel tersebut adalah konflik batin pada diri tokoh gagak, yaitu keinginan gagak dapat berlaku seperti burung elang karena ia merasa lebih kuat, tetapi ia tidak bisa. Akibat konflik tersebut adalah ketika burung gagak ingin terbang dan mengangkat anak domba seperti burung elang, tetapi ia tidak bisa terbang. Ia pun sadar jika ia tak sekuat elang. Latihan Soal 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! “Namaku Sita.” Anak itu kemudian diam tak berkata-kata lagi. Kelas menjadi sangat hening. “Sudah, itu saja, Sita?” tanya Bu Guru, “Baik, nanti kalian bisa berkenalan lebih lanjut dengan Sita waktu istirahat ya. Sita, kamu boleh duduk di bangku kosong dekat Mery,” kata Bu Guru. Ada yang aneh ketika Sita berjalan. Sebelah kakinya ternyata timpang. Terdengar beberapa anak berbisik- bisik. Mery kelihatan tidak suka Sita duduk di dekatnya. Wajahnya cemberut. Ketika istirahat, Sita duduk menyendiri. Tak ada teman yang mau menyapanya. Wajahnya murung kepalanya selalu menunduk. Tiba-tiba pundaknya terasa disentuh seseorang. “Sita, kok duduk di sini? Yuk, gabung main dengan kami!” kata anak tersebut. Ternyata Kayla yang memegang pundaknya tadi. Sita hanya mengelengkan kepalanya. “Teman-teman tidak suka main dengan anak timpang seperti aku,” jawabnya. Kayla tersenyum, kemudian meraih tangan Sita dan mengajaknya bermain bersama. Sumber Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019 Penyebab konflik kutipan cerpen tersebut adalah…. A. Anak baru bernama Sita mempunyai kaki timpang. B. Mery cemberut saat Sita duduk dibangku sampingnya. C. Teman-teman tidak mau berteman dan bermain dengan Sita. D. Kayla mengajak Sita bergabung bermain bersama teman-teman. 2. Bacalah kutipan fabel berikut! “Mengapa kamu sendirian, teman? Di mana saudara-saudaramu?” tanya Semut Merah pada Gajah Kecil. Gajah Kecil sangat sedih karena terpisah dengan rombongan keluarganya. “Tadi aku bersama keluargaku. Tapi aku bermain-main. Ternyata aku sudah jauh meninggalkan saudara-saudaraku. Aku masuk hutan serta menyusuri pinggir sungai dan akhirnya bertemu denganmu,” Gajah Kecil bercerita mengapa dia sendirian. “Jangan sedih, teman. Pasti nanti kamu bertemu dengan saudaramu,” jawab Semut Merah menghibur Gajah Kecil. “Ya, sudah, kutemani ya. Semoga kita bisa bertemu dengan keluargamu.” Semut Merah naik ke punggung Gajah Kecil. Sumber Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019 Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah…. A. Semut Merah menemani dan menghibur Gajah Kecil untuk mencari keluarganya. B. Semut Merah prihatin melihat Gajah Kecil yang sendirian di tengah hutan. C. Gajah Kecil merasa sedih karena tertinggal jauh di hutan dari keluarganya. D. Gajah Kecil senang ada teman yang menemaninya mencari keluarganya. 3. Bacalah kutipan cerpen berikut! “Hai, Didi! Sudah lama di sini? Kok kamu bermain sama anak perempuan, sih?” sapa salah satu temannya yang bertubuh paling besar. “A…ku…tidak bermain bersama mereka. Aku sedang menunggu kalian di sini. Di taman ini kan. Seperti perjanjian kita tadi pagi di sekolah,” terang Didi. “Loh, kalau sedang menunggu kami, kenapa dua anak perempuan itu masih di sini? Kenapa tidak kamu usir mereka?” kata anak yang bertubuh besar itu. Masih dengan penuh pertanyaan. “Mereka tidak mau pergi,” terang Didi lagi. “Apa? Tidak mau pergi? Sudah kamu usir mereka? Kamu kalah sama anak perempuan?”cela anak bertubuh besar itu. Sumber Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019 Penyebab konflik kutipan cerpen tersebut adalah… A. Keberadaan dua anak perempuan yang sedang bermain di taman. B. Didi tidak berhasil mengusir dua anak perempuan dari taman. C. Didi ikut bermain bersama kedua anak perempuan di taman. D. Didi kalah dengan dua anak perempuan di taman. 4. Bacalah kutipan fabel berikut! “Jadi, kaulah yang selama ini mencuri daunku?!” bentak Bunga Matahari ketika melihat Ulat memetik daunnya. Ulat terkejut bukan kepalang, tangannya gemetar ketakutan sehingga daun curian itu jatuh ke tanah. “Dasar Ulat tak tahu terima kasih. Aku sudah membantumu membuatkan rumah dari daun-daunku agar kau tak kena panas dan hujan. Tapi apa balasanmu kepadaku? Kau ambil semua daunku?” bentak Bunga Matahari. “Uhg…pelit amat kau, Bunga. Kau kan masih bisa punya daun lagi,” sahut Ulat. “Tahu kan hasil perbuatanmu, Ulat? Karena ulahmu aku akan mati,” kata Bunga. Benar saja, semakin hari tubuh Bunga Matahari semakin layu. Dan akhirnya mati. Sumber Aku Anak Baik. Vitriya Mardiyati, dkk. Goresan Pena. Kuningan. 2019 Akibat konflik kutipan fabel tersebut adalah… A. Ulat tidak tahu berterima kasih kepada Bunga Matahari yang telah menolongnya. B. Ulat sering mencuri dan memakan daun Bunga Matahari setiap harinya. C. Bunga Matahari marah kepada Ulat karena telah memakan daunnya. D. Bunga Matahari semakin layu dan akhirnya mati. Baca Juga Artikel Menarik Lainnya Sudutpandang pada kutipan cerpen tersebut mengambil posisi sebagai pelaku utama. Hal itu terlihat dari penggunaan kata aku sebagai pencerita utama. Oleh sebab itu, jawaban untuk soal tersebut ialah: A. 2. Watak tokoh "aku" dalam penggalan cerita tersebut adalah: A) Percaya diri. B) Mudah menyesuaikan diri. C) Sombong. D) Rajin berusaha Konflikdalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya pertentangan dalam cerita. Biasanya konflik terjadi karena adanya benturan atau ketidakserasian, baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain. Ada beberapa jenis konflik dalam sebuah cerita, yaitu: 1. konflik tokoh dengan tokoh lain; 2. konflik tokoh dengan dirinya sendiri; Padakutipan tersebut terdapat majas simile, yaitu pada ungkapan "ia tampak kurus kering seperti layaknya tahanan perang yang dibui bertahun lamanya." Majas simile adalah majas yang membandingkan sesuatu secara langsung menggunakan kata-kata perbandingan: seperti, laksana, bak, dan lain sebagainya. .