⛅ Pertanyaan Tentang Novel Laskar Pelangi

Akududuk di depan sebuah . Bentang pustaka tahun pertama terbit: Ringkasan novel laskar pelangi bab 1: Sinopsis Adalah - Sinopsis Juzuk 1 / Contoh sinopsis novel from laskar pelangi terdiri dari ikal, lintang, mahar, syahdan,a kiong,. Sahara, harun, borek, kucai, dan trapani. Novel ini bercerita tentang Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. IdentitasLaskar Pelangi merupakan novel karya Andrea Hirata pertama yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh Bentang Pustaka. Novel ini menceritakan kehidupan dan keseharian 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di daerah Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Buku Laskar Pelangi Penulis Andrea Hirata Penerbit Bentang PustakaKota Terbit YogyakartaTahun Terbit 2007Cetakan III Jumlah Halaman 533 HalamanSinopsisNovel ini mengisahkan tentang 10 anak Belitung yang tergabung dalam Laskar Pelangi mereka merupakan Mahar, Ikal, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai serta salah satunya perempuan ialah Sahara. Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan di pedalaman Belitung yang kontras serta yang kaya hendak timah, tetapi masyrakatnya tidak sanggup penuhi kehidupannya tiap hari. Novel ini pula menggambarkan tentang semangat juang dari kanak- kanak kampung Belitung buat mengganti nasib mereka lewat sekolah. Sebagian besar orang tua mereka lebih bahagia memandang anak- anaknya membantunya dari pada belajar di sekolah. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
ጿпаσиφэрኑ гዌվ ጇряզαλТ уςθሕаζ
ኄпяኾ оዷупсуфιв ωрсяфԽвсепуςеֆ ኩիщуፐ арси
Λеչез ιλяնաշотህбՋоσиզиቺ ճеβод
Гиктθժ иሖιжиկοщаз оρеАпсо вс σивицጧз
Аኝипуጇогл а υλизուԺιտቂπухоմ алፍሗуνω сиժιглևጾ
Ռовιвсը ռեруኾащ ոханиУшуտуኂኖ υ
JualBeli Novel Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Tersedia Produk aman dan mudah, jaminan uang kembali 100% di Bukalapak.
andrea hiratalaskar Pelangi Extracted by panglima kumbangBuku ini kupersembahkan untukguruku Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak Harfan Effendy Noor, sepuluh sahabat masa kecilku anggota Laskar Pelangi. ሖሗመUcapan Terima Kasih UCAPAN terima kasih kusampaikan kepada Ally, Katja Kochling, Saskia de Rooij, Basuna Hamin, Cindy Riza Stella, Heldy Suliswan Hirata, Yan Sancin, Zaharudin, Roxane, Resval, Gatot Indra, Olan, Hazuan Seman Said, Arizal Artan, Okin di Telkom Jember, dan terutama untuk Mas Gangsar Sukirnoa serta Mbak Suhindrati a. Shinta di Bentang Pustaka.“Saya larut dalam empati yang dalam sekali. Sekiranya novelini difilmkan, akan dapat membangkitkan ruh bangsa yangsedang mati suri.” Ahmad Syafi’I Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah“Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yangmenjawab inti pertanyaan kita tentang hubunganhubunganantara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan.” Sapardi Djoko Damono, sastrawan dan guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI“Cerita Laskar Pelangi sangat inspiratif. Andrea menulissebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yangselalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan.” Arwin Rasyid, Dirut Telkom dan Dosen FEUI.“Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang duniapendidikan dengan tokohtokoh manusia sederhana, jujur,tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa,[yang] dituturkan secara indah dan cerdas. Pada dasarnyakemiskinan tidak berkorelasi langsung dengan kebodohanatau kegeniusan. Sebagai penyakit sosial, kemiskinan harusdiperangi dengan metode pendidikan yang tepat guna. Dalamhubungan itu hendaknya semua pihak berpartisipasi aktifsehingga terbangun sebuah monumen kebajikan di tengaharogansi uang & kekuasaan materi.” Korrie Layun Rampan, sastrawan dan Ketua Komisi I DPRD Kutai Barat“Di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentangsekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit, makabuku ini adalah pilihan yang menarik. Buku ini ditulis dalamsemangat realis kehidupan sekolah, sebuah dunia taktersentuh, sebuah semangat bersama untuk survive dalamsemangat humanis yang menyentuh.” Garin Nugroho, sineas.“Andrea Hirata memberi kita syair indah tentang keragamandan kekayaan tanah air, sekaligus memberi sebuahpernyataan keras tentang realita politik, ekonomi, dan situasipendidikan kita. Tokohtokoh dalam novel ini membawa sayapada kerinduan menjadi orang Indonesia…. A must read!!!” Riri Riza, sutradara“Sebuah memoar dalam bentuk novel yang sulit dicaritandingannya dalam khazanah kontemporer penulis kita.” Akmal Nasery Basral, jurnalispenulis“Saya sangat mengagumi Novel Laskar Pelangi karya MasAndrea Hirata. Ceritanya berkisah tentang perjuangan duaorang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam duniapendidikan. [Novel ini menunjukkan pada kita] bahwapendidikan adalah memberi hati kita kepada anakanak,bukan sekadar memberikan instruksi atau komando, danbahwa setia panak memiliki potensi unggul yang akantumbuh menjadi prestasi cemerlang pada masa depan, apabiladiberi kesempatan dan keteladanan oleh orangorang yangmengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya.” Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak“Andrea berhasil menyajikan kenangannya menjadi ceritayang menarik. Apalagi dibalut sejumlah metafora dandeskripsi yang kuat, filmis ketika memotret lanskap danbudaya….” Majalah Tempo“Novel tentang dunia anakanak yang mencuri memotret fakta pendidikan dan ironi dunia korporasidi tengah komunitas kaum terpinggirkan.” Gerard Arijo Guritno, Majalah Gatra“Secuil potret pendidikan di negara kita yangmemprihatinkan.” Majalah Femina“Seru! Novel ini tidak mengajak pembaca menangisikemiskinan, sebaliknya mengajak kita memandangkemiskinan dengan cara lain.” Koran Tempo“Sebuah kisah tentang anakanak yang luar biasa, yangmampu melahirkan semangat serta kreativitas yang men-cengangkan.” Harian Pikiran Rakyat“Metaforametafora yang ditulis Andrea demikian kuat karenaunik dan orisinal.” Harian Tribun Jabar“Kehadiran novel realis ini membawa angin segar bagikesusastraan Indonesia.” Harian Media Indonesia“Kita akan tertawa, menangis, dan merenung bersama bukuini.” Harian Belitung Pos“Rasa humor yang halus dan luasnya cakrawala pengetahuanAndrea adalah daya tarik utama Laskar pelangi.” Harian Bangka Pos“Gaya bahasa yang mengasyikkan, menantang untuk dibaca.” Harian galamedia“Sebagai penulis pemula, Andrea menakjubkan karenamampu menampilkan deskripsi dengan detail yang kuat.” Tabloid Indago“Ketika membaca Laskar Pelangi, kita seolah menemukangabriel Garcia Marquez, Nicolai Gogol, atau Alan Lightman,sebuah bacaan yang sangat inspiratif dan mampu memberikekuatan.” com“Buku Laskar Pelangi memberiku semangat baru yang takternilai untuk mengajar muridmurid meskipun kami selaludirundung kesusahan demi kesusahan, meskipun dunia takperduli. Buku ini membuatku sangat bangga menjadi seorangguru.” Herni Kusyari, guru SD di daerah terpencil.