šŸ§‘ā€šŸŽ¤ Istilah Istilah Dalam Qc Garment

MengukurTingkat Quality ; Sebuah istilah manajemen "You can't manage what you can't measure" sangat relevan dalam dunia QC. Sistem perhitungan yang baik membantu kita untuk mengetahui apa saja yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Konsumen khususnya mensyaratkan produsen untuk mengukur kesesuaian produk atau pelayanan
Ada banyak sekali sektor industri yang populer di Indonesia, salah satunya adalah industri garmen. Pakaian yang kita kenakan sehari-hari merupakan salah satu contoh produk akhir yang dihasilkan oleh sektor industri ini. Nah, berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai industri garmen yang harus Anda ketahui! Apa Itu Industri Garmen? Sumber Gambar 1 Sederhananya, garmen adalah sektor industri yang berhubungan dengan proses pembuatan pakaian dari kain hingga jadi produk siap pakai dalam skala besar/massal. Untuk segmentasi pasarnya sendiri sangat luas, mengingat pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Setiap orang dari berbagai kalangan sosial dan usia selalu membutuhkan pakaian, sebab itulah industri garmen ini jadi salah satu sektor industri jangka panjang yang selalu dibutuhkan. Untuk produk garmen yang dihasilkan juga sangatlah beragam, mulai dari seragam sekolah, seragam kerja, seragam kedinasan, kemeja, kaos, berbagai jenis celana, dan beragam model pakaian lainnya. Lalu apa perbedaan antara garmen dan tekstil? Sederhananya, garmen adalah proses yang lebih berfokus pada pembuatan pakaian siap pakai atau pakaian jadi. Sementara, industri tekstil mencakup keseluruhan proses produksi pakaian mulai dari tahap pengolahan seratnya hingga pakaian jadi. Istilah dalam Industri Garmen Garmen adalah salah satu sektor manufaktur yang besar, sama seperti sektor industri lainnya disini digunakanlah beberapa istilah-istilah khusus. Sebenarnya, istilah dalam dunia garmen sendiri ada banyak sekali. Namun, kita akan membahas beberapa istilah umumnya saja yang paling kerap digunakan, diantaranya adalah Accessories material tambahan yang digunakan sebagai pelengkap pakaian. Contohnya saja kancing, resleting, dan sejenisnya. BOM merupakan singkatan dari Bill of Material atau daftar bahan baku yang diperlukan untuk membuat pakaian. BOM ini biasanya disiapkan oleh merchandiser pabrik. Bulk nama lain dari mass production alias produksi dalam skala besar, sesuai dengan permintaan buyer. Consumption istilah yang merujuk pada banyaknya penggunaan material dalam satu garmen. Finished Goods sebutan untuk produk jadi, produk yang sudah dalam kondisi siap jual ke pasaran. Inspection istilah untuk aktivitas inspeksi atau pengecekan, salah satu contohnya adalah pengecekan material. Bahan Baku Utama yang Kerap Digunakan dalam Industri Garmen Sebenarnya bahan baku manufaktur garmen sendiri sangat banyak sekali, apalagi tiap jenisnya punya variasi warna dan spesifikasi yang berbeda. Tapi, secara umum ada 3 bahan baku pokok yang pasti selalu digunakan dalam industri garmen, diantaranya adalah Kain bahan baku utama, kain ini beraneka ragam. Mulai dari linen, satin, katun, wol, polyester, dan sejenisnya. Benang merupakan komponen yang tak kalah penting, meskipun bukan bahan baku utama layaknya kain namun benang memegang peranan penting dalam proses produksinya. Aksesoris bisa berupa kancing, resleting, dan berbagai perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi pakaian. Tahapan Produksi dalam Industri Garmen Sumber Gambar 2 Tahapan industri dalam manufaktur garmen adalah sebagai berikut Receiving Fabrics tahap penerimaan gulungan kain yang akan jadi bahan baku utama dalam proses produksi. Kain ini akan disimpan dan di stock dalam gudang khusus, sebelum akhirnya diambil untuk digunakan. Fabric Relaxing proses relaksasi kain, bisa dilakukan secara manual atau menggunakan bantuan mesin. Apabila ditemukan adanya kecacatan, maka kain tersebut akan dikembalikan ke supplier untuk retur. Spreading & Form Layout proses pembentangan kain untuk mengidentifikasi adanya kecacatan. Laying peletakan pola kertas di atas lembaran kain sebelum dipotong. Proses ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi mengingat sedikit kesalahan bisa berakibat fatal pada hasil cuttingnya. Marking proses menandai kain sesuai dengan pola yang telah dimiliki. Cutting proses pemotongan kain, dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat jika ada kesalahan sifatnya permanen dan kain akan jadi ā€œcacatā€ sehingga tak dapat digunakan kembali. Embroidery dan Screen Printing proses bordir dan sablon sesuai dengan permintaan pembeli. Sewing tahap penjahitan kain oleh operator jahit. Biasanya dalam pabrik garmen, setiap operator akan menjahit bagian pakaian yang sama. Kemudian, hasilnya akan diteruskan ke operator lain. Hal ini sangat berguna untuk mempercepat waktu pekerjaan, dan peningkatan efisiensi serta efektivitas. Checking proses Quality Control QC atau pengecekan pakaian apakah sudah bagus atau belum dan apakah sudah sesuai dengan standar atau belum. Jika belum, pakaian tersebut akan dikembalikan untuk diperbaiki terlebih dahulu. Spot Cleaning dan Laundry proses pembersihan pakaian jika ada noda yang menempel. Fusing dan Pressing tahap peleburan dan pengepresan, biasanya dilakukan dengan menyetrika pakaian jadi tersebut menggunakan setrika uap/jenis setrika lainnya. Packaging dan Shipping tahapan terakhir, proses pengemasan dan pengiriman ke konsumen.

TrainingQuality Control - sangat berguna bagi organisasi/Perusahaan yang ingin menerapkan sistem manajemen kualitas yang efektif. Dimana setelah menyelesaikan training ini, peserta mampu melakukan pengendalian kualitas yang mana dalam hal ini di pegang penuh tanggung jawabnya oleh departemen quality control-assurance. WQA Sebagai badan sertifikasi ISO dapat membantu perusahaan anda untuk

JAKARTA - Produk reject atau yang dikenal dengan istilah defect, adalah baju yang memiliki kecacatan produk ini dijual secara ilegal lantaran harga yang dijual lebih murah dibandingkan dengan harga yang dijual secara fashion ini juga tidak lolos dalam tahapan quality control atau QC. Hal ini contohnya seperti ada kesalahan dalam jahitan, potongan, warna, dan baju yang lolos dalam tahapan QC, kemudian dijual secara resmi, baik offline ataupun online. Lalu, apa saja proses QC yang dilakukan di dalam sebuah garmen sehingga sebuah produk dapat masuk ke dalam kategori reject?Dilansir dari Fitinline, terdapat berbagai jenis pengendalian mutu. Hal ini seperti dari pemeriksaan bahan baku, pemeriksaan sample, bagian potong atau cutting, fusing, jahitan, QC pada finishing dan pemeriksaan Juga6 Tips Bisnis Fashion yang Bisa Dipelajari dari Mendiang Virgil Abloh Vera Wang, Bisnis Fashion, dan KekayaannyaDalam QC sendiri hal yang di cek adalah seperti lebar yang tidak sesuai, jahitan yang loncat, penempatan saku yang tidak sesuai, panjang tangan kiri kanan dan jarang, produk yang dijual dari produk reject memiliki kesalahan dari salah satu yang disebutkan diatas. Produk inilah yang kemudian dijual kepada masyarakat secara tidak melihat dari e-commerce ataupun di media sosial, cukup banyak yang menjual barang dari produk ini. Tak jarang banyak yang menjual product reject secara dengan dapat memperoleh dengan harga yang murah ketimbang resminya, terdapat juga argumen bahwa dengan membeli produk reject, juga akan membantu perusahaan terutama dalam limbah pabrik Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian terdapat 323 perusahaan garmen dan karena itu, Indonesia sendiri menjadi salah satu pusat industri manufaktur fashion terbesar di Asia Tenggara. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Mia Chitra Dinisari Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Sebelumlanjut kita harus tau dulu, apa itu blog?. Ok Blog adalah suatu bentuk aplikasi berbasis web yang terdapat tulisan-tulisan atau artikel pada suatu halaman web, dengan maksud memberi informasi kepada pembacanya. Istilah-Istilah Pada Blog. Banyak istilah-istilah dalam dunia blog yang kalian harus tau!. Berikut ulasannya: Niche

Quality Control QC vs Quality Assurance QA ā€œLife is study, if you don’t study you look like not lifeā€ Quality Control QC vs Quality Assurance QA adalah departemen yang memiliki perbedaan fungsi dan job. Akan tetapi bagi sebagian orang salah kaprah menafsirkannya. Keduanya berperan penting dalam hal kualitas. Sebagaimana yang kita tahu salah satu faktor yang sangat penting dalam persaingan pasar adalah kualitas suatu produk maupun layanan. Kualitas sering dijadikan sebagai suatu tolak ukur dan pembeda untuk suatu produk dan layanan antara satu produsen dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, semua produsen dan penyedia layanan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk ataupun kualitas layanannya. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik atau buruknya mutu suatu produk yang dihasilkan dan apakah produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan. Di tengah persaingan yang begitu ketat termasuk persaingan industry garment di dalamnya, quality akan berpengaruh pada kelangsungan hidup pabrik tersebut. Jika ada complain dari garmen ekspor, maka hal tersebut akan menjadi issue yang besar bahkan bisa mengakibatkan pabrik garment tersebut gulung tikar. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, perusahaan manufaktur produsen umumnya akan menggunakan dua teknik yaitu teknik pengendalian kualitas Quality Control dan teknik penjaminan kualitas Quality Assurance. Kedua teknik tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir atau layanan memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan. Pada dasarnya tujuan adanya Quality Control dan Quality Assurance adalah untuk menjaga quality produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Banyak diantara kita yang kurang jelas tentang perbedaan QC dan QA, bahkan banyak juga menganggap keduanya adalah bagian dan melakukan fungsi yang sama. Namun pada dasarnya QC dan QA adalah dua fungsi dan teknik penjagaan serta peningkatan kualitas yang berbeda. Dalam artikel kali ini akan sedikit diulas mengenai perbedaan QC vs QA seperti di bawah ini a. Quality Control QC Suatu perusahaan dapat menentukan standar kualitas, proses, dan prosedur internal masing-masing dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-pihak yang berkepentingan stake holder tersebut diminta untuk mengikutinya. Proses untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses pengendalian kualitas atau Quality Control. Di sini penulis akan membahas fungsi quality control secara umum. Setiap organisasi yang menerapkan Quality Control QC harus memiliki pedoman kualitas yang biasanya disebut dengan quality manual. Quality Manual tersebut akan memberikan panduan kualitas ke berbagai unit kerja dan departemen. Dengan demikian, setiap individu dalam organisasi menyadari apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang tertera dan disebutkan dalam Quality Manual. Pada dasarnya, Quality Control ini berkaitan dengan kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Tujuan utama pengendalian kualitas atau quality control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan sejak awal. Jika ditemukan produk yang cacat maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai, dan apabila ditemukan kecacatan yang sangat fatal, perlu adanya konfirmasi dari Buyer apakah produk tersebut boleh dikirimkan atau perlu penundaan sampai waktu yang telah ditentukan. Jika ada penundaan pengiriman delay shipment maka factory bisa dikenai charge / denda atas keterlambatan pengiriman dan buruknya quality tersebut jika tidak dikonfirmasi. Seorang quality control mempunyai teknik dan alat tersendiri yang digunakan untuk melakukan aktifitasnya, secara umum terdapat tiga teknik quality control yang digunakan oleh mayoritas perusahaan manufacturing yaitu inspeksi Inspection, pengambilan sample secara statistik Statistical Sampling dan tujuh alat pengendalian kualitas QC Seven Tools. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga teknik quality control tersebut a. Inspeksi, Inspeksi atau Inspection adalah proses menguji produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan. Dalam industry garment, produknya adalah garmen jadi bisa berupa kemeja, t-shirt, pant, skirt, tank top dan jenis lainnya. Inspeksi ini dilakukan mulai dari bahan baku material sampai dengan menjadi garmen siap ekspor. Biasanya ada tim khusus untuk melakukan inspeksi tersebut. Pengendalian quality harus dilakukan dari awal sampai dengan akhir untuk benar benar menghasilkan produk yang diinginkan, dalam hal ini adalah garmen jadi. b. Statistical Sampling, Statistical Sampling atau pengambilan sample adalah proses memilih sejumlah unit ataupun produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan. Hal ini bisa dilakukan secara random per masing masing batch untuk mewakili dari hasil inspeksi. Dalam pedoman quality control, mereka cukup melakukan pengujian dengan menggunakan metode random secara acak untuk menghasilkan kesimpulan yang mewakili semuanya. Jika dalam pengambilan sample secara random ditemukan reject / cacat yang melebihi batas toleransi, maka bisa disimpulkan bahwa produk tersebut failed / reject, meskipun seorang quality control tidak mengecek secara keseluruhan 100%. c. QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian, QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian kualitas terdiri dari Histogram, Scatter Diagram, Control Chart, Check Sheet, Pareta Diagram, Cause and Effect Diagram dan Flow Chart. Alat-alat tersebut digunakan untuk membantu menemukan ketidaksesuaian dan kecacatan pada produk. Selengkapnya, penulis akan membahas dalam artikel selanjutnya. Baca juga Quality Control QC b. Quality Assurance QA Quality Assurance QA atau jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah ā€œPenjaminan Kualitasā€. Istilah ā€œAssuranceā€ atau ā€œJaminanā€ adalah untuk menyatakan suatu kepastian atau pun kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Quality Assurance QA menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan. Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis proses process base approach yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai dari tahap perencanaan planning hingga tahap pengiriman produk ke pelanggan sehingga menghindari terjadi pengerjaan ulang re-work dan keluhan pelanggan yang akan merugikan reputasi perusahaan serta pengeluaran biaya biaya akibat kualitas yang buruk. Quality Assurance adalah proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan penentuan panduan kualitas pada awal proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang diharapkan. Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut di identifikasikan, maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut. Secara struktural antara departemen QC dan QA tidak saling berhubungan, karena departemen QA berdiri secara independen. Akan tetapi pada prakteknya, departemen QC berada di bawah departemen QA akan tetapi tidak saling berhubungan. Sebelumnya telah dibahas mengenai teknik pengendalian quality oleh QC, sekarang penulis akan membahas teknik dan alat yang digunakan oleh quality assurance QA. Sama halnya dengan QC, dalam QA juga terdapat tiga teknik ataupun alat yang digunakan untuk menjamin kualitas suatu produk yaitu quality audit, process analysis, quality management dan control tools. Berikut penjelasan mengenai teknik oleh quality assurance a. Quality Audit, Dalam quality audit, suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal bukan dari internal perusahaan akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Apabila ditemukan perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses maka perusahaan yang bersangkutan perusahaan yang diaudit diminta untuk melakukan tindakan perbaikan Corrective Action. Pihak ketiga dari eksternal tersebut juga akan memberikan saran saran untuk perbaikan pada proses prosesnya. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan. b. Process Analysis, Proses Analisis adalah proses untuk menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan potensi terjadinya produk cacat ataupun proses proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya. Dari proses analisis tersebut, bisa ditemukan penyebab masalah beserta problem solvingnya untuk produk tersebut. c. Quality Management dan Control Tools, Quality Management dan Control Tools mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan. Contoh alat alat Quality Management and Control Tools ini diantaranya seperti Diagram Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya. Selengkapnya akan dibahas pada artikel selanjutnya. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen Setelah mengetahui tentang teknik dan alat yang digunakan oleh keduanya, penulis dapat menemukan dan menyimpulkan perbedaan mendasar antara Quality Control QC dan Quality Assurance QA. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance. a. Pertama, Quality Control lebih bersifat untuk mengendalikan quality sementara Quality Assurance lebih bersifat sebagai penjamin dari quality tersebut. QA berhak memberikan kritik dan saran kepada QC untuk tetap menjaga dan mengendalikan quality produk. Karena QA bertanggung jawab menjamin quality tersebut. b. Kedua, Quality Assurance lebih fokus terhadap pencegahan cacat sedangkan Quality Control fokus pada identifikasi atau menemukan cacat. c. Ketiga, Di dalam Quality Assurance, pihak QA mencari cara yang paling efektif untuk menghindari cacat sedangkan di dalam Quality Control pihak QC berusaha untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik. d. Keempat, Quality Assurance QA adalah proses bersifat pro-aktif sedangkan Quality Control QC adalah proses bersifat reaktif. e. Kelima, Quality Assurance QA merupakan pendekatan berdasarkan proses process base approach sedangkan Quality Control QC merupakan pendekatan berdasarkan produk product base approach. f. Keenam, Quality Assurance QA melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas sedangkan Quality Control QC melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri pada produknya. g. Ketujuh, Kualitas Audit Quality Audit merupakan salah satu contoh proses yang ada pada Quality Assurance QA sedangkan Inspeksi dan Pengujian testing terhadap produk merupakan contoh proses pada Quality Control QC. Meskipun memiliki perbedaan dari segi teknis dan konsep kerja, tujuan dan fungsi kedua departemen ini sama, yaitu untuk quality yang sesuai dengan ketentuan. Setelah membahas perbedaan di antara keduanya, berikut ini akan dipaparkan manfaat departemen Quality Control QC dan Quality Assurance QA dalam industry manufacturing, yaitu a. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan ketentuan, b. Menghindari pemborosan waste dari ganti reject, c. Meningkatkan efisiensi operasional dari re-work, d. Memberikan kepuasan pada pelanggan terhadap quality, e. Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan dalam segi financial maupun waktu, f. Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan standar kualitas yang tinggi, g. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk, Demikianlah perbedaan tujuan dan fungsi dari departemen Quality Control dan Quality Assurance. Pada dasarnya kedua departemen ini memiliki manfaat yang sama yaitu untuk kepentingan quality produk. Secara mudahnya, Quality Control bersifat sebagai pengendali quality sementara Quality Assurance bersifat sebagai penjamin quality dari produk tersebut. Keduanya sangat berhubungan erat untuk menghasilkan standar quality yang ditentukan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semuanya, kritik dan saran amat sangat membangun penulis untuk mengembangkan keilmuannya. Dengan adanya artikel ini, tidak menjamin penulis lebih mengetahui tentang detail materi. Terima kasih atas support & kunjungannya, mari sama sama belajar dan terus di blog ini untuk menantikan update artikel selanjutnya^^. Referensi

Featured Pengertian PPIC dan Tugasnya Di Perusahaan. Untuk Anda yang bekerja di bidang manufaktur pasti sudah asing dengan istilah PPIC. Karena istilah ini sangat erat kaitannya dengan proses produksi di dalam sebuah industri. Sebenarnya apa itu PPIC dan apa manfaatnya dalam industri perusahaan. Dalam artikel ini akan bahas pengertian PPIC
Quality Control QC ā€œLife is study, if you don’t study you look like not lifeā€ Quality Control atau yang sering disebut dengan QC adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas dalam line produksi. Apalagi dalam dunia industri yang semakin berkembang, menuntut hasil produk yang bersaing dan berkualitas. Produk yang berkualitas dihasilkan dari bahan baku yang berkualitas, teknologi yang berkualitas, dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga. Tidak menutup kemungkinan meskipun menggunakan bahan baku yang sangat berkualitas dan didukung dengan teknologi yang mutakhir tapi produk yang dihasilkan jauh dari ekspektasi, hal itu bisa disebabkan karena sumber daya manusia nya tidak berkualitas dan berkompeten dalam bidangnya. Ketiga hal tersebut harus saling sinkron satu sama lain dan saling mendukung. Mengapa sumber daya manusia bisa sangat berpengaruh ? karena ketika bahan baku sudah dipesan dan datang, seketika itu harus langsung dicek oleh seseorang yang berkompeten untuk memastikan bahan baku bisa digunakan apa tidak. Tanpa pengecekan dan suatu proses, benda tersebut hanya sekedar menjadi benda tanpa bisa menjadi sebuah hasil. Semua proses dari awal sampai akhir, harus melalui pengecekan oleh inspektor yang berkompeten untuk memastikan quality produk tersebut terjaga dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang berkualitas mencerminkan bahwa perusahaan tersebut juga berkualitas. Mengapa kualitas sangat penting untuk dipertahankan pada suatu produk ? dikarenakan kualitas produk adalah yang dicari oleh konsumen, bukan hanya sekedar murah, tapi quality juga. Apalagi jika produk tersebut sudah merambah ke dunia ekspor, tentu quality adalah prioritas utama. Quality merupakan mutu sebuah barang dagang. Maju mundur dan baik buruknya suatu perusahaan tergantung kualitas produknya, selain itu harus diimbangi dengan kuantitas pengiriman tepat pada waktunya. Selain memperhatikan quality pihak perusahaan juga harus menjaga kuantitas pesanannya. Jika hanya menghasilkan produk berkualitas 1 pcs dari 10 pcs order, maka ini akan merugikan. Jadi quality dan kuantitas harus dipertahankan bersamaan untuk memenuhi pesanan order yang diterima. Dikarenakan begitu pentingnya menjaga quality produk ekspor, harus ada seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan kondisi satu yang bertanggung jawab di dalamnya adalah seorang Quality Control QC. Quality Control adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengecek, mengontrol, dan memastikan quality suatu produk sesuai dengan permintaan dari Buyer. Artinya semua usaha dilakukan untuk menjamin assurance agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan planning dan memuaskan konsumen. Tujuannya adalah agar produk tersebut tetap sesuai dengan standar yang diinginkan. Tugas pengontrolan yang dilakukan adalah selama proses produksi dari produk tersebut. Adapun tugas dari seorang QC Quality Control dapat dijelaskan seperti di bawah ini Mengetahui detail tanggung jawab utama seorang QC, Seorang QC harus punya rasa memiliki, bertanggung jawab, dan menguasai tugas tugas atau hal apa yang harus dilakukan oleh seorang QC itu sendiri. Dengan memiliki sikap tersebut akanada rasa kepedulian akan produk yang dihasilkan nantinya. Apabila QC bekerja tanpa rasa peduli dan sikap profesionalisme, maka dapat dipastikan cara bekerjanya akan sembarangan tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Tugas seorang leader adalah untuk menanamkan sikap tersebut kepada masing masing operator QC sehingga dapat menjaga barang agar hasilnya lebih baik dan quality sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. QC harus sadar bahwa memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting akan quality. Setelah masing masing operator memiliki sikap tersebut, hal hal lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut a. Mengetahui quality standart dari Buyer Standart quality acuan dari masing masing Buyer bisa berbeda-beda, oleh sebab itu seorang QC harus mempertahankan Quality semaksimal mungkin agar setiap Buyer merasa puas dan percaya menyerahkan ordernya, karena barang yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus sesuai yang diharapkan. QC harus paham dengan betul standar acuan quality tersebut. Apabila quality di bawah standar, tentunya Buyer akan mempertanyakan kapasitas dari perusahaan tersebut dan bisa saja mencabut orderannya. b. Mengetahui cara melakukan inspect dengan benar Seorang QC harus mengetahui dan memahami bagaimana cara menginspect yang benar sesuai dengan SOP yang berlaku, mereka juga harus tahu alternatif cara dalam memperlakukan dan menangani kasus kasus tertentu. Mereka harus memahami kritikal poin style yang sedang dikerjakan, misalnya di line sedang sewing style T-shirt V-Neck. Masalah yang sering timbul adalah di bagian neck nya sering tidak seimbang / balance, mereka harus paham dengan betul cara mengatasi masalah tersebut, dengan ketangkasan dan pengalaman, seorang QC dapat menangani masalah tersebut. Mengetahui cara mengontrol permasalahan / problem yang muncul di line produksi, Sebuah perencanaan yang sudah matang terkadang juga masih bisa menemui kendala kendala yang sering muncul seiring dengan proses yang terjadi. Untuk mengantisipasi kemungkinan masalah tersebut, diperlukan tindakan yang cepat dan antisipatif. Seorang yang berpengalaman dan berkompeten akan bisa menemukan solusi secepat mungkin meskipun masalah datang diluar dari perkiraan. Sikap yang seperti inilah yang sangat diapresiasi dan ingin dikembangkan oleh setiap perusahaan terhadap masing masing karyawannya. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas yang didukung dengan pengalaman yang bisa melakukan hal tersebut. Akan tetapi jika tahap seorang QC belum sampai level tersebut, hal yang perlu disiapkan adalah tindakan antisipatif. Jadi, biasanya seorang leader akan melakukan meeting internal untuk membahas style yang akan jalan sewing. Mereka akan membahas tentang kritikal point, masalah yang sering muncul, tindakan antisipatif, dan lain sebagainya. Setelah berkoordinasi secara intern, mereka biasanya akan melakukan tindakan tindakan untuk tahapan selanjutnya seperti di bawah ini a. Pre Production Meeting PPM Sebelum menjalankan style baru, semua bagian dalam produksi harus melakukan koordinasi atau meeting untuk membahas segala sesuatunya tentang style tersebut. Begitu juga dengan QC, mereka harus melakukan meeting internal dulu sebelum melakukan meeting dengan bagian lain. Mereka harus mengetahui tentang style yang akan dikerjakan, mengetahui dan memahami spec masing masing ukuran dalam style tersebut jangan sampai salah ukuran, bagaimana cara menjahit dan jenis jenis jahitan yang ada dalam style tersebut, dan mengetahui accessories apa saja yang harus terpasang dalam style tersebut. b. Mengecek dan mengontrol proses di sewing Pada umumnya akan ditempatkan masing masing QC di line untuk mengecek dan mengontrol proses berjalannya sewing. Meskipun operator sewing sudah terlatih terkadang mereka juga sering membuat kesalahan dan melupakan proses, jadi QC harus mengecek dan mengontrol segala proses yang harus ada dan tidak ada dalam worksheet style yang diterima dari Buyer. QC harus memastikan hal tersebut dengan benar, jangan sampai ada proses yang terlewat. Misalnya pemasangan bartack. c. Koordinasi dengan bagian yang bersangkutan, Seorang QC juga harus selalu berkoordinasi dengan semua bagian yang bersangkutan selama proses produksi style tersebut, misalnya operator sewing, supervisor, chief, mekanik dan supervisor QC. Hal ini perlu dilakukan jika suatu saat mengalami masalah yang cukup serius. Semua bagian harus peduli jika ada comment dan perbaikan yang harus dilakukan, jika hanya QC saja hal itu akan percuma jika tidak diikuti tindakan di sewingnya. QC juga harus membangun komunikasi yang baik dengan merchandiser untuk mendapatkan informasi informasi yang benar dan akurat dari Buyer. Sebelum memulai proses alangkah baiknya berkomunikasi terlebih dahulu dan jika menemukan informasi yang belum dipahami segera komunikasi dengan merchandiser untuk membantu mengkonfirmasi hal tersebut. d. Jangan meninggalkan operator sebelum mereka memberikan hasil yang baik, Dalam dunia kerja pergantian karyawan sangat wajar, terlebih operator sewing. Mereka terkadang merasakan tekanan yang cukup besar untuk menyelesaikan target yang diberikan kepadanya. Dengan tekanan yang tinggi, terkadang mereka tidak kuat dan harus mengundurkan diri dan nantinya akan digantikan dengan operator sewing baru yang belum cukup pengalaman. Seorang QC harus menunggu dan memberikan instruksi secara terus menerus kepada operator tersebut sampai memberikan kualitas yang diinginkan. Terkadang, meskipun operator yang sudah berpengalaman juga bisa mengalami masalah yang sama dengan operator sewing yang baru jika sedang mengerjakan proses baru yang sebelumnya belum pernah dikerjakan. e. QC Line / QC Running dan QC End Line harus selalu koordinasi apabila menemukan suatu masalah yang ditemukan, QC bertanggung jawab memberikan arahan proses yang benar sehingga menghasilkan output yang bagus. Jika ada comment, mereka sebaiknya langsung menginformasikan kepada supervisor dan yang bertanggung jawab di masing masing bagiannya sehingga dengan segera bisa dilakukan perbaikan. QC tidak bisa dengan seenaknya mengambil keputusan secara pribadi dan subjektif, mereka harus mendiskusikannya kepada masing masing kepala jika menemukan masalah. Dengan begitu, koordinasi akan terjalin dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman di masa mendatang yang berpotensi menjadi konflik. Mengetahui bagaimana cara membuat penilaian yang baik dalam pekerjaan, Penilaian yang dimaksud di sini bukannya dengan angka kumulatif, akan tetapi lebih berkaitan dengan mencari sumber permasalahan dan bagaimana solusinya. Kalau ada permasalahan dalam proses, QC harus berkoordinasi dan memberitahukan kepada supervisor dan atau bagian lain yang bertanggung jawab dalam sewing. Pengambilan keputusan sangatlah penting demi kelancaran proses tersebut. Seorang QC yang berkerja sesuai dengan prosedur akan melakukan hal hal di bawah ini jika menemukan masalah, a. Tindakan ketika menemukan problem di line, Apabila dalam prosesnya menemukan masalah di line, seorang QC harus mengecek bagian operator yang melakukan kesalahan, dan menanyakan alasan peyebab kesalahan dan sumber kesalahan tersebut. Setelah mendapatkan jawaban, QC harus menganalisis dan menentukan problem solving untuk masalah tersebut. Jika murni kesalahan operator, maka operator tersebut harus ditraining kembali untuk memperbaiki kualitasnya. Akan tetapi jika permasalah ditimbulkan oleh masalah mesin dan atau yang lain, maka perlu didiskusikan dengan seseorang yang bertanggung jawab. b. Diskusikan dengan orang yang berwenang, Seperti pada poin pertama, jika menemukan kendala dalam proses produksi. Apabila masalah diluar kendali seorang QC, mereka wajib berkoordinasi dan berkomunikasi dengan bagian yang berhubungan secara langsung. Tanpa melakukan hal tersebut, akan menyalahi prosedur yang ada dan bisa menimbulkan konflik dan kesalahpahaman dalam produksi jikalau bertindak seorang diri tanpa persetujuan dari pihak yang terkait dan pemberitahuan sebelumnya. c. Koordinasi dengan supervisor QC dan QA, Sebelum berdiskusi dengan bagian lain yang berkaitan, lebih baik diskusikan terlebih dahulu dengan masing masing supervisor QC terlebih melakukan tindakan sembrono dengan bertindak seorang diri, jika nanti ada kesalahan tidak ada yang tahu menahu masalah tersebut. Selalu komunikasi dengan supervisor QC jika mendapatkan masalah dalam proses produksi. Jika permasalahan yang dihadapi tentang quality masih belum menemukan solusi, komunikasikan dengan Quality Assurance QA yang bertugas. QA juga bertanggung jawab mengenai quality yang sedang dalam proses produksi. QA juga harus ikut mengontrol quality tersebut. Jadi QC harus selalu berkoordinasi dengan QA untuk membahas tentang quality. Menanamkan sikap yang ketat dalam bekerja dan pengambilan keputusan yang baik, Seorang QC harus mempunyai sikap yang ketat dan tegas jika sudah berbicara tentang quality, jangan sampai karena ada hal hal tertentu yang bersifat subjektif mempengaruhi keputusan tentang hasil produk tersebut. QC harus berani bersikap ketat dan tegas dalam bekerja, jangan meloloskan produk jika itu reject. Keputusan harus diambil dengan tegas sesuai dengan SOP yang berlaku. Adapun sikap sikap QC yang juga harus dimiliki antara lain sebagai berikut a. Harus bisa menentukan quality pass atau fail, QC harus bersikap tegas dan ketat dalam menentukan hasil quality, mereka harus menentukan garmen tersebut pass atau fail. Jika kenyataannya garmen tersebut adalah fail, maka QC harus menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa garment tersebut fail. Jangan sampai terintimidasi oleh pihak lain untuk meloloskan garment tersebut. Karena hal tersebut akan merugikan QC dan pabrik itu sendiri di masa mendatang jika ada complain dari Buyer. Jika quality bagus, maka garmen tersebut diloloskan untuk diproses selanjutnya. Akan tetapi jika quality fail, berilah comment dan menyarankan bagaimana caranya untuk improve quality garmen tersebut. b. Memposisikan seolah kita berada di posisi sebagai penjual dan pembeli, Seorang inspektor quality yang handal, akan memposisikan dirinya sebagai penjual sekaligus pembeli. Pada posisi penjual, mereka akan berpikir apa sih yang menarik dan menjadikan daya tarik dari produk tersebut, dengan quality yang seperti ini apakah produk akan laris di pasaran atau tidak, setidaknya minimal itu yang terpikirkan dalam benak mereka. Sementara kalau dalam posisi pembeli mereka akan berpikir, produk ini layak gak sih, quality nya bagus gak sih, workmanship nya kok model begini ya, jahitannya rapi gak sih, kenapa tidak sesuai dengan yang ada di katalog ya, begitulah umumnya pendapat pembeli ketika melihat produk yang akan dibelinya. Di sini quality team setidaknya harus mempertimbangkan poin poin minimal seperti yang telah disebutkan. Dengan begitu, mereka bisa memberikan keputusan yang tepat tentang produk terkait nilai jualnya. Pertimbangan pertimbangan seperti itulah yang bisa mengembangkan produk tersebut menjadi lebih bernilai nantinya. c. Yakin dengan keputusan sendiri dan jangan mudah terpengaruh pihak lain, Sikap kepercayaan diri sangatlah penting dimiliki, terlebih untuk posisi sebagai leader. Dengan kepercayaan diri mereka tidak mudah terpengaruh ataupun intimidasi dari pihak lain. Terkadang tekanan bisa mempengaruhi kualitas kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan timbul jika seorang QC berpengalaman, mempunyai skill, dan bekerja sesuai dengan SOP. Apabila QC tidak percaya diri, bagaimana operator sewing akan mengikuti instruksinya. Keraguan dalam memberikan instruksi dan mengambil keputusan akan menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap QC tersebut. Sikap pengambilan keputusan sendiri oleh QC sangat penting, dengan begitu artinya QC mempunyai inisiatif, pengalaman, skill, dan sikap yang benar sebagai leader untuk memberikan instruksi dan arahan kepada bagian lainnya. Tidak bisa dipungkiri jika biasanya ada supervisor atau bagian lain yang mencoba mempengaruhi QC tersebut untuk mengubah sesuatu sesuai dengan harus mempunyai pendapat sendiri selama itu benar dan tidak menyalahi prosedur yang ada. Baca juga QC vs QA Quality Control dalam sewing Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas quality control yang ada dalam proses sewing, untuk proses cutting dan lainnya akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Seperti yang kita ketahui proses sewing adalah sangat penting untuk menghasilkan pakaian jadi. Mayoritas karyawan di pabrik adalah operator sewing. Mengingat begitu pentingnya proses sewing ini, harus ada orang yang bertanggung jawab mengontrol quality dari hasil sewing tersebut. Peran seorang quality control sangat penting. Seorang QC harus mempunyai skill dan memahami semua detail tentang garment styling. Adapun hal hal dasar yang harus dipahami oleh QC tentang proses sewing adalah sebagai berikut 1. Mengetahui istilah dan nama nama dalam proses garment, Mengetahui nama nama dalam proses adalah kewajiban utama bagi QC. Jangan sampai salah dalam penyebutan prosesnya, nanti bisa berakibat pada kesalahan dalam pengerjaannya. Misalnya antara inseam dan outseam. Jika penyebutan kedua proses ini terbalik akan berakibat pada kesalahan dalam produksi nantinya. Di bawah ini adalah istilah dan nama nama proses garment yang biasa digunakan. Tali loop Lapisan kantong Low Hip Kantong samping Front& Back Rize Inseam&Outseam Leg / bottom Opening Waist Band Knee Button hole Arm hole Neck Shoulder Side seam hoodie Placket, etc. 2. Mengetahui kontruksi dalam garment, Setelah mengetahui istilah dan nama nama proses garment, QC juga wajib mengetahui kontruksi dari garment tersebut. QC harus paham betul tentang spec, jangan sampai salah mengukur spec. Jika sampai salah mengukur spec akan berakibat fatal pada size garmen yang telah dipesan oleh Buyer. Masing masing bagian dalam garment tersebut memiliki spec nya masing masing dan per size garment juga memiliki spec yang berbeda pula. Jadi jangan sampai terbalik dalam mengukur garment tersebut. Spec adalah hal utama yang harus dipahami oleh QC. Sebelum garment itu jalan di produksi lebih baik QC mereview terlebih dahulu spec nya. Akan berakibat fatal jika seorang QC salah dalam mengukur spec. Selain spec, yang perlu dipahami seorang QC dalam istilah kontruksi antara lain SN = Single Nidle DN = Double Nidle Margin = Jarak deri tepi jahitan / sisi jahitan Kampuh = sisa jahitan Gaug = jarak jahitan I ke jahitan II mesin jarum 2 Tension = setelan mesin SPI = Stitch/ langkah jahitan per inc Vertikal = lurus kebawah Horisontal = lurus kesamping Facing Band = lapisan band dalam Tinggi = Height Lebar = Widht Mengetahui Standar Quality Control QC Standar quality masing masing Buyer bisa berbeda karena masing masing mempunyai regulasi tersendiri. Ada kategori high class Buyer, middle class Buyer, dan low class Buyer. Untuk hal itu, pengecekan quality harus menyesuaikan dengan standar Buyer masing masing. Akan tetapi setidaknya seorang QC minimal harus tahu dan menguasai standar quality tingkat menengah. Akan lebih bagus jika QC juga mampu menguasai pengecekan standar quality yang high class, jadi jika sewaktu waktu mendapatkan order dari Buyer nomer wahid tersebut, QC tidak akan merasa kebingungan karena sudah menguasainya. Dan jika mendapatkan order dari Buyer tingkat menengah ke bawah, tinggal menyesuaikan standarnya saja. Pada umumnya standar quality dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain a. Berdasarkan jenis fabric, Seperti yang telah kita bahas, fabric adalah bahan baku utama dalam membuat pakaian jadi. Dengan fabric yang berkualitas tinggi maka akan diikuti dengan pengecekan standar quality yang tinggi juga. Hal itu berbanding lurus. Tidak mungkin jika menggunakan quality fabric kelas tinggi akan tetapi menggunakan pengecekan standar kelas tiga. Jika hal tersebut terjadi, ini jelas merugikan Buyer. Karena fabric tersebut dibuat untuk pakaian jadi kelas satu dengan harga yang tinggi. Konsumen akan kecewa jika harus membayar mahal tetapi quality pakaian yang dibeli jelek. Pembeli berharap mendapatkan quality yang bagus dari apa yang telah dibayarkannya. Bagi konsumen ekspor, quality adalah yang utama dari pada harga. Baca juga Proses Inspeksi Fabric di Industri Pakaian b. Berdasarkan permintaan dari GSS General Size Sample, GSS atau dikenal dengan General Size Sample adalah suatu panduan atau acuan untuk mengetahui styling dari garment. Dengan mengetahui GSS ini, seorang QC sudah mendapatkan gambaran tentang styling yang akan jalan di line sewing. Dengan panduan tersebut, cara bekerja QC juga akan terarah. Mereka akan tahu dengan sendirinya apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan dengan styling ini, bagaimana pengecekan standar quality nya, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga standar quality tersebut, bagaimana cara memperlakukan styling tersebut. Jika seorang QC tidak memiliki sebuah acuan baku, mereka akan bekerja asal asalan dan tidak sesuai dengan regulasi dari Buyer. c. Berdasarkan permintaan dari Buyer, Sebelum memberika order, Buyer akan menentukan dan menetapkan standar quality untuk style tersebut. Sangat tidak mungkin Buyer tidak mematok quality dari orderannya. Pada umumnya quality dari Buyer sudah tertera dalam manual book masing masing, akan tetapi jika tidak menemukan hal tersebut dalam manual book biasanya mengenai standar quality akan dibahas ketika melakukan Pre Production Order PPM dengan acuan sample original yang telah diapproved oleh Buyer tersebut. Garmen produksi harus merujuk sesuai dengan sample tersebut. Mengetahui poin poin quality dan tindakan antisipatif, Seorang quality control yang sudah berpengalaman dan kompeten tentunya sudah sering menemukan dan menjumpai masalah masalah yang sering terjadi saat proses produksi di line. Untuk garmen style langganan sering order, jika terdapat permasalahan pasti di bagian yang sama secara terus menerus. Jadi, QC seharusnya sudah tahu dan bisa bagaimana cara melakukan tindakan antisipatifnya sehingga tidak mengungari target produksi. Berbeda kalau style yang jalan bervariasi, membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam menemukan Di bawah ini adalah beberapa contoh permasalahan yang sering muncul saat proses produksi a. Quality point kantong bobok, Untuk bagian kantong bobok sendiri sering mengalami probelm saat jalan di line, biasanya antara bagian kantong bobok sebelah kiri dan kanan tidak sama. Kalau menemukan problem yang seperti ini pihak QC harus memperhatikan dan memastikan penggunakan pattren / pola tanda gambar dan pemasangan band harus diberi tanda yang sesuai. b. Quality point waist band, Untuk poin waist band biasanya masalah yang sering ditemui adalah ujung waist band tidak lurus dan antara kanan kiri tidak rata atau tinggi rendah sebelah. Hal yang perlu diperhatikan oleh QC dan tindakan antisipatifnya adalah ketika menutup ujung waist band harus menjaga sudut 90° dan ujungƂ Ƃ waist band harus mengikuti gambar / pola yang sudah ditentukan. c. Quality point outseam dan inseam, Hal ini adalah yang paling sering dijumpai oleh QC dalam bertugas. Outseam dan Inseam kiri kanan tidak sama panjang panjangƂ pendek. Ini adalah masalah klasik yang sering terjadi dalam proses sewing. Ƃ Hal yang perlu diperhatikan adalah usahakan di atas meja mesin diberi tanda ukuran pada waktu stick hem / lipat kaki. d. Quality point kantong depan, Ketika menghadapi masalah kantong depan kanan dan kiri lebarnya tidak sama, hal yang perlu diperhatiakan QC adalah penggunaan pattren sebagai tanda dan ketika memasang band diukur terlebih dahulu dan diberi tanda supaya menjadi balance nantinya antara lebar bagian kanan dan kirinya. e. Quality point rumple, Seperti masalah lainnya, untuk point remple sering dijumpai bahwa bagian kanan dan kiri lebarnya tidak sama, dan tindakan yang perlu dilakukan adalah menggunakan pattern sebagai penanda. Peran pattern dalam setiap proses bagian sewing sangatlah penting dalam menentukan batas ataupun tanda ukuran. Usahakan jangan sampai salah membuat pattern untuk produksi, akan menjadi masalah besar terutama dalam spec. Cara mengukur dan cara menginspect Hal yang paling utama atau skill dasar seorang quality control QC adalah mengukur dan menginspect. QC harus sangat menguasai skill mengukur, jangan sampai salah dalam mengukur spec garment. Tingkat capabilitas QC ada pada cara mereka mengukur sebuah spec. Alat yang harus dimiliki oleh QC adalahmeteran, gunakan meteran yang standar yang digunakan secara seragam dalam pabrik tersebut. Bisa saja terjadi perbedaan spec karena berbeda menggunakan meteran. Mari mengenal beberapa ukuran dalam meteran 1 yardƂ Ƃ = 36 inch ½ yard = 18 inch 1 inchƂ Ƃ = 16/16 atau 8/8 atau cm ½ inchƂ = 8/16 atau 4/8 atau cm ¼ inchƂ = 4/16 atau 2/8Ƃ atau cm Untuk seorang professional, ukuran dalam meteran adalah hal yang biasa dijumpai dalam aktifitas sehari hari, akan tetapi untuk masyarakat pada umumnya membaca ukuran dalam meteran mungkin adalah hal yang cukup rumit, kecuali mereka hafal dengan betul urutan pecahan dalam matematika. Pada kesempatan ini penulis akan membahas secara sederhana cara membaca ukuran dalam meteran seperti gambar di atas. Pecahan terkecil dalam meteran dimulai dari angka 1/16. Akan tetapi di meteran tidak menyebutkan tanda ukuran 1/16, tandanya hanya menyebutkan angka 1/8 di garis strip nomer 1 dari angka 1. Ukuran 1/8 didapat dari penjumlahan angka 1/16 dan 1/16 atau didapat dari dua kali lipatnya angka 1/16. Kemudian angka selanjutnya adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16, ½, dan seterusnya seperti gambar di atas. Setiap lompatan ukuran ditambah 1/16. Akan tetapi di meteran hanya menyebutkan 1/8, ¼, 3/8, ½, 5/8, ¾, 7/8, dan 1 inch sesuai dengan tanda strip di atas. Jika QC sudah menguasai teori dasar tersebut, mereka bisa mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Jangan sampai ada kesalahan pengukuran spec dalam garmen. Karena beda spec akan berakibat fatal pada ukuran garmen. Di bawah ini adalah contoh bagian bagian yang biasa diukur dalam T-shirt a. Neck opening bunder collar pembuka kaki kerah, Untuk bagian neck opening bunder collar cara mengukurnya adalah di kaki kerah posisi untuk kancing. Berdasarkan acuan how to measure styling dan spec, QC harus memastikan ukurannya sesuai. b. Neck width lebar leher, Bagian neck width, cara mengukur spec nya adalah dari tengah leher belakang ke leher depan sesuai dengan acuan spec yang diterima. c. Back Neck width lebar badan belakang, Cara mengukur back neck width adalah dengan mengukurnya dari ujung ketemu ujung di area leher belakang. d. Collar Heigh at Center Back tinggi daun kerah, Untuk bagian collar height at center back cara mengukurnya adalah diukur dari bagian tengah e. Collar Stand Heigh at Center Back, Collar stand height at center back cara mengukurnya adalah dari tinggi kaki kerah bagian belakang. f. Collar Length panjang daun kerah, Untuk collar length atau panjang daun kerah cara mengukurnya adalah ujung ketemu ujung dibagian panjang daun kerah. g. Collar Point lebar ujung daun kerah, Cara mengukur collar point atau lebar ujung daun kerah adalah di lebar dari ujung ke daun kerah. h. Chest, Pengukuran chest adalah dari lebar dada turun 1 inch dari ketiak. Terkadang pengukuran chest sering kali salah karena tidak tepat pada posisi titik awal pengambilan ukuran. i. Waist, Untuk pengukuran waist / pinggang tidak ada acuan baku tergantung dari permintaan di sewing detail dan jangan lupa make sure lagi dengan spec yang diminta. j. Arm hole, Dalam mengukur arm hole, cara ukurnya adalah di lebar tangan mengikuti bentuk lebar tangan. Pastikan kembali ukurannya dengan yang disebutkan dalam spec. k. Center front length, Pengukuran center front length adalah dari sambungan kaki kerah tengah tepat pada lobang kancing bawah. Jangan sampai salah menentukan posisi titik awal pengukuran. l. Center back length, Cara mengukur center back length / panjang badan belakang adalah dari tengah badan belakang ke bottom hem lipatan bawah. m. Length body front, Untuk length body front, cara mengukurnya adalah dari panjang badan depan dari sambungan badan ke bottom hem. n. Untuk tinggi kantong diukur dari sambungan pundak. Mengingat begitu pentingnya ukuran spec, seorang QC tidak boleh sampai salah dalam mengukur per bagian dalam garmen tersebut. Jika terdapat kesalahan dalam pengukuran akan berakibat pada besar kecilnya size yang dipesan. Misalnya konsumen sudah memesan size M akan tetapi garmen yang diterima adalah size XS atau bahkan size XL, pasti konsumen akan komplain kepada outlet dan ini akan berimbas pada kepercayaan dan quality akan produk tersebut dipertanyakan. Hal ini akan menjadi issue besar bagi Buyer. Selain mengukur, QC juga harus menginspect garmen tersebut. Mengukur berbeda dengan menginspect. Mengukur belum tentu menginspect, akan tetapi menginspect sudah pasti ada proses mengukur di dalamnya. Mengukur merupakan akitifas pengukuran garmen yang disesuaikan dengan permintaan Buyer sesuai dengan spec. Sementara menginspect Inspection adalah proses pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas ini bersifat luas, bisa berarti quality produk, bisa berarti ukuran, workmanship, dan visual dari produk Pengertian Inspeksi atau Inspection menurut penulis adalah pemeriksaan secara seksama beserta pengendalian terhadap suatu produk yang dihasilkan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan pada produk tersebut. Dalam pengendalian quality, inspeksi merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Inspection Inspeksi diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang over time dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan limbah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam prakteknya pada Industri Manufakturing, unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi dan Pengujian ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan bahan baku yang disupplai oleh supplier dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan manufakturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan karakteristik dan standar yang ditentukan dari Buyer. Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah komponen komponen yang telah dikirimkan oleh supplier ataupun produk setengah jadi Semi Products dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, biasanya disebut dengan IQC Incoming Quality Control. Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi finished goods yang di produksi oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC atauƂ Outgoing Quality Control. Pada umumnya untuk kedua istilah tersebut kita biasa menyebutnya dengan QC Quality Control. Inspeksi atau Inspection pada dasarnya hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat kesesuaian dengan standar dan karakteristik produk yang yang ditentukan dan memisahkan produk produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas dibawah standar dengan produk produk yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan manufakturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan corrective countermeasure sesuai comment agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang akan datang dan produk tersebut tidak bisa diloloskan untuk ekspor jika kualitasnya buruk. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen Mengingat begitu pentingnya peran seorang Quality Control, dasar dasar dan skill setiap personnya harus selalu ditingkatkan dan upgrade menyesuaikan tuntutan dan permintaan pasar global. Untuk menjaga quality agar tetap bagus secara konsisten, diperlukan adanya sumber daya manusia yang unggul dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Quality produk harus selalu meningkat untuk menjaga persaingan dengan perusahaan lain, minimal harus sama jika ingin tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin maju. Bertahan atau terus maju adalah pilihan yang harus diambil oleh suatu perusahaan, untuk terus maju harus diimbangi dengan quality yang semakin membaik. Untuk menghasilkan quality yang baik dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas dan harus melalui beberapa proses inspeksi setiap prosesnya mulai dari awal sampai dengan akhir proses oleh seseorang yang berkompeten dalam bidangnya. Demikianlah artikel yang bisa penulis paparkan pada kesempatan kali ini, tentunya banyak kekurangan dalam artikel ini, support dari rekan pembaca semua sangat berpengaruh dalam perbaikan artikel. Saran dari pembaca semua akan menambah khasanah keilmuan penulis, mari sama sama belajar dan berkembang bersama. Terima kasih atas kunjungan dan supportnya, tetap kunjungi blog ini untuk mendapatkan update artikel selanjutnya^^. ReferensiƂ ilmumanajemenindustri Referensi garmentsmerchandising Referensi welcomesubarashii
Dalamhal ini pengecekan yang dimaksud lebih condong pada istilah pengecekan material. Karena untuk garment setengah jadi akan di beri istilah QC. Tujuan utama dari quality control yaitu: Memperoleh keuntungan dengan cara yang fleksibel. Menjamin agar pelanggan merasa puas dan investasi bisa kembali. Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the ā€œnormalā€ life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ā„¢ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The ā€œfeelā€ of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4ā€ in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleeceā„¢ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleeceā„¢ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dryā„¢ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft ā€œsilk likeā€ feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft ā€œfuzzyā€ feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders. Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the ā€œnormalā€ life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ā„¢ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The ā€œfeelā€ of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4ā€ in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleeceā„¢ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleeceā„¢ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dryā„¢ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft ā€œsilk likeā€ feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft ā€œfuzzyā€ feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders. Didalamdunia kain banyak istilah-istilah yang kadang terdengar asing ditelinga kita, dalam kesempatan kali ini akan membahas berbagai macam istilah-istilah yan Please Wait Masuk / Daftar Cart. Keranjang Belanja Kosong. All Categories. PROMO KEMERDEKAAN Daftar Istilah Istilah Di Industri Garment ā€œLife is study, if you don’t study you look like not lifeā€ Daftar Istilah Istilah di Industri Garment harus diketahui oleh pelaku industri garment tersebut. Dengan adanya pemahaman istilah ini semuanya akan seragam dan sekata dalam implementasinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu. Istilah istilah dalam industri garment ada banyak sekali, namun semuanya dipelajari dan dibiasakan sehingga akhirnya menguasai dengan sendirinya. Istilah istilah ini akan anda temui jika menekuni industri garment, tentunya daftar istilah yang disebutkan dalam artikel ini terbatas, masih banyak istilah istilah lain. Penulis akan menambahkan istilah istilah lainnya pada kesempatan selanjutnya jika mendapatkan pengetahuan lainnya. Berikut ini adalah beberapa daftar istilah yang biasa di temukan di dunia garment dan fashion. Daftar Istilah di Industri Garment Fabric Fabric merupakan istilah lain dari kain. Fabric adalah kumpulan serat serat baik dari serat alami, buatan, maupun sintesis yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu bahan baku. Fabric inilah yang nantinya menjadi bahan baku utama dalam industri garment. Fabric Weight, Fabric Weight adalah berat fabric baik sebelum ataupun sesudah washing. Approval, Approval adalah acuan persetujuan dari Buyer untuk standarisasi pengerjaan. Baik itu approval fabric maupu aksesories. Benang, Benang adalah sebuah serat yang didapat dari bahan alami maupun buatan. Tebal tipisnya benang tergantung apa yang dibutuhkan. Biasanya dilambangkan dengan Tex, misalnya text 21, text 27, dan yang lainnya. Aksesories, Aksesories adalah bahan pelengkap yang digunakan untuk pakaian, misalnya Kancing, Renda, Zipper, Drawcord, Mobilon Tape, Label, Neck Tape, dan lain-lain. Accu Mark, Accu Mark adalah alat yang dilengkapi komputer digunakan untuk mendesain pakaian, membuat pola, grading sampai gambar penataan pola. Automatic Steam Iron, Automatic Steam Iron adalah seterika otomatis yang dilengkapi pengatur suhu dan air yang secara otomatis dapat mengatur pemberian uap. Bundel, Bundel adalah ikatan dari sejumlah komponen pakaian yang biasanya siap loading untuk di sewing. Bor Kain, Bor Kain adalah alat bor yang digunakan untuk memberi tanda pada komponen pakaian, misalnya tempat saku, kupnat, dan lain-lain. Course, Course adalah arah jeratan kain rajut. Core Spun, Core Spun adalah benang inti multifilament yang dibungkus oleh serat-serat spun. Cacat Kritis, Cacat atau Reject Kritis adalah cacat jahitan pada pakaian yang terlihat dan menyebabkan pakaian tidak dapat dipakai. Cacat Major, Cacat atau Reject Major adalah cacat jahitan pada pakaian tetapi pakaian masih dapat dipakai. Cacat Minor, Cacat atau Reject Minor adalah cacat jahitan kecil pada pakaian dan tidak begitu terlihat. Face to Face, Face to Face adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luat kain saling beradu. Face Down, Face Down adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke bawah. Face Up, Face up adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke atas. Fashion, Fashion adalah mode pakaian. Grading, Grading adalah memperbesar atau memperkecil pola sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Glace Cotton, Glace Cotton adalah benang kapas yang permukaannya diberi lapisan khusus sehingga menjadi kaku dan licin. Interlining, Interlining adalah kain yang digunakan sebagai pengeras komponen tertentu pada pakaian. Intralooping, Intralooping adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang yang dikait oleh lengkungan berikutnya dari benang yang sama. Interlooping, Interlooping adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang dikait oleh lengkungan benang bawah. Interlacing, Interlacing adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang melingkar pada lengkungan benang bawah. Jeratan Rantai, Jeratan Rantai adalah jeratan yang terbentuk dari satu atau lebih benang jarum yang menembus kain dan membentuk lengkungan, kemudian dijerat oleh lengkungan berikutnya sehingga bentuk jeratannya seperti rantai. Jeratan Kunci, Jeratan Kunci adalah jeratan yang terbentuk dari dua atau lebih kelompok benang, dimana benang atas menembus bahan dan dikunci oleh benang bawah atau benang sekoci. Jpm, Jpm adalah jeratan per menit. Katup Sleret atau Zipper Katup Sleret atau yang dikenal dengan Zipper adalah dua helai kain dengan ukuran tertentu yang salah satu sisinya masing-masing mempunyai gigi berbentuk spiral atau berbentuk rantai yang terbuat dari metal atau nylon dan diberi tarikan serta kunci pada ujung gigi sehingga bisa saling menutup apabila ditarik. Kertas Pola, Kertas Pola adalah kertas khusus berwarna putih yang digunakan untuk membuat pola. Kertas Anti Lengket, Kertas Anti Lengket adalah kertas putih tipis yang diletakkan di antara susunan kain untuk mencegah agar komponen yang dipotong tidak lengket satu dengan yang lain. Kertas Marker, Kertas marker adalah kertas khusus dengan lebar tertentu dan berbentuk rol untuk menggambar penataan pola. Kerah Shanghai, Kerah Shanghai adalah kerah kecil yang dipasang berdiri pada leher. Kerah Langsung, Kerah Langsung adalah kerah yang dibuat langsung menyatu dengan bagian badan depan. Kerah Bulat, Kerah Bulat adalah kerah yang berbentuk bulat dan dipasang agak berdiri. Kerah Rebah, Kerah Rebah adalah kerah yang dipasang pada leher dengan posisi rebah atau jatuh ke bagian depan. Lay Out By Product, Lay out By Product adalah tata letak mesin berdasarkan urutan proses pengerjaan. Lay Out By Operation, Lay Out By Opeartion adalah tata letak mesin berdasarkan kelompok operasi pengerjaan. Lay Out By Stationary, Lay Out By Stationary adalah tata letak mesin yang dapat dipindahkan mengikuti bahan baku yang diolah. Law Warp, Law atau Warp adalah arah panjang kain. Marker, Marker adalah gambar penataan pola. Pattern, Pattern adalah potongan potongan berbentuk pola dasar dari bagian garmen yang nantinya dijadikan acuan dalam pemotongan fabric. Cutable, Cutable adalah fabric maksimum yang bisa dipotong, biasanya cutable lebih digunakan untuk mengukur lebar fabric & besar nya lebih kecil dari lebar marker maupun lebar fabric. End to End, End to End adalah ukuran maksimum dari ujung ke ujung dalam fabric, biasanya istilah End to End digunakan untuk mengukur lebar fabric. One way, One way adalah arah potong dengan satu arah Two way, Two way adalah arah potong dengan dua arah Manufaktur, Manufaktur adalah pembuatan barang-barang dengan skala besar baik dengan tangan maupun mesin. Marcerisasi, Marcerisasi adalah proses penyempurnaan pada bahan kapas untuk meningkatkan ketahanan kusut. Multifilament, Multifilament adalah beberapa benang filament yang dirangkap dan digintir menjadi satu dan diberi penyempurnaan resin yang dapat menyatukan rangkapan tersebut. Mon Voven, Mon Voven adalah kain yang dibuat dari lapisan-lapisan surat secara mekanik, kimia, thermal atau saling mengkaitkan antar serat menggunakan jarum. One Way Spreader, One way Spreader adalah mesin penggelar dan penyusun kain yang berjalan satu arah dengan permukaan kain menghadap ke atas atau ke bawah. Operations Process Chart, Operations Process Chart adalah bagan proses pengerjaan yang disesuaikan dengan urutan pengerjaannya. Penakik, Pekanik adalah alat untuk memberikan tanda takil dengan bentuk V atau lurus pada bagian tertentu komponen. Pakan Weft, Pakan atau Weft adalah arah lebar kain. Sintetik, Sintetik adalah buatan atau tiruan. Soft Cotton, Soft Cotton adalah benang kapas yang pada waktu proses pengelantangan atau pencelupan ditambahkan zat pelemas. Tailor, Tailor adalah tukan jahit pakaian. Translucent, Translucent adalah transparan atau tembus pandang. Thermal, Thermal adalah suhu panas atau pemanasan. Up to date, Up to date adalah tidak ketinggalan zaman atau mengetahui kabar terbaru Wash and Wear, Wash and Wear adalah cuci, keringkan langsung pakai. Wale, Wale adalah arah jajaran kain rajut. Waktu Standar, Waktu Standar adalah waktu kerja yang dilakukan oleh operator yang mempunyai keterampilan standar untuk pekerjaan tertentu. Waktu Kerja, Waktu Kerja adalah waktu efektif untuk bekerja. Wased Cotton, Wased Cotton adalah benang kapas yang pada waktu penyempurnaan diberi minyak parafin atau silikon sehingga benang tahan gesekan. Demikian daftar istilah yang lazim ditemui ketika memasuki dunia industri garment, sangat penting untuk mengetahui istilah istilah tersebut, sehingga jika ada pembicaraan maupun pembahasan mengenai garmen akan terjalin komunikasi searah dan sekata sekaligus menghindari kesalahpahaman. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, mari tingkatkan potensi maksimal diri kita sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih telah mengunjungi blog ini, terus nantikan update artikel selanjutnya ^^.
Inilahcontoh soal dan jawaban tes quality control garment dan hal lain yang berhubungan erat dengan contoh soal dan jawaban tes quality control garment serta aspek k3 secara umum di indonesia. Oleh ilham prastya diposting pada juni 5 2020. Quality control qc is a process by which entities review the quality of all factors involved in
Istilah- istilah dalam bidang apparel and garment Accessories merupakan material pelengkap pakaian. Misalnya zipper resleting, button kancing AD merupakan singkatan dari Article Description yang berisi tentang semua keperluan yang ada untuk satu pembuatan garment, baik dari segi design, material yang digunakan, warna yang dipilih, jenis jahitan pada garment, artwork pada garment, packaging dan lain sebagainya yang menyangkut pada detail garment. BOM Merupakan singkatan dari Bill of Material yang berisi material yang digunakan oleh germent tersebut. BOM sendiri merupakan salah satu part yang ada pada AD. Bulk merupakan istilah lain untuk mass production atau produksi dalam jumlah besar. Bundle merupakan sejumlah ikatan komponen dalam pakaian. Misalnya bagian lengan untuk potongan kain pertama hingga bagian lengan untuk potongan ke 100. Button disebut ā€œkancing bajuā€ dalam keseharian. Consumption merupakan istilah untuk penyebutan banyaknya penggunaan material pada satu garment. Embroidery merupakan proses border. Fabric merupakan bahasa inggris dari kain dan bahasa yang kerap dipakai dalam industry textile and garment. Face dalam dunia garment, face yang dimaksud disini adalah face dari fabric. Sehingga face adalah bagian depan dari fabric yang nantinya merupakan tampak luar dari garment tersebut. Finished goods merupakan bahasa lain dari garment yang sudah lolos QC dan siap untuk dikirimkan. Garment merupakan penyebutan global untuk barang jadi setelah sewing. Misalnya adalah penyebutan pants, t-shirt, jacket. Grouping adalah istilah untuk pengelompokan yang didasarkan pada standard yang diberikan oleh buyer. Sehingga akan memberikan status grade pada material tersebut. Interlining merupakan kain yang digunakan untuk pengeras komponen tertentu pada pakaian. Inspection merupakan istillah lain dari pengecekan. Pengecekan dalam hal ini condong pada istilah pengecekan material. Karena untuk garment setengah jadi akan di beri istilah QC. Knuckle adalah bagian dari pocket. Atau lebih jelasnya adalah bagian sisi pocket yang terkena punggung tangan. Layer merupakan banyaknya tumpukan kain. Atau biasa di sebut ā€œlapisanā€ dalam bahasa keseharian. Lining sisi dalam pada garment. Misal baju yang memilikki 2 layer untuk fabricnya, maka bagian sisi dalam yang menyentuh kulit kita di sebut lining. Lot biasanya digunakan dalam penyebutan jumlah fabric. 1 lot fabric adalah satu lembar dangan panjang tertentu fabric dalam satu kali pencelupan warna atau satu kali produksi fabric. Marker merupakan gambar penataan pola dalam satu kertas untuk acuan cutting. Merchandiser adalah sebutan bagi karyawan yang bertugas untuk berhubungan dengan buyer untuk membicarakan semua tentang style yang akan dipesan oleh buyer. Needle adalah bahasa inggris dari jarum dan sering digunakan sebagai bahasa garment. Numbering merupakan proses penomoran untuk setiap lapis kain yang telah dipotong. Berguna untuk memudahkan penyatuan saat proses jahit, karena potongan lapis pertama kain harus digabungkan dengan potongan lain di lapis pertama kain tersebut untuk menghindari adanya shading. Palm merupakan bagian dari pocket. Atau dalam sebutan lain untuk sisi pocket yang terkena telapak tangan. Panel merupakan potongan bagian dalam satu kesatuan garment. Pass Merupakan istilah untuk material atau garment lolos dari tahap tersebut. Pocket sebutan lain untuk ā€œkantongā€ atau ā€œsakuā€ Pola disebut juga pattern, merupakan acuan dalam pemotongan satu bagian garment. Biasanya terbuat dari kertas karton tebal. Roll biasanya digunakan untuk penyebutan material yang berbentuk gulungan. Misal satu roll fabric, maka maksudnya disini adalah satu gulung fabric. Sewing merupakan proses jahit. Shading merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut perbedaan warna pada satu garment. Jika pada lengan dan body terdapat perbedaan warna, padahal memiliki jenis dan warna yang sama, maka perbedaan warna tersebut di sebut sebagai shading, Shell merupakan sisi luar dari garment. Jika fabric memiliki face, maka garment memiliki shell. Yang dalam kata lainnya adalah sisi garment yang nampak atau terlihat di luar. Shrinkage merupakan istilah dari penyusutan SMV merupakan waktu dalam minute yang digunakan dalam pembuatan satu garment. ā€œ Standard Minute Valueā€. Spreading merupakan proses gelaran kain sebelum dilakukan cutting untuk pembuatan garment. Stitch merupakan istilah untuk jahitan. Style merupakan model garment yang di pesan oleh buyer. Warehouse disebut gudang. Dalam bidang apparel and garment, gudang biasanya dibagi menjadi gudang material dan gudang finished goods. Zipper sebutan lain untuk resleting. Dan masih banyak lainnya.. IstilahDalam Olahraga Basket Nama dan teknik dasar bermain basket video ini iseng kita buat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Interactive Broadcasting. Watch Now. Video Materi Bola Basket Video pembelajaran tentang sejarah, peraturan dan tehnik dasar Bola Basket.

Pengertian Garment Garment adalah suatu industri yang mengolah bahan baku kain dari supplier textile dan accessories lainnya dengan menggunakan tenaga kerja yang terampil sehingga menghasilkan suatu produk pakaian jadi dalm skala besar misalnya pakaian wanita, pria, pakaian bayi, sarung tangan dll . Setelah Garment memesan kain kepada textile maka kain itu diolah menjadi style pakaian sesuai dengan pemesan order buyer yang telah ditentukan dengan pengiriman export ke luar negri harus memperhatikan dari kualitas baju jadi karena buyer memiliki standar kualitas tertentu. Istilah istilah dalam industri garment Selanjutnya teman teman bisa juga memahami istilah istilah dalam industri garment, berikut istilah istilahnya 1. Labdip adalah kain kecil yang berbentuk kotak kecil yang digunakan sebagai standar warna untuk memproduksi kain dalam partai besar yang diberikan oleh buyer. Keterangan Biasanya sebelum membeli kain kepada supplier bagian purchasing atau follow up melihat dulu warna celupan kain dari supplier apakah warnanya sama dengan labdip buyer/tidak. Baca Juga PERAN QUALITY CONTROL GARMENT DALAM PROSES BAHANBAKU KAIN 2. Matching Kain adalah Form yang berisi kain per kedatangan Keterangan Saat kain datang ke garment, maka kain akan di cek apakah warnanya sama tidak dengan pengajuan labdip dan pengajuan kain purchasing/follow up. 3. Test Susut/Shrinkage adalah pengukuran ulang dari baju apakah mengalami penyusutan atau tidak. Untuk shringkage setiap buyer memiliki standar tersendiri. Keterangan Saat baju akan dikirim kepada buyer sesuai dengan pesanan model, size spek, warna baju, jahitan. Maka baju tersebut di cek test susut-nya apakah masih dalam standar/tidak, dan di cek juga spirality-nya. 4. Test Luntur adalah Test Luntur merupakan bagian dari mengecek kualitas dari kain yang dikirim, maka dilakukan test luntur dengan skala yang telah ditentukan. 5. Laporan Sortir Kain adalah Laporan kain yang berisi Grade dari kain yang datang apakah Grade A, B, C, D, E setelah dilakukan proses Saat kain datang maka kain akan di sortir di mesin sortir, untuk mengecek dari kualitas kain tersebut apakah banyak defect atau tidak, biasanya pengecekan dilakukan 30%, 50%, 100% tergantung kebijakan perusahaan. Pengecekan sortir kain dilakukan dengan ten point ataupun sistem yang lain. Hasil dari sortir kain adalah sebagai berikut - Kain tersebut Grade A kain kualitas bagus,- Grade B kain bagus, - Grade C kain banyak defect, dihitung apakah kain yang datang mencukupi dengan kain grade C karena biasanya sebagian supplier melebihkan kedatangan kain ke garment. - Grade D kain banyak defect dan bisa di komplen kepada supplier karena kain tidak bisa dipakai- Grade E kain banyak defect dan bisa di komplen kepada supplier karena kain tidak bisa dipakai 6. Marker adalah Pola Untuk membuat baju sesuai dengan model dari buyer Keterangan Pola untuk jahitan biasa dengan pola marker itu berbeda, jika pola jahitan biasa di buat pola untuk membuat satu baju. Sedangkan pola marker dalam satu marker bisa menghasilkan 10-12 baju ataupun lebih tergantung bagaimana kondisi panjang kain dan lebar Baju Inhouse adalah baju yang dibuat sebelum dikirim kepada supplier, biasanya pada baju inhouse dilakukan cek kualitas baju apakah bagus atau tidak, ukuran, susut, luntur, ketahanan printing, bordir dll8. Shading adalah adanya perbedaan warna dalam satu part, misalnya dalam satu kain atau setelah menjadi baju, jika shadingnya parah maka barang bisa di riject, tapi untuk kategori shading memili grade nya Ampar Kain adalah jumlah lembar kain yang sudah dipotong sesuai dengan panjang Setelah kain diambil dari gudang, bagian cutting mengambil kain sesuai instruksi, kain tersebut digunakan dengan marker yang mana. Lalu dilakukan pemotongan, misalnya kain terdapat 10 roll. Dalam satu roll biasanya menghasilkan berapa ampar kain, karena kain diampar lalu di potong sesuai panjang marker. 9. Numbering adalah proses pemberian no pada panel, sesuai seri kain dengan part yag samaKeterangan Kain setelah dilakukan ampar maka dilakukan pemotongan, contohnya ā€œbaju dasterā€ maka dalam satu marker itu terdapat 10 baju daster dengan banyak panel misalnya panel baju depan 1, panel baju belakang 2, panel tangan kiri 3, panel tangan kanan4, panel lapis keringat5. Dalam satu baju daster ada 5 panel x 10 baju = 50 panel, 50 panel tersebut harus di seri kan sesuai dengan seri yang diberikan oleh marker. Maka perlu dilakukan proses numbering sebelum panel tersebut di jahit untuk dikirim ke bagian produksi. 10. Potong Kain adalah memotong kain dengan amparan tertentu menggunakan mesin potong Keterangan Setelah proses ampar selesai maka dilakukan proses pemotongan kain sesuai model pada marker, selanjutnya tumpukan panel disimpan agar masuk ke bagian proses numbering. 11. Bundle adalah Ikatan kompenan dari panel setelah kain di potong Bundle dilakukan agar kain tersebut lebih rapih saat akan dilakukan proses numbering 12. Lot digunakan dalam istilah supplier kain yang dibuat dalam satu kali pencelupan warna, contohnya - Garment memesan kain kepada supplier textile warna turquise jenis kain jersey Quantity 1000kg - Bagian tekstile dalam prosesnya akan membuat kain sesuai pesanan baik warna, kualitas, dan quantity. Kain warna turquise dibuat dalam 3 lot, lot 1 dalam satu kali pencelupan warna menghasilkan 20 500kg roll kain , dilakukan lagi pencelupan warna kedua menghasilkan 10 250kg roll kain , karena kebutuhan garment memesan 1000 kg jadi biasanya supplier melakukan proses di lot ke 3. 13. Overtime adalah kondisi produksi atau cutting yang dimana target pekerjaan harus di capai dengan cara lembur kerja. Keterangan Overtime bisa dikarenakan kondisi barang yang banyak di cutting/di produksi sehingga untuk menghindari penumpukan barang, maka perlu untuk dilakukan lembur. Dikarenakan oleh tidak tercapai target waktu produksi sehingga diperlukan untuk lembur Waktu shipment yang dekat tapi target tidak tercapai sehingga untuk mencapai pengiriman tepat waktu diperlukan lembur, pengiriman yang tidak tepat waktu akan menyebabkan biaya tambahan bagi perusahaan apalagi export karena harus memesan argo pengiriman yang lain agar barang cepat sampai kepada buyer apakah menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. 14. Pola baju adalah pola yang digunakan untuk membuat satu baju dengan model tertentu, misalnya pola untuk membuat baju daster size XL biasanya pola baju untuk garment setelah acc di buat dalam bentuk software setelah itu di buat marker untuk partai besar 15. Sewing adalah istilah dalam industri garment dalam proses menjahit, setelah dari bagian cutting kain dipotong, panel kain sudah di seri tinggal panel tersebut di jahit di bagian sewing sampai menjadi suatu produk jadi contoh baju panjang, daster, kaos dll. 16. Pocket adalah saku dalam baju 17. Lining adalah bagian pelapis daripada baju 18. Hoodi adalah topi dalam jacket 19. Style adalah model garment yang akan dipesan oleh pembeli baik itu model jacket, daster, baju kaos dll20. Warehouse adalah tempat penyimpanan barang kain mentah yang datang dari supplier, misalnya kain datang dari supplier textile maka kain tersebut akan dilakukan pengecekan barang dengan surat jalan dari supplier apakah sesuai atau tidak. Setelah kain akan disimpan di rak yang sudah disediakan. Nah, istilah istilah dalam industri garment perlu untuk dipelajari jika pekerjaan teman teman masuk dalam industri tersebut atau teman teman akan melamar pekerjaan.

Padaujung baris proses dibalik. Bawa jarum keluar ke titik 4, lalu masukkan ke titik 5 dan keluar lagi ke titik 6. Begitu seterusnya hingga satu baris itu menjadi Cross Stitch yang lengkap. Finishing O ff (Tahap Akhir) Saat benang hampir habis sisipkan benang pada bagian belakang kain pada Stitch.--> Gambar pada bagian belakang kain Three

+14 Istilah Istilah Dalam Qc Garment 2023. Accessories komponen pelengkap dalam tahap finishing untuk ditempel ke produk yang. Pada dasarnya merupakan instrumen penjaminan, yaitu jaminan pembayaran guaranty of payment Matematika Qc Garment Contoh Soal Tes Quality Control Di kelas from garmen lebih berfokus kepada industri pakaian jadi, sedangkan textil mencakup keseluruahan proses pembuatan. Transaksi pembayaran yang dibayarkan kemudian barge Bentuk, siluet atau garis luar baju gaun/blus/rok yang menyerupai bentuk huruf a;Quality Control Adalah Upaya Pengendalian Suatu Proses Produksi Agar Proses Berjalan Dengan Baik Sesuai Dengan Standar Mutu Yang Telah siluet atau garis luar baju gaun/blus/rok yang menyerupai bentuk huruf a; Istilah garment istilah dalam industri garmen pakaian/ konveksi 17 januari 2016 apparel terminology and definitions close window abrasion. Daftar istilah di bidang garment dan fashions menurut kamus besar bahasa indonesia, istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Garment Artinya Pakaian komponen pelengkap dalam tahap finishing untuk ditempel ke produk yang. Sempit di bagian atas, melebar ke bawah. Ketahanannya terhadap zat pengelantang cukup baik,.Namun Garmen Lebih Berfokus Kepada Industri Pakaian Jadi, Sedangkan Textil Mencakup Keseluruahan Proses dunia bisnis, sering kali kita mendapatkan supplier dengan menjual barang yang harus mencantumkan ppn 10%. Istilah lainnya adalah clean l/c atau standby l/c. Tongkang, perahu bill of Segi Bahasa, Garmen Berarti Pakaian istilah dalam sales yang jarang orang ketahui. Warehouse atau dalam bahasa indonesia adalah gudang merupakan tempat penyimpanan material maupun. Finished goods merupakan bahasa lain dari garment yang sudah lolos qc dan siap untuk Dasarnya Merupakan Instrumen Penjaminan, Yaitu Jaminan Pembayaran Guaranty Of Payment merupakan penyebutan global untuk barang jadi setelah sewing. Transaksi pembayaran yang dibayarkan kemudian barge G arment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Tentang Istilah Istilah Dalam Qc Garment Sedang Viral Reviewed by Resep Resep Masakan on April 29, 2023 Rating 5

756Istilah-Istilah Dalam Akuntansi Mulai dari Huruf A-Z. 22/02/2022 Baik akuntansi manual atau lebih lagi jika anda menjalankan salah satu software akuntansi yang kebanyakan masih menggunakan istilah dalam bahasa inggris. Oleh karena itu, admin akan membagikan sederetan istilah istilah akuntansi berikut ini secara urut (baca: Alfabetis) dari A
Seperti sudah menjadi tanggung jawab seorang operator quality control agar tak hanya mampu bekerja dengan mengecek kualitas, tapi juga mengerti apa-apa saja yang ada di ruang lingkup QC tersebut. Dengan salah satunya dalam hal istilah-istilahnya. Dimana perkembangan bahasa yang semakin maju dengan kerumitan yang cukup komplek menjadikan istilah dalam bidang QC sebuah tantangan tersendiri. Nah, bagi anda yang ingin tahu apa saja istilah dalam ruang lingkup Quality Control. Berikut ulasannya. 1001 Istilah Dalam Quality Control QC SINKMARK Product Yang dihasilkan dekok/legok tdk rata. SHORTMOLD Product yang dicetak tidak sempurna kurang material FLASH/BURR Product yang dihasilkan melebihi dari hasil cetak. WARPING Product mengalami bentuk yang bengkok. WELDLINE Product yang dihasilkan terdapat garis yang tebal dan memanjang. DENTED Product yang dihasilkan cacat atau ada luka proses. BROKEN Product mengalami patah dan pecah. CRACK Product retak. FLOWMARK Product yang dihasilkan mengalami bentuk/tanda yang bergelombang SHRINKAGE Product yang dihasilkan mengkerut atau menyusut BUBBLE Product berbentuk ada tanda gelembung SILVER STREAK Semburan warna perak BLACK DOT Tanda bintik hitam WHITE DOT Tanda bintik putih STRIPE Ada tanda belang OIL MARK Ada bekas minyak HIGH GATE Gate yang dihasilkan Tinggi WHISKER Pada product terdapat sisa product lebih seperti rambut. BLUSHING Warna pada product kemerah-merahan DEFORMATION Perubahan bentuk dari aslinya. BOW Ada bentuk haluan pada product DISCOLOROTION Perubahan warna MIX CAVITY Product tercampur DIRTY Product kotor SHORTAGE Kurang quantity pada product DEFLECTION Product mengalami bentuk melintir BUSHING LINE Pada product ada bentuk garis seperti cincin EJECTOR MARK Pada product ada bekas ejector yang menonjol diproduct OPEN UP Mengembang UNEVENNES Pada permukaan product tidak rata UGLY SURFACE Permukaan pada product tidak bagus FRAGILE Muda pecah SHINE Berkilau/bercahaya SHARP EDGE Pada product pada tepi tajam FUNZZ LINT MARK Terkena minyak/pelumas FINGER PRINT Ada tanda bekas tangan GLUE STAINT Kotor akibat lem WRONG PARTS Salah komponen MISSING PARTS Komponen yang lepas MATERIAL MISUSE Salah material PACKING MISTAKE Kesalahan packing COLOR NOT STANDART Warna tidak standar COLOR VARIATION Variasi warna FADING MARK Kehilangan warna/luntur/meleber MOTTLES Bercoreng/corek/burik/kasar FOGGY Berkabut/sedikit gelap PITTING MARK Proses yang kedua POOR STAMPING Salah dekorasi SQUEAK SWIVEL Bercak di lubang SMOOTH Stamping tidak penuh WOBBLE Cacat dekorasi MOLD POCK MARK Jarak/jarak pemisah STEP/MISALIGNMENT Langkah FUNGTION FROBLEM Malah pada pungsi product SQUEAK SWIVEL Decit/derit putaranberderit SMOOTH Halus WOBBLE Goyangstabilitas goyang MOLD POCK MARK Bercak/noda akibat mold release OFF CENTER Tidak lurus/tidak center UNEVENNES THICKNESS Tidak rata ketebalannya SCUFF MARK Lecet DEPECTS/UNDER CUTTING Cacat dari pemotongan LONG GATE Gate yang panjang WAVINESS MARK Bergelombang WATER MARK Bercak air IMPACT DENTED Benyok akibat tabrakan COLLAPSED THREAD Ulir yang bergelombang CRAZE/SPLIT Robek/sobek PART BREAK Komponen yang patah CLOSE HOLE MARK Lubang yang tertutup IMPROVEMET/KAIZEN Perbaikan secara berkesinambungan dan terus menerus ACCEPTANCE Persetujuan LIMIT SAMPLE Batas contoh APPROVE SAMPLE Contoh yang disetujui STANDARD SAMPLE Contoh yang distandarkan PRODUCT DEFECT Kerusakan pada product PREVENTIVE ACTION Tindakan CORRECTIVE ACTION Tindakan perbaikan PROBLEM/TROUBLE Masalah PROBLEM SOLVING Pemecahan masalah VERIFICATION Penelusuran CAUSED Penyebab QUALITY CONTROL Kualitas pengendali ASSURANCE Penjamin QUALITY DEVELOPMENT Perkembangan kualitas ON-HOLD Product yang tunggu keputusan PASS-ON Product yang OK REJECT Product tidak bagus NO GOOD NG Product tidak bagus INSPECTION Pemeriksaan IMPLEMENTATION Pelaksanaan dilapangan Ac Acceptance number Jumlah yang bisa diterima Re Rejection number Jumlah yang tidak bisa diterima AQL Acceptance Quality Limit Check Sheet Work Sheet Lembar Kerja Repair Perbaikan Welding Tambal penambahan material dimold MOLD Cetakan DIMENTION Ukuran THICKNESS ketebalan SPECIFIED Ketetapan/Ketentuan DRAWING Gambar CONVEX Cembung CIRCUMFERENCE Lingkaran SECTION Bagian ETCHING Sketsa/Penggoresan MANUSCRIP Naskah SPECIFICATION Bagian-bagian dari isi SURFACE Permukaan DATUM PLANE Bidang Data RADIUS Jari-jari lingkaran DRAFT Konsep ELLIPSE Bulat panjang EMBOSSING Timbul/muncul BACK VIEW Pandangan belakang LEVEL Tingkat LIMIT Batasan JUDGEMENT Keputusan REWORK Pengerjaan Ulang RECHECK Pemeriksaan Ulang RANDOM Acak RANDOM SAMPLING Pemeriksaan secara acak WEIGHT Berat OVERTIME Lembur TRIAL Percobaan INTERNAL Bagian dalam EXTERNAL Bagian luar PROBLEM Masalah DEFECT Kerusakan TROUBLE Masalah COUNTERMEASURE Penyelesain/Penanganan Masalah PROCEDURE Prosedur/Langkah-langkah WORK INSTRUCTION Intruksi kerja QUALIFICATION Persyaratan BLANK Kosong WORK INSTRUCTION Intruksi kerjaQUALIFICATION PersyaratanBLANK Kosong LOT Jumlah Produksi DIGUNAKAN DINEGARA AMERIKABATCH Jumlah Produksi DIGUNAKAN DINEGARA INGGRISISO The International Organization For StandardizationAUDITEE Organisasi/Perusahaan yang di auditAUDITOR Orang yang mempunyai kualifikasi melaksanakan AuditCATATAN MUTU Bukti dari pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam formatKALIBRASI Serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau sistepengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, denganilai – nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. MATERIAL RESIN Bahan baku biji plastikMR Managemen Representative/Wakil managemenEXPIRED KadaluarsaTEMPORARY Bersifat sementaraAPPREARANCE Kelihatan, PenampilanRELIABILITY Hal tahan ujiNON CONFORMITY KetidaksesuaianASSESMENT PenilaianVISUAL Berdasarkan penglihatan
TugasPokok & Tanggung Jawab Terperinci QA. Memiliki tugas poko dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jasa. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data berkualitas. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan memantau
ISTILAH UMUM PADA QC GARMENTLONCAT SKIP STITCH ON............MIRING SLANTINGMELESET RUN OF STITCHING ON..............NGAMBANG LOOSE STITCH ON..........JEBOL FRACTURED AT......../ BURST ON............DUA JALUR UNEVEN JOIN STITCH ON..........KELEBIHAN KELUAR RAW EDGE AT.............TIDAK SAMA / TIDAK RATA UNEVEN...........JAHITAN PUTUS BROKEN STITCH ON............JAHITAN KERUT PUCKERING AT............JAHITAN TERLIPAT PLEATED AT.............PINGGIRAN KAIN VISIBLE PIN HOLE AT............BEKAS JARUM NEEDLE CHEN AT........../ NEEDLE HOLE ATSAMBUNGAN JAHITAN TIDAK RATA UNTIDY JOIN STITCHING AT..............JAHITAN KURANG PANJANG INCOMPLETE STITCH AT..............MELINTIR TWISTED AT............KLIM BAWAH NAIK HIKING AT BOTTOM HEMGELEMBUNG BIBLING / FILLNESSJAHITAN TIDAK RATA/TIDAK LURUS UNEVEN STITCHING ON...........BENTUK BULATAN TIDAK BAGUS CURVE AREA NOT ROUND PROPERLYTIDAK LURUS NOT STRAIGHTBENTUK JELEK.............. POOR SHAPE.......TIDAK SESUAI POLA / SAMPLE NOT POLLOW PATTERN / SAMPLESALAH POLA WRONG PATTERNATRET MENUMPUK REVERSE STITCH TOO MUCHSTIK TIDAK RATA / NAIK – TURUN / BESAR KECIL CROOCKED STITCH / WAVY AT............JAHITAN TIDAK PERLU UNNECESSARRY STITCHING AT............TINGGI SEBELAH HIGH – LOWMENONJOL NOSE EXTENSIONPENGAMBILAN JAHITAN TIDAK SAMA UNEVEN SEAM ALLOWANCE AT.............BALAP UNDERPLY VISIBLE OUTSIDE AT..............NODA MINYAK TIDAK HILANG PERMANENT GREASE MARK AT............KOTOR DIRTY / OIL STAINJAHITAN BENANG BERGUMPAL LUMP OF THREAD AT............BAGIAN BULATAN / BELOKAN TIDAK BAGUS UNSMOOTH CURVE ON............JAHITAN SAMBUNGAN JOIN STITCHING ONJAHITAN KURANG TERBUKA SEAM GAPPING AT............BENANG BELUM DI BERSIHKAN UNCUT THREADS AT............TIDAK SATU JALUR / TIDAK RATA UNBALANCETIDAK MATCHING MIS MATCH..........TIDAK ADA / TIDAK TERPASANG MISSING..........PANJANG TIDAK SAMA UNEVEN.........LENGTHLEBAR TIDAK SAMA UNEVEN.........WIDTHKELEBIHAN JAHITAN EXCESS STITCHING AT............JARAK SPACEJAHIT BANTU KELIHATAN STAY STITCH SHOWING AT.........JAHITAN TERURAI UNSECURE.........STITCHING AT...........COLLAR / KERAH TINGGI KERAH SALAH INCORRECT COLLAR HEIGHTKERAH TIDAK MATCHING MISMATCH COLLARLEBAR PUCUK KERAH KI / KA TIDAK SAMA INCORRECT COLLAR SHAPELEBAR KAKI KERAH TIDAK SAMA UNEVEN WIDTH COLLAR BANDJAHIT KERAH TIDAK RATA UNEVEN COLLAR TOP STITCHJAHIT SAMBUNGAN KERAH TIDAK RATA UNEVEN JOINING TOP COLLAR & BANDJAHIT SAMBUNGAN KERAH ADA LIPATAN PLEATED AT JOINING TOP & BANDJARAK TIE SPACE TIDAK STABIL UNCONSISTANT TIE SPACETIE SPACE TIDAK BENAR INCORRECT TIE SPACEJAHITAN KERAH TERLIHAT SETELAH TUTUP KERAH COLLAR SETTING STITCH SHOW OUTUJUNG KERAH KURANG LANCIP COLLAR POINT NOT SHARPGELEMBUNG SEKELILING KERAH FULLNESS AROUND COLLARSEKELILING KERAH KERUT PUCKERING AROUND COLLARKELEBIHAN JAHITAN PADA UJUNG KERAH EXCESS STITCHING AT COLLAR POINTUJUNG KERAH JEBOL FRACTURED AT COLLAR POINTPASANG KERAH TIDAK MATCHING UNSYMETRICAL COLLAR SETTINGLABEL PEMASANGAN LABEL TIDAK BENAR INCORRECT LABEL SETTINGSALAH LABEL WRONG LABELPASANG LABEL TIDAK RATA UNEVEN LABEL SETTINGPASANG LABEL KURANG TENGAH LABEL SETTING OFF CENTERPASANG LABEL MIRING LABEL SETTING OVERLAPTIDAK PAS LIPATAN LABEL NOT FOLLOWING FOLDED MARK OF LABELPLAKET DEPAN PLAKET MIRING / TIDAK LURUS FRONT PLACKET SLANTING / NOT STRAIGHTPLAKET PANJANG SEBELAH FRONT PLAKET HI – LOWBADAN & PLAKET TIDAK MATCHING MISMATCH FRONT PLAKET WITH BODYJAHIT PLAKET TIDAK RATA UNEVEN FRONT PLAKET TOP STITCHPLAKET BERGELOMBANG FRONT PLACKET WAVYJARAK KANCING TIDAK RATA BUTTON POSITION UN CONSISTANTKANTONG BENTUK KANTONG JELEK POOR SHAPE OF POCKETPENEMPATAN KANTONG TIDAK BENAR INCORRECT POCKET PLACEMENTKANTONG MIRING POCKET SLANTINGHEM KANTONG TIDAK RATA UNEVEN POCKET HEMTUTUP KANTONG LEBIH KECIL / PANJANG DARI KANTONG FLAPS WIDTH SHORTER / LONGER THAN POCKETYOKE SAMBUNGAN BAHU DEPAN BELAKANG TIDAK SAMA UNEVEN JOINING FRONT & BACK YOKESTIK BAHU BELAKANG TIDAK RATA UNEVEN TOP STITCH AT BACK YOKELIPATAN BELEKANG TIDAK PAS TENGAH BACK PLEAT OFF CENTERPOSISI LIPATAN BELAKANG SALAH INCORECT PLEAT POSITIONBENTUK LIPATAN BELAKANG JELEK POOR SHARE OF BACK YOKE PLEATSLEEVE PASANG TANGAN DAN BADAN TIDAK RATA/TIDAK SAMA UNEVEN JOINING SLEEVE & BODYPANJANG TANGAN KANAN – KIRI TIDAK SAMA UNEVEN SLEEVE LENGTHLEBAR PLAKET TANGAN KI / KN TIDAK SAMA UNEVEN SLEEVE PLACKET WIDTHBENTUK PLAKET TANGAN JELEK POOR SHAPE OF SLEEVE PLACKETPANJANG PLAKET TANGAN KI / KN TIDAK SAMA UNEVEN SLEEVE PLAKET LENGTHPASANG TANGAN TIDAK MATCHING MISMATCHED SLEEVE SETTINGSTIK LINGKAR LENGAN KURANG TERBUKA SEAM GAPPING AT ARMHOLE STITCHSTIK LINGKAR LENGAN TERLALU TERBUKA SEAM TOO OPEN AT ARMHOLE STITCHLINGKAR TANGAN MENGKERUT PUCKERING AT ARMHOLESTIK LINGKAR TANGAN TIDAK RATA CROCKED STITCH AT ARMHOLESIDE SEAM SIDE SLIT PANJANG SEBELAH HI – LOW SIDE SLITSTIK SLIDE TIDAK RATA UNEVEN SIDE SLIT STITCHJAHITAN JEBOL PADA SIDE SEAM SIDE SEAM RAW EDGESIDE SEAM MENGERUT PUCKERING AT SIDE SEAMMANSET / CUFF PASANG MANSET MENGKERUT PUCKERING AT CUFF SETTINGBENTUK MANSET JELEK POOR SHAPE CUFFSTIK MANSET TIDAK RATA UNEVEN CUFF STITCHINGUJUNG MANSET TIDAK BULAT END OF CUFF NOT CURVESTIK MANSET TIDAK RATA UNEVEN CUFF STITCHINGUJUNG MANSET TIDAK BULAT END OF CUFF NOT CURVESTIK MANSET BALAP CUFF TOP STITCHING OVERLAPLEBAR MANSET SALAH INCORRECT CUFF WIDTHMANSET TIDAK MATCHING MISMATCH CUFFKLIM BAWAH / BOTTOM HEM KLIM BAWAH JEBOL OPEN SEAM AT BOTTOM HEMKLIM BAWAH TIDAK RATA UNEVEN BOTTOM HEMKLIM BAWAH NAIK HIKING BOTTOM HEMKIIM BAWAH MELINTIR TWISTTED BOTTOM HEMSTIK KLIM BAWAH TIDAK RATA CROOCKED STITCH AT BOTTOM HEMKLIM BAWAH KERUT PUCKERING AT BOTTOM HEM JikaAnda tertarik ingin menguasai bidang ilmu IT ini, mari ketahui dulu istilah- istilah yang umum ditemukan dalam programming dan coding. Daftar Isi [ hide] 1 Mengenal dan Memahami Apa Itu Programming. 2 Manfaat Mempelajari Coding dan Menguasai Banyak Bahasa Pemrograman. 2.1 Membantu meningkatkan potensi pendapatan. Contohnya Noda celupan pada kain tidak melebihi dari 1,25 meter Pengecapanpriting yang jelek tidak melebihi dari 1,25 meter Warna kain yang tidak rata tidak lebih dari 1,25 meter Benang yang lepas pada akhir jahitan Setikan yang rusak masih dapat diperbaiki Lebar kemeja yang tidak sama tapi tidak kelihatan Panjang lengan yang tidak rata tapi kurang dari 9 mm Dan lain-lain e. Quality Control QC for Garment Kendali Mutu Garmen Mutu diperiksa dalam beberapa tahap yang berbeda dalam proses produksi. Departemen kendali mutu merupakan bagian yang terpisah dan bertugas untuk memastikan bahwa hasil akhirnya benar. Manajer Kendali Mutu bertanggung jawab atas departemen ini, di bantu oleh para penyelia di beberapa bagian. Masing – masing pabrik memiliki sistem kendali mutu tersendiri. Semakin rinci dan semakin bermutu bagian kendali mutu, maka semakin baik hasil akhirnya. Oleh karena itu pemeriksaan dilakukan pada beberapa tahap dalam proses produksi. Quality Control Kendali Mutu adalah serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya, atau suatu proses memperbaiki standar produk dari mulai rancangan sampai produk tersebut digunakan oleh konsumen untuk memberikan kehidupan dengan memberikan kondisi. Proses tersebut terdiri dari lima tahapfase, yaitu 1 Menentukan standar kualitas mutu barang untuk menyelesaikan produk garmen seperti menghargai keindahanestetika emotional appeal, daya tahan durability, dan kegunaan utility. 2 Menentukan spesifikasi untuk kebutuhankeperluan bahan dasar raw material untuk mencapai keindahanestetika emotional appeal, daya tahan durability, dan spesifikasi kegunaan utility pada 1. 3 Menentukan spesifikasi untuk proses mesin, kekuatan manusia, kegunaan, perlengkapan, peralatan untuk bidang 1 dengan 2 selama proses berlangsung, pengemasan, dan pengapalan. 4 Menentukan prosedur pemeriksaan kendali mutu Quality Control Inspection yang dibutuhkan untuk memelihara spesifikasi pada 2. 5 Menentukan prosedur pemeriksaan kualitas untuk memelihara spesifikasi pada 3. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut Garment Process Production Sampling Room, Pattern Maker, Marker Making, Spreading, Cutting, Sewing Assembling, Trimming, Pressing, Finishing, Packing, and Shipping. Sumber Quality Control By Djas Winata, IGTC-Bogor FLOW PROCESS WOVEN CIRCULAR KNIT GARMENT Flow Process for Flat Knit Sumber Quality Control By Djas Winata, IGTC-Bogor Masalah-masalah yang kadang muncul dalam industry rajut Flat Knit Industry Bayangan warna shading color Cacat lubang, kesalahan merajut Defect holes, knitting faults Cacat jahitan sewing defect Kotor Dirty Masalah pengukuran Measurement Problems Faktor-faktor Kualitas pada Kain Rajut Quality Factors in Knitted Fabric Wales per inch Course per inch Yarn count Thickness or weight of fabric Fabric dimensional stability Fabric and yarn defect Faktor-faktor Kualitas Garmen Garment Quality Factors Style model Measurement pengukuran Uniformity and color matching Seams Stitch density, stitch type, thread Puckering Appearance Colorfastness to washing, rubbing, water, dry clean, etc Crease Recovery Buttons and buttonholes Seam strength versus fabric strength Fabric defects Garment defect Etc Pemeriksaan Kendali Mutu Quality Control Inspection  Pemeriksaan Bahan Dasar Raw Material Inspection  Pemeriksaan Kain Fabric Inspection Pemeriksaan kain dilakukan untuk menentukan kualitas kain yang akan digunakan untuk garmen. Pemeriksaan kain ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemeriksa kain The Fabric Inspection Machines yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.  Benang Jahit Sewing Thread Benang jahit akan diperiksa dan diuji sesuai dengan karakteristik berikut yarn count, yarn ply, number of twists, twist balance, yarn strength tenacity, dan yarn eleongation. Hal-hal berikut yang harus diperhatikan untuk benang jahit, yaitu Imperfections Ketidaksempurnaancacat benang sebaiknya bebas dari slubs dan knots simpul-simpul. Finish adanya minyak akan menyebabkan benang mudah sliptergelincir dan licin untuk masuk melalui lubang jarum. Color warnanya harus disesuaikan dengan standar Package density Winding lilitan harus seragam Yardage mempunyai panjang yang cukup  Pengancing Fastenings Zippers, Velcro, Hook Eye, Buttons, Buckles, Snap Fasteners, etc.  Lapisan dan bahan Pengisi Interlining and Padding Kualitas interliningbahan pelapis diuji dalam kualitas kain yang sebenarnya dalam temperatursuhu standar dan prosesnya didalam mesin fusing Fusing Machine. Sedangkan untuk paddingbahan pengisi dikontrol dalam berat per meter persegi gram square meter or ozsquare yard, thickness In MM, dan bulkiness. Untuk keperluan pengisi jaket, biasanya padding ini sekalian dijahit pada kain vuringlining-nya. FABRIC GARMENT INSPECTIONS  Pemeriksaan dalam Proses Produksi In Process Inspection  Membentangkan kain Spreading  Pemotongan Kain Cutting  Penjahitan Sewing  Penyeterikaan Pressing Finishing  Pemeriksaan Terakhir Final Inspection  Sampling Plan Single sampling Plan Double Sampling Plan Representative sampling  AQL Acceptable Quality Level  Product Quality Audit i. Selecting the samples for Final Inspection ii. Inspection of the Selected Sampling iii. Verification or Conformity Check iv. Measurements check v. Inspection of Workmanship vi. Final Inspection Results CUTTING TABLE QUALITY CONTROL DEPT Hasil Akhir Pemeriksaan Final Inspection Results Sewaktu semua unit dari sample telah diperiksa, hasil pemeriksaan tersebut dipindah dari lembar kerja pemeriksaan the inspection worksheet ke laporan akhir pemeriksaan the final inspection report. Hanya cacat mayor the major defects yang dicatat dan dilaporkan dalam laporan akhir pemeriksaan. Dengan membandingkan jumlah unit cacat mayor yang sebenarnya dengan jumlah unit cacat mayor yang dapat diterima, pemeriksa the inspector menentukan apakah order diluluskan ataukah ditahan. Order yang Lulus Passed Order Ketika bekerja dalam tempat pusat pemeriksaan, Kepala Pemeriksa The chief Inspector atau Manajer kualitas quality manager akan mengujimemeriksa akurasikeakuratan dari penemuan pemeriksaan dan dimana perlu, menetapkanmenentukan status pemeriksaan inspection status order. Ketika order dinyatakan lulus, Departemen Merchandise The Merchandise Department, departemen pengapalan shipping department dan pengemuka pabrik harus menginformasikan sesegera mungkin bahwa pengapalan akan dilakukan. Jika pemeriksaan dilakukan di pabrik supplier, dan order dinyatakan lulus, pemeriksa boleh membebaskanmelepaskan pengapalan disana. Order yang ditahan Held Order Pada semua kasus, ketika suatu order ditahan, Manajer Kualitas the quality manager harus sudah diberi informasi. Laporan pemeriksaan The inspection report bersama dengan sample yang dinyatakan cacat, harus diberikan kepada manajer kualitas the quality manager. Secara bersama, manajer kualitas dan bagian manajer harus menentukan apakah ada pembetulan order, yang salah satunya dengan mengoreksi atau penyortiran yang dimungkinkan. Ketika ini dapat dilakukan tanpa tanggal pengiriman order, pelanggan tidak memerlukan informasi lagi. Jika demikian, suatu order yang ditahan dan dapat diperbaiki, tetapi tanpa tanggal pengiriman order, pelanggan harus diberi informasi bahwa ordernya yang sedang diperbaiki, akan terlambat tanggal pengirimannya. Dalam kasus order ditahan sesudah pemeriksaan pertama dan kedua dan barang tidak dapat diperbaiki, pelanggan harus secepatnya diberi tahu agar prosedur diblok atau prosedur barang dibatalkan. Hal ini penting, informasi mengenai format prosedur barang dibatalkan atau diblok tersebut adalah lengkap dan benar dan diskripasi tentang kecacatan tersebut menjelaskan secara jelas sifat kecacatannya, sebagai pelanggan akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan tersebut. Barang yang tidak dapat mencapai standar minimum konsumen pabrik akan dipertimbangkan untuk dibatalkan. Sewaktu jawaban untuk format barang yang diblok atau dibatalkanditahan telah diterima dari pelanggan, tindakan selanjutnya akan diambil. Pembebasan dari pengapalan yang ditahandibatalkan hanya boleh diberikan dengan ijin dari manajer kualitas dan bagian manajer. Keduanya harus menandatangani laporan pemeriksaan tersebut. Catatan Perselisihan antara manajer kualitas dan bagian manajer, kantor manajer harus merundingkan. Quality Control QC akan memberikan pemeriksaan akhir final inspectors sebuah Tabel Klasifikasi Barang Afkiran a Reject Classification Table yang mana kualitas cacatnya quality defects sebagai berikut  Repaired to classify as ―First‖ quality.  Repaired to classify as ―Second‖ quality.  Sold as is no repairs as ―Irregular‖ quality. ― Irregularā€ quality disini berkenaan dengan garmenpakaian jadi dengan cacat yang mengakibatkan hilangnya spesifikasi keindahan esthetics, daya tahan durability dan atau kegunaan utility. ā€œ Second ā€œ quality disini berkenaan dengan perbaikan pada kain atau perbaikan cacat yang mengakibatkan hilangnya nilai keindahan esthetic value. Spesifikasi Kualitas Barang untuk Pengiriman Eksport yang Baik Quality merchandise specification for export goods delivery  Konstruksi Kelim Seam Construction  Faktor Spesial Special Factors  Penyelesaian Finishing  Pengancingpenutup Zip Fasteners  Keliman Hems  Pengujiannyang diminta Testing Requirement Strength Abrasion Pilling Snagging Crease Recovery if required Stretch for stretch materials only Dimensional stability Color fastness  Pengancing Fastenings  Saku Pockets  Kerah Collars  Lapisan Interlining  Vuring Lining  Ban Pinggang Waistbands  Benang Threads RANGKUMAN Dari arti suku kata tersebut di atas, maka dapat kita ambil pengertian bahwa Quality Assurance QA adalah ―jaminan mutu‖ atau ―kepastian mutu‖, dan Quality Control QC adalah ―pengawasanpengendalian mutu‖. Jadi Quality Assurance QA and Quality Control QC for garment manufacture adalah ―kepastian dan pengawasankendali mutu pada pakaian jadi yang dibuat oleh pabrik ‖, atau secara sederhana dapat diartikan sebagai ―kepastian mutu pakaian jadi‖. Dengan demikian, maka Quality Assurance QA and Quality Control QC for garment manufacture dapat diartikan sebagai ―kepastianjaminan dan pengawasanpengendalian mutu pakaian jadi dalam proses pembuatannya di pabrik garmen‖. Membahas masalah tugas pemeriksaan mutu produk garmen yang dilakukan oleh QA, maka tidak terlepas dari prosedur pemeriksaannya Inspection Procedures. Oleh karena itu berdasarkan prosedur pemeriksaannya, maka Program Quality Assurance QA atau program penjaminan mutu dibedakan menjadi dua pemeriksaan two inspection, yaitu yang dinamakan dengan Inline Inspection dan Final Inspection Djas Winata-IGTC, 2006. Mutu diperiksa dalam beberapa tahap yang berbeda dalam proses produksi. Departemen kendali mutu merupakan bagian yang terpisah dan bertugas untuk memastikan bahwa hasil akhirnya benar. Manajer Kendali Mutu bertanggung jawab atas departemen ini, di bantu oleh para penyelia di beberapa bagian. Masing – masing pabrik memiliki sistem kendali mutu tersendiri. Semakin rinci dan semakin bermutu bagian kendali mutu, maka semakin baik hasil akhirnya. Oleh karena itu pemeriksaan dilakukan pada beberapa tahap dalam proses produksi. Quality Control Kendali Mutu adalah serangkaian kegiatan yang telah terencana, bertujuan untuk memperbaiki taraf atau standar yang telah dicapai sebelumnya, atau suatu proses memperbaiki standar produk dari mulai rancangan sampai produk tersebut digunakan oleh konsumen untuk memberikan kehidupan dengan memberikan kondisi. BAB III EVALUASI
\n\n\n\n\n\n istilah istilah dalam qc garment
Adapunzakat secara istilah adalah jenis harta tertentu yang pemiliknya diwajibkan untuk memberikannya kepada orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu juga. 1.QC Line. 5 orang. 2.Operator jahit. 500 orang. 3.Operator Obras. 50 orang. Dalam pembukaan undang - undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa 1 Melakukan briefing. Tugas pertama yang dilakukan oleh seorang operator packing saat pertama kali datang ke tempat kerja adalah melakukan briefing. Di dalam briefing ini biasanya ada beberapa poin yang dibahas. Tentu saja semuanya berkaitan dengan pekerjaan yang akan digarap. Briefing biasanya dipimpin oleh leader. .