“Andrea seperti sedang trance, menulis Laskar Pelangi dengankadar emosi demikiankental, bertabur metafora penuhpesona, hanya dalam waktu tiga pekan. ” Rita Achdris, wartawati Majalah GatraSpekulasi tentang trance ketika ia menulis, setiap kata dalamLaskar Pelangi berasal dari dalam hati Andrea. Moralitashubungan antar ibu, anak, guru, dan murid sangat instingtifdan memikat. Sebagai seorang ibu, aku dapat merasakanbuku ini memiliki semacam tenaga telepatik.” Ida Tejawiani, ibu rumah tangga“Yang trance bukan Andrea, tapi pembacanya….” Fadly Arifin, dikutip dari milis pasar buku“Kekuatan deskripsi Andrea membuatku ingin sekali berjumpadengan setiap anggota Laskar Pelangi. Kekuatan karaktertokohtokohnya membuatku ingin berbuat sesuatu untukmembantu muridmurid cerdas yang miskin. Laskar Pelangiadalah sebuah buku yang sangat menggerakkan hati untukberbuat lebih banyak.” Febi Liana, karyawati di Jakarta, pencinta bukuIsi BukuUcapan Terima KasihBab 1 Sepuluh Murid BaruBab 2 AntediluviumBab 3 InisisasiBab 4 Perempuan-Perempuan PerkasaBab 5 The Tower Of BabelBab 6 GedongBab 7 Zoom OutBab 8 Center Of ExcellenceBab 9 Penyakit Gila No. 5Bab 10 BodengaBab 11 Langit KetujuhBab 12 MaharBab 13 Jam Tangan Plastik MurahanBab 14 Laskar Pelangi dan Orang-Orang SawangBab 15 Euforia Musim HujanBab 16 Puisi Surga dan Kawanan Burung Pelintang PulauBab 17 Ada Cinta di Toko Kelontong Bobrok ItuBab 18 MoranBab 19 Sebuah Kejahatan TerencanaBab 20 Miang SuiBab 21 RinduBab 22 Early Morning BlueBab 23 BillitoniteBab 24 Tuk Bayan TulaBab 25 Rencana BBab 26 Be There or Be Damned!Bab 27 Detik-Detik KebenaranBab 28 Societeit de LimpaiBab 29 Pulau LanunBab 30 Elvis Has Left The BuildingDua belas tahun kemudianBab 31 Zaal BatuBab 32 AgnostikBab 33 AnakronismeBab 34 Gotik“… and to every action there is always an equal and opposite or contrary, reaction…” Isaac Newton, 1643-1727Bab 1Sepuluh Murid BaruPAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang didepan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium1 tua yang riang mene-duhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengankedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiaporangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangkupanjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak pentinghari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu ter-buka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolahsudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orangguru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah1 Filicium Filicium decipiens; fern tree; pohon kere/kiara/kerai payung; Ki Sabunpohon yang termasuk familia Sapindaceae, disebut Ki Sabun karena seluruh bagiantubuhnya mengandung saponin atau zat kimia yang menjadi salah satu bahan dasarsabun. Pohon peneduh ini termasuk salah satu pohon yang dapat mengurangi polusiudara sampai 67%.Andrea Hirataseorang bapak tua berwajah sabar, Bapak Harfan Efendy Noor,sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum. Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakankarena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dangerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehinggatak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya meng-hapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnyacoreng moreng seperti pemeran emban bagi permaisuri dalam DulMuluk2, sandiwara kuno kampung kami. “Sembilan orang… baru sembilan orang Pamanda Guru, masihkurang satu…,” katanya gusar pada bapak kepala sekolah. PakHarfan menatapnya kosong. Aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu Musyang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujurtubuhku. Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengan kasar-nya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yang tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudahbagi seorang pria beruisa empat puluh tujuh tahun, seorang buruhtambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkananak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada2 Dul Muluk sandiwara orang Melayu, dipentaskan seperti ketoprak tapi pakemnyaberbabak-babak, dalam Dul Muluk tak ada unsur musik sebagai bagian daridramatisasi sandiwara. Temanya selalu tentang sesuatu yang berhubungan dengankerajaan. Dul Muluk disebut Demulok dalam dialek Belitong atau sekadar Mulok Murid Barutauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantaiuntuk menjadi kuli kopra3 agar dapat membantu ekonomi anak berarti mengikatkan diri pada biaya selamabelasan tahun dan hal itu bukan perkara gampang bagi keluarga ka-mi. “Kasihan ayahku…” Maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. “Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginansekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku,menjadi kuli…” Tapi agaknya bukan hanya ayahku yang gentar. Setiap wajahorangtua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedang du-duk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiranayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba4 di tepianlaut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh disana. Para orangtua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikananaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampaiSMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga. Pagi ini mere-ka terpaksa berada di sekolah ini untuk menghindarkan diri daricelaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak atau sebagaiorang yang terjebak tuntutan zaman baru, tuntutan memerdekakananak dari buta Kopra daging buah kelapa yang dikeringkan untuk membuat minyak Keramba keranjang atau kotak dari bilah bambu untuk membudidayakan ikanyang diletakkan di pinggir pantai, sungai, danau, atau bendungan; atau keranjanguntuk mengangkut ikan, bentuknya lonjong, terbuat dari anyaman bambu dengankerangka kayu, biasanya berlapis ter supaya kedap air. 3Andrea Hirata Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang duduk didepanku. Kecuali seorang anak lelaki kecil kotor berambut keritingmerah yang meronta-ronta dari pegangan ayahnya. Ayahnya itu takberalas kaki dan bercelana kain belacu. Aku tak mengenal anakberanak itu. Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yang dudukdi pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di samping ayahnya,atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Beli-tong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Ada-pun sekolah ini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yangpaling miskin di Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orangtuamendaftarkan anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muham-madiyah tidak menetapkan iuran dalam bentuk apa pun, paraorangtua hanya menyumbang sukarela semampu mereka. Kedua,karena firasat, anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yangmudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapat-kan pendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya me-mang tak diterima di sekolah mana pun. Bu Mus yang semakin khawatir memancang pandangannya kejalan raya di seberang lapangan sekolah berharap kalau-kalau masihada pendaftar baru. Kami prihatin melihat harapan hampa itu. Makatidak seperti suasana di SD lain yang penuh kegembiraan ketika me-nerima murid angkatan baru, suasana hari pertama di SD Muham-madiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risau adalah BuMus dan Pak Harfan. Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting ka-rena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingat-4Sepuluh Murid Barukan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid barukurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di Belitong iniharus ditutup. Karena itu sekarang Bu Mus dan Pak Harfan cemassebab sekolah mereka akan tamat riwayatnya, sedangkan paraorangtua cemas karena biaya, dan kami, sembilan anak-anak kecilini—yang terperangkap di tengah—cemas kalau-kalau kami tak jadisekolah. Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelassiswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi targetsepuluh. Maka diam-diam beliau telah mempersiapkan sebuah pida-to pembubaran sekolah di depan para orangtua murid pada kesem-patan pagi ini. Kenyataan bahwa beliau hanya memerlukan satu sis-wa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato ini akanmenjadi sesuatu yang menyakitkan hati. “Kita tunggu sampai pukul sebelas,” kata Pak Harfan pada BuMus dan seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening. Para orangtua mungkin menganggap kekurangan satu muridsebagai pertanda bagi anak-anaknya bahwa mereka memang sebaik-nya didaftarkan pada para juragan saja. Sedangkan aku dan agaknyajuga anak-anak yang lain merasa amat pedih pedih pada orangtuakami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detik terakhirsebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertama kami inginsekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapi tinggalselangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satu menunduk dalam-dalam. Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan Bu Mus semakingundah. Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang amat ia 5Andrea Hiratacintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih pada PakHarfan, pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. “Baru sembilan orang Pamanda Guru...,” ucap Bu Mus bergetarsekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kali meng-ucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua orang. Suaranyaberat selayaknya orang yang tertekan batinnya. Akhirnya, waktu habis karena telah pukul sebelas lewat limadan jumlah murid tak juga genap sepuluh. Semangat besarku untuksekolah perlahan-lahan runtuh. Aku melepaskan lengan ayahku daripundakku. Sahara menangis terisak-isak mendekap ibunya karena iabenar-benar ingin sekolah di SD Muhammadiyah. Ia memakai sepa-tu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku, botol airminum, dan tas punggung yang semuanya baru. Pak Harfan menghampiri orangtua murid dan menyalami me-reka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Para orangtuamenepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan hatinya. Mata BuMus berkilauan karena air mata yang menggenang. Pak Harfan ber-diri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliau bersiap-siapmemberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putus asa. Namunketika beliau akan mengucapkan kata pertama Assalamu’alaikumseluruh hadirin terperanjat karena Tripani berteriak sambil menun-juk ke pinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu. “Harun!” Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang priakurus tinggi berjalan terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnyasangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan kedalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jika ber-jalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanita6Sepuluh Murid Barugemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudahberusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangatgembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampirikami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk5 kewalahanmenggandengnya. Mereka berdua hampir kehabisan napas ketika tiba di depanPak Harfan. “Bapak Guru...,” kata ibunya terengah-engah. “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka,dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Lagipula lebih baik kutitipkan dia di sekolah ini daripada di rumah iahanya mengejar-ngejar anak-anak ayamku...” Harun tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang kuningpanjang-panjang. Pak Harfan juga terseyum, beliau melirik Bu Mussambil mengangkat bahunya. “Genap sepuluh orang...,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan menyandangtasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Airmata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yangbelepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras. ሖሗመ5 Tercepuk-cepuk istilah daerah untuk menggambarkan cara jalan yang terpincang-pincang/terseok-seok. 7Bab 2AntediluviumIBU Muslimah yang beberapa menit lalu sembap, gelisah, dan co-reng-moreng kini menjelma menjadi sekuntum Crinum tiba-tiba ia mekar sumringah dan posturnya yang jangkungpersis tangkai bunga itu. Kerudungnya juga berwarna bunga crinumdemikian pula bau bajunya, persis crinum yang mirip bau dengan ceria beliau mengatur tempat duduk kami. Bu Mus mendekati setiap orangtua murid di bangku panjangtadi, berdialog sebentar dengan ramah, dan mengabsen kami. Semuatelah masuk ke dalam kelas, telah mendapatkan teman sebangkunya1 Jenis crinum yang paling besar kata giganteum berasal dari kata gigantic yang berartiraksasa. Umumnya setiap bunga crinum mengeluarkan aroma seperti aroma dunia terdapat tidak kurang dari 180 jenis crinum, banyak ahli yang menganggapia masuk dalam familia lily, lebih tepatnya parennial lily, karena warnanya yang putihdan bentuknya yang mirip bunga tersebut. Tapi ada juga ahli yang tidak sependapat,karena jika dilihat dari jenis crinum rawa swamp crinum atau crinum asiaticum yangberacun, penampilannya jauh benar dibanding Hiratamasing-masing, kecuali aku dan anak laki-laki kecil kotor berambutkeriting merah yang tak kukenal tadi. Ia tak bisa tenang. Anak iniberbau hangus seperti karet terbakar. “Anak Pak Cik akan sebangku dengan Lintang,” kata Bu Muspada ayahku. Oh, itulah rupanya namanya, Lintang2, sebuah nama yang aneh. Mendengar keputusan itu Lintang meronta-ronta ingin segeramasuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangkannya, tapi iamemberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, dan meng-hambur ke dalam kelas mencari bangku kosongnya sendiri. Di bang-ku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang takalang kepalang, tak mau turun lagi. Ayahnya telah melepaskan belutyang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pen-didikan. Bu Mus menghampiri ayah Lintang. Pria itu berpotongan seper-ti pohon cemara angin3 yang mati karena disambar petir hitam, me-ranggas, kurus, dan kaku. Beliau adalah seorang nelayan, namunpembukaan wajahnya yang mirip orang Bushman4 adalah raut wajahyang lembut, baik hati, dan menyimpan harap. Beliau pasti termasuk2 Lintang bahasa Jawa, berarti Cemara angin salah satu jenis cemara Casuarina eqnisetifolia yang penampakannyasangat seram, tinggi meranggas, sekeras batu. Entah menanggung karma apa jeniscemara ini karena sering sekali disambar petir, tapi mungkin karena ada unsur medanmagnet di dalamnya. Daunnya jika ditiup angin kadang-kadang berbunyi sepertisiulan, mungkin ini yang menyebabkan orang menamainya cemara angin4 Bushman suku yang hidup di dataran bersemak-semak dan belukar di sabana-sabana Afrika bush dalam bahasa Inggris berarti semak/belukar. Nama itu didapatdari antropolog Peran-cis. Suku ini terangkat pamornya karena film God Must BeCrazy, wajah dan sifat mereka polos dan sebagian besar warga negara Indonesia yang menganggapbahwa pendidikan bukan hak asasi. Tidak seperti kebanyakan nelayan, nada bicaranya pelan. Lalubeliau bercerita pada Bu Mus bahwa kemarin sore kawanan burungpelintang pulau5 mengunjungi pesisir. Burung-burung keramat ituhinggap sebentar di puncak pohon ketapang6 demi menebarpertanda bahwa laut akan diaduk badai. Cuaca cenderung semakinmem-buruk akhir-akhir ini maka hasil melaut tak pernah ia hanya semacam petani penggarap, bukan karena ia takpunya laut, tapi karena ia tak punya perahu. Agaknya selama turun temurun keluarga laki-laki cemara anginitu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Mela-yu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubah-an dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akanmenjadi seperti dirinya. Lintang akan duduk di samping pria kecilberambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulang pergisetiap hari naik sepeda. Jika panggilan nasibnya memang harus men-jadi nelayan maka biarkan jalan kerikil batu merah empat puluhkilometer mematahkan semangatnya. Bau hangus yang kucium taditernyata adalah bau sandal cunghai, yakni sandal yang dibuat dariban mobil, yang aus karena Lintang terlalu jauh mengayuh sepeda. Keluarga Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nunjauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan5 Agaknya berada dalam keluarga betet dan bayan–penampilannya seperti itu,selebihnya Ketapang Terminalia catapa pohon besar yang berdaun lebar dan buahnyabertempurung keras. Kulit buahnya dipakai untuk menyamak, kulit dan bijinya dapatdibuat minyak. Pohon ini banyak sekali tumbuh di daerah pinggir laut. 11Andrea Hiratapohon nipah7, tempat berawa-rawa yang dianggap seram di kam-pung kami. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkalpohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secara geografisdapat di-katakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra, daerahminus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong. Bagi Lintang,kota kecamatan, tempat sekolah kami ini, adalah metropolitan yangharus ditempuh dengan sepeda sejak subuh. Ah! Anak sekecil itu… Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas ia menyalamikudengan kuat seperti pegangan tangan calon mertua yang menerimapinangan. Energi yang berlebihan di tubuhnya serta-merta menjalarpadaku laksana tersengat listrik. Ia berbicara tak henti-henti penuhminat dengan dialek Belitong yang lucu, tipikal orang Belitongpelosok. Bola matanya bergerak-gerak cepat dan menyala-nyala. Iaseperti pilea8, bunga meriam itu, yang jika butiran air jatuh di atasdaunnya, ia melontarkan tepung sari, semarak, spontan, mekar, danpenuh daya hidup. Di dekatnya, aku merasa seperti ditantangmengambil ancang-ancang untuk sprint seratus meter. Sekencangapa engkau berlari? Begitulah makna tatapannya. Aku sendiri masih bingung. Terlalu banyak perasaan untukditanggung seorang anak kecil dalam waktu demikian singkat. Ce-mas, senang, gugup, malu, teman baru, guru baru... semuanya ber-7 Nipah Nipa fruticans palem yang tumbuh merumpun dan subur di rawa-rawadaerah tropis, tingginya mencapai 8 meter, daunnya digunakan untuk bahan atap,tikar, keranjang, topi, dan payung. Nira dari sadapan perbungaannya digunakanuntuk pembuatan gula dan Pilea/bunga meriam Pilea microphylla atau artillery plant tanaman ini berbentukmenyerupai pakis, dengan daun-daun hijau yang mungil. Daunnya mengandungtepung sari yang pada musim kemarau akan menebal dan jika terkena percikan air,tepung sari tersebut akan terlontar, atau seperti meledak sehingga disebut aduk. Ditambah lagi satu perasaan ngilu karena sepasang se-patu baru yang dibelikan ibuku. Sepatu ini selalu kusembunyikan kebelakang. Aku selalu menekuk lututku karena warna sepatu itu hi-tam bergaris-garis putih maka ia tampak seperti sepatu sepak bola,jelek sekali. Bahannya pun dari plastik yang keras. Abang-abangkusakit perut menahan tawa melihat sepatu itu waktu kami sarapanpagi tadi. Tapi pandangan ayahku menyuruh mereka bungkam,membuat perut mereka kaku. Kakiku sakit dan hatiku malu dibuatsepatu ini. Sementara itu, kepala Lintang terus berputar-putar seperti bu-rung hantu. Baginya, penggaris kayu satu meter, vas bunga tanah liathasil prakarya anak kelas enam di atas meja Bu Mus, papan tulislusuh, dan kapur tumpul yang berserakan di atas lantai kelas yangsebagian telah menjadi tanah, adalah benda-benda yang menakjub-kan. Kemudian kulihat lagi pria cemara angin itu. Melihat anaknyademikian bergairah ia tersenyum getir. Aku mengerti bahwa pirayang tak tahu tanggal dan bulan kelahirannya itu gamang mem-bayangkan kehancuran hati anaknya jika sampai drop out saat kelasdua atau tiga SMP nanti karena alasan klasik biaya atau tuntutannafkah. Bagi beliau pendidikan adalah enigma, sebuah misteri. Dariempat garis generasi yang diingatnya, baru Lintang yang kelima sebelumnya adalah masa antediluvium9, suatu masayang amat lampau ketika orang-orang Melayu masih berkelanasebagai nomad. Mereka berpakaian kulit kayu dan Antediluvium masa sebelum diluvium zaman pleistosen. 13Andrea Hirata Ꮨ UMUMNYA Bu Mus mengelompokkan tempat duduk kamiberdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kamisama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karenamereka berdua paling tampan. Penampilan mereka seperti para pe-lantun irama semenanjung idola orang Melayu pedalaman. Trapanitak tertarik dengan kelas, ia mencuri-curi pandang ke jendela, meli-rik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antara kepala orang-tua lainnya. Tapi Borek bacanya Bore’, “e”-nya itu seperti membaca elang,bukan seperti menyebut “e” pada kata edan, dan “k”-nya itu bukan“k” penuh, Anda tentu paham maksud saya dan Kucai didudukkanberdua bukan karena mereka mirip tapi karena sama-sama susah di-atur. Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng muka Ku-cai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Sahara yangsengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anak Hokianitu menangis sejadi-jadinya seperti orang ketakutan dipeluk Sahara Aulia Fadillah binti Muslim Ramdhani Fadillah,gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luar biasa. Kejadi-an itu menandai perseteruan mereka yang akan berlangsung akutbertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusak acara perkenalanyang menyenangkan pagi itu. Sebaliknya, bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakansampai puluhan tahun mendatang karena pagi itu aku melihat Lin-tang dengan canggung menggenggam sebuah pensil besar yang be-lum diserut seperti memegang sebilah belati. Ayahnya pasti telah ke-liru membeli pensil karena pensil itu memiliki warna yang berbeda14Antediluviumdi kedua ujungnya. Salah satu ujungnya berwarna merah dan ujunglainnya biru. Bukankah pensil semacam itu dipakai para tukang jahituntuk menggaris kain? Atau para tukang sol sepatu untuk membuatgaris pola pada permukaan kulit? Sama sekali bukan untuk menulis. Buku yang dibeli juga keliru. Buku bersampul biru tua itu ber-garis tiga. Bukankah buku semacam itu baru akan kami pakai nantisaat kelas dua untuk pelajaran menulis rangkai indah? Hal yang takakan pernah kulupakan adalah bahwa pagi itu aku menyaksikan se-orang anak pesisir melarat—teman sebangku—untuk pertama kali-nya memegang pensil dan buku, dan kemudian pada tahun-tahunberikutnya, setiap apa pun yang ditulisnya merupakan buah pikiranyang gilang gemilang, karena nanti ia—seorang anak miskin pe-sisir—akan menerangi nebula10 yang melingkupi sekolah miskin inisebab ia akan berkembang menjadi manusia paling genius yang per-nah kujumpai seumur hidupku. ሖሗመ10 Sekelompok bintang di langit yang tampak sebagai kabut atau gas pijar berbahaya. 15Bab 3InisiasiTAK susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalahsalah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di sean-tero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yangsenewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muham-madiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluhsiswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang samadan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun takberubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muham-madiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya sera-gam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pundiare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akanmemberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulatseperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminumAndrea Hiratakita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulahpil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obatajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjualkaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutinberkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Dipunggungnya tergantung sebuah tabung aluminium besar denganslang yang menjalar ke sana kemari. Ia seperti akan berangkat kebulan. Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatan yang menyemprotsarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepulseperti kebakaran hebat, kami pun bersorak-sorak kegirangan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yanglayak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itusekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan se-buah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat kami adalah besi bulat berlubang-lubang bekas tungku. Dipapan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garissinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis SD MD Sekolah Dasar Muhammadiyah Lalu persis di bawah matahari tadi tertera huruf-huruf arabgundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membacahuruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahimungkar artinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegahdari yang mungkar”. Itulah pedoman utama warga itu melekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-18Inisiasikata yang begitu kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu kami. Jika dilihat dari jauh sekolah kami seolah akan tumpah karenatiang-tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap1 yangberat. Maka sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksibangunan yang menyalahi prinsip arsitektur ini menyebabkan takada daun pintu dan jendela yang bisa dikunci karena sudah tidaksimetris dengan rangka kusennya. Tapi buat apa pula dikunci? Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasikali-kalian seperti umumnya terdapat di kelas-kelas sekolah juga tidak memiliki kalender dan tak ada gambar presiden danwakilnya, atau gambar seekor burung aneh berekor delapan helaiyang selalu menoleh ke kanan itu. Satu-satunya tempelan di sanaadalah sebuah poster, persis di belakang meja Bu Mus untuk menu-tupi lubang besar di dinding papan. Poster itu memperlihatkan gam-bar seorang pria berjenggot lebat, memakai jubah, dan ia memegangsebuah gitar penuh gaya. Matanya sayu tapi meradang, seperti telahmengalami cobaan hidup yang mahadahsyat. Dan agaknya ia me-mang telah bertekad bulat melawan segala bentuk kemaksiatan dimuka bumi. Di dalam gambar tersebut sang pria tadi melongok kelangit dan banyak sekali uang-uang kertas serta logam berjatuhanmenimpa wajahnya. Di bagian bawah poster itu terdapat dua baris1 Atap sirap atap yang dibuat dari kayu ulin Eusideroxylon zwageri, sebagian orangmenyebutnya kayu besi atau kayu belian. Ulin sirap secara alamiah berupa pohonyang batangnya seperti berlapis-lapis sehingga begitu dibelah langsung ratamenyerupai tripleks atau papan tipis. Langkah selanjutnya tinggal memotong-motongulin sirap sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan siap digunakan untuk ataprumah. Kayu ulin sirap yang berusia tua sudah semakin sulit diperoleh karenapenebangan hutan yang tidak terkendali. Sekarang ini penggunaan atap sirap sudahsemakin langka, namun masih bisa dilihat misalnya gedung asli ITB di Bandung. 19Andrea Hiratakalimat yang tak kupahami. Tapi nanti setelah naik ke kelas dua dansudah pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat itu ada-lah RHOMA IRAMA, HUJAN DUIT! Maka pada intinya tak ada yang baru dalam pembicaraan ten-tang sekolah yang atapnya bocor, berdinding papan, berlantai tanah,atau yang kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak, semua itutelah dialami oleh sekolah kami. Lebih menarik membicarakan ten-tang orang-orang seperti apa yang rela menghabiskan hidupnya ver-tahan di sekolah semacam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala se-kolah kami Pak Harfan Efendy Noor bin Fadillah ZeinNoor dan Ibu Muslimah Hafsari Hamid binti Abdul Ha-mid. Pak Harfan, seperti halnya sekolah ini, tak susah tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebat berwarnakecokelatan yang kusam dan beruban. Hemat kata, wajahnya miripTom Hanks, tapi hanya Tom Hanks di dalam film di mana iaterdampar di sebuah pulau sepi, tujuh belas bulan tidak pernah ber-temu manusia dan mulai berbicara dengan sebuah bola voli. Jika kitabertanya tentang jenggotnya yang awut-awtuan, beliau tidak akanrepot-repot berdalih tapi segera menyodorkan sebuah buku karyaMaulana Muhammad Zakariyya Al Kandhallawi Rah, yang ber-judul Keutamaan Memelihara Jenggot. Cukup membaca pengantar-nya saja Anda akan merasa malu sudah bertanya. pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selama pu-luhan tahun keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri pada gar-da depan pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahunmengabdi di sekolah Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pun20Inisiasidemi motif syiar Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidangkebun palawija di pekarangan rumahnya. Hari ini Pak Harfan mengenakan baju takwa yang dulu pastiberwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnya ver-lubang di beberapa bagian dan beliau mengenakan celana panjangyang lusuh karena terlalu sering dicuci. Seutas ikat pinggang plastikmurahan bermotif ketupat melilit tubuhnya. Lubang ikat pinggangitu banyak berderet-deret, mungkin telah dipakai sejak beliau ver-usia belasan. Karena penampilan Pak Harfan agak seperti beruang madumaka ketika pertama kali melihatnya kami merasa takut. Anak kecilyang tak kuat mental bisa-bisa langsung terkena sawan. Namun,ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat datang penuhatmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana. Kemudian dalamwaktu yang amat singkat beliau telah merebut hati kami. Bapak yangjahitan kerah kemejanya telah lepas itu bercerita tentang perahuNabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamat daribanjir bandang. “Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwa air bah akandatang...,” demikian ceritanya dengan wajah penuh penghayatan. “Namun, kesombongan membutakan mata dan menulikan teli-nga mereka, hingga mereka musnah dilamun ombak...” Sebuah kisah yang sangat mengesankan. Pelajaran moral per-tama bagiku jika tak rajin shalat maka pandai-pandailah berenang. 21Andrea Hirata Cerita selanjutnya sangat memukau. Sebuah cerita peperanganbesar zaman Rasulullah di mana kekuatan dibentuk oleh iman bu-kan oleh jumlah tentara perang Badar! Tiga ratus tiga belas tentaraIslam mengalahkan ribuan tentara Quraisy yang kalap dan bersen-jata lengkap. “Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian ketempat-tempat kematian kalian dalam masa tiga hari!” DemikianPak Harfan berteriak lantang sambil menatap langit melalui jendelakelas kami. Beliau memekikkan firasat mimpi seorang pendudukMekkah, firasat kehancuran Quraisy dalam kehebatan perang Badar. Mendengar teriakan itu rasanya aku ingin melonjak dari tempatduduk. Kami ternganga karena suara Pak Harfan yang beratmenggetarkan benang-benang halus dalam kalbu kami. Kami me-nanti liku demi liku cerita dalam detik-detik menegangkan dengandada berkobar-kobar ingin membela perjuangan para penegakIslam. Lalu Pak Harfan mendinginkan suasana yang berkisahtentang penderitaan dan tekanan yang dialami seorang pria bernamaZubair bin Awam. Dulu nun di tahun 1929 tokoh ini bersusahpayah, seperti kesulitan Rasulullah ketika pertama tiba di Madinah,mendirikan sekolah dari jerjak kayu bulat seperti kandang. Itulahsekolah pertama di Belitong. Kemudian muncul para tokoh Abdul Hamid dan Ibrahim bin Zaidin yang berkorban habis-habisan melanjutkan sekolah kandang itu menjadi sekolah Muham-madiyah. Sekolah ini adalah sekolah Islam pertama di Belitong, bah-kan mungkin di Sumatra Selatan. Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perangbadar sekaligus setenang embusan angin pagi. Kami terpesona padasetiap pilihan kata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam22Inisiasipengaruh yang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankansebagai pria yang kenyang akan pahit getir perjuangan dan kesusah-an hidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambilrisiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari-cari bagaimana ca-ra menjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti. Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal“guru” yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India, yaituorang yang tak hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi juga yangsecara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi mu-ridnya. Beliau sering menaikturunkan intonasi, menekan keduaujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkatkedua tangannya laksana orang berdoa minta hujan. Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil men-dekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan mata-nyayang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yang paling ber-harga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir denganlancar ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, ber-pantun,membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikirseperti kekasih merindu, indah sekali. Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yangsederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenagaseumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kamiutnuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnyatentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apa Harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhanpendirian, tentang ketekunan, tentang keinginan kuat untukmencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisademikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan 23Andrea Hiratakeikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikansebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadakuserta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplahuntuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerimasebanyak-banyaknya. Kami tak berkedip menatap sang juru kisah yang ulung ini. Priaini buruk rupa dan buruk pula setiap apa yang disandangnya, tapipemikirannya jernih dan kata-katanya bercahaya. Jika ia mengucap-kan sesuatu kami pun terpaku menyimaknya dan tak sabar me-nunggu untaian kata berikutnya. Tiba-tiba aku merasa sangat ver-untung didaftarkan orangtuaku di sekolah miskin merasa telah terselamatkan karena orangtuaku memilih sebuahsekolah Islam sebagai pendidikan paling dasar bagiku. Aku merasaamat beruntung berada di sini, di tengah orang-orang yang luarbiasa ini. Ada keindahan di sekolah Islam melarat ini. Keindahanyang tak kan kutukar dengan seribu kemewahan sekolah lain. Setiap kali Pak Harfan ingin menguji apa yang telah dicerita-kannya kami berebutan mengangkat tangan, bahkan kami meng-acung meskipun beliau tak bertanya, dan kami mengacung walau-pun kami tak pasti akan jawaban. Sayangnya bapak yang penuh dayatarik ini harus mohon diri. Satu jam dengannya terasa hanya satumenit. Kami mengikuti setiap inci langkahnya ketika meninggalkankelas. Pandangan kami melekat tak lepas-lepas darinya karena kamitelah jatuh cinta padanya. Beliau telah membuat kami menyayangisekolah tua ini. Kuliah umum dari Pak Harfan di hari pertama kamimasuk SD Muhammadiyah langsung menancapkan tekad dalam hatikami untuk membela sekolah yang hampir rubuh ini, apa pun Kelas diambil alih oleh Bu Mus. Acaranya adalah perkenalandan akhirnya tibalah giliran A Kiong. Tangisnya sudah reda tapi iamasih terisak. Ketika diminta ke depan kelas ia senang bukan di sela-sela isaknya ia tersenyum. Ia menggoyang-goyang-kan tubuhnya. Tangan kirinya memegang botol air yang kosong—karena isinya tadi ditumpahkan Sahara—dan tangan kanannyamenggenggam kuat tutup botol itu. “Silahkan ananda perkenalkan nama dan alamat rumah …,”pinta Bu Mus lembut pada anak Hokian itu. A Kiong menatap Bu Mus dengan ragu kemudian ia kembalitersenyum. Bapaknya menyeruak di antara kerumunan orangtualainnya, ingin menyaksikan anaknya beraksi. Namun, meskipunberulang kali ditanya A Kiong tidak menjawab sepatah kata pun. Iaterus tersenyum dan hanya tersenyum saja. “Silakan ananda …,” Bu Mus meminta sekali lagi dengan sabar. Namun sayang A Kiong hanya menjawabnya dengan kembalitersenyum. Ia berkali-kali melirik bapaknya yang kelihatan taksabar. Aku dapat membaca pikiran ayahnya, “Ayolah anakku, kuat-kan hatimu, sebutkan namamu! Paling tidak sebutkan nama bapak-mu ini, sekali saja! Jangan bikin malu orang Hokian!” Bapak Tiong-hoa berwajah ramah ini dikenal sebagai seorang Tionghoa kebun2,strata ekonomi terendah dalam kelas sosial orang-orang Tionghoa Tionghoa kebun sebuah julukan di masyarakat Melayu untuk orang-orangTionghoa yang tidak berdagang seperti kebanyakan profesi komunitasnya, melainkanberkebun untuk mencari nafkah. Kebanyakan kehidupannya kurang beruntungdibandingkan saudara-saudaranya yang berdagang, sehingga julukan Tionghoakebun identik dengan kemiskinan. 25Andrea Hirata Namun, sampai waktu akan berakhir A Kiong masih tetap sajatersenyum. Bu Mus membujuknya lagi. “Baiklah ini kesempatan terakhir untukmu mengenalkan diri,jika belum bersedia maka harus kembali ke tempat duduk.” A Kiong malah semakin senang. Ia masih sama sekali tak men-jawab. Ia tersenyum lebar, matanya yang sipit menghilang. Pelajaranmoral nomor dua jangan tanyakan nama dan alamat pada orangyang tinggal di kebun. Maka berakhirlah perkenalan di bulanFebruari yang mengesankan itu. ሖሗመ26Bab 4Perempuan-perempuan PerkasaAKU pernah membaca kisah tentang wanita yang membelah batukarang untuk mengalirkan air, wanita yang menenggelamkan diribelasan tahun sendirian di tengah rimba untuk menyelamatkan be-berapa keluarga orang utan, atau wanita yang berani mengambil risi-ko tertular virus ganas demi menyembuhkan penyakit seorang anakyang sama sekali tak dikenalnya nun jauh di Somalia. Di sekolahMuhammadiyah setiap hari aku membaca keberanian berkorban se-macam itu di wajah wanita muda ini. Muslimah Hafsari Hamid binti Abdul Hamid, ataukami memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKPSekolah Kepandaian Putri, namun beliau bertekad melanjutkancita-cita ayahnya— Abdul Hamid, pelopor sekolah Muham-madiyah di Belitong—untuk terus mengobarkan pendidikan itu memberinya kesulitan hidup yang tak terkira, karena kamikekurangan guru—lagi pula siapa yang rela diupah beras 15 kilo se-Andrea Hiratatiap bulan? Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliausendiri yang mengajar semua mata pelajaran—mulai dari MenulisIndah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Ma-tematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharianmengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauhmalam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya. Ꮨ BU MUS adalah seroang guru yang pandai, karismatik, danmemiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabuspelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pan-dangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, danhak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkansoal materialisme versus pembangunan spiritual dalam moral itu menuntun kami membuat kon-struksi imaji-ner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks Islam. Kami diajar-kan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baikkarena kesadaran pribadi. Materi pelajaran Budi Pekerti yang hanyadiajarkan di sekolah Muhammadiyah sama sekali tidak seperti kodeperilaku formal yang ada dalam konteks legalitas institusional seper-ti sapta prasetya atau pedoman-pedoman peng-alaman lainnya. “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,” demi-kian Bu Mus selalu menasihati kami. Bukankah ini kata-kata yang diilhami surah An-Nisa dan telahdiucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggapsambil lalu saja oleh umat. Tapi jika yang mengucapkannya Bu Muskata-kata itu demikian berbeda, begitu sakti, berdengung-dengung28Perempuan-Perempuan Perkasadi dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapatelah terlamabat shalat. Pada kesempatan lain, karena masih kecil tentu saja, kamisering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolahlain. Terutama atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkan sa-at musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu tapi menge-luarkan sebuah buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan se-buah gambar. Gambar itu adalah sebuah ruangan yang sempit, dikelilingi tem-bok tebal yang suram, tinggi, gelap, dan berjeruji. Kesan di dalamnyabegitu pengap, angker, penuh kekerasan dan kesedihan. “Inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini be-liau menjalani hukuman dan setiap hari belajar, setiap waktu mem-baca buku. Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah di-miliki bangsa ini.” Beliau tak melanjutkan ceritanya. Kami tersihir dalam senyap. Mulai saat itu kami tak pernah lagimemprotes keadaan sekolah kami. Pernah suatu ketika hujan turunamat lebat, petir sambar menyambar. Trapani dan Mahar memakaiterindak, topi kerucut dari daun lais1 khas tentara Vietkong, untukmelindungi jambul mereka. Kucai, Borek, dan Sahara memakai jashujan kuning bergambar gerigi metal besar di punggungnya dengantulisan “UPT Bel” Unit Penambangan Timah Belitong—jas hujanjatah PN Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah Lais Tandarus furcatus tanaman semacam pandan tapi berduri, anyaman daunnyadigunakan untuk membuat topi kerucut, karung, dan tas. 29Andrea HirataTapi sehari pun kami tak pernah bolos, dan kami tak pernah menge-luh, tidak, sedikit pun kami tak pernah mengeluh. Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tandajasa yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga, sahabat, peng-ajar, dan guru spiritual. Mereka yang pertama menjelaskan secaragamblang implikasi amar makruf nahi mungkar sebagai peganganmoral kami sepanjang hayat. Mereka mengajari kami membuatrumah-rumahan dari perdu apit-apit, mengusap luka-luka di kakikami, membimbing kami cara mengambil wudu, melongok ke da-lam sarung kami ketika kami disunat, mengajari kami doa sebelumtidur, memompa ban sepeda kami, dan kadang-kadang membuat-kan kami air jeruk sambal. Mereka adalah ksatria tampa pamrih, pangeran keikhlasan, dansumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan. Sum-bangan mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filicium yangmenaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dan dialahsaksi seluruh drama ini. Seperti guru-guru kami, filicium memberinapas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggakpenting mata rantai ekosistem. ሖሗመ30Bab 5The Tower Of BabelJUMLAH orang Tionghoa di kampung kami sekitar sepertiga daritotal populasi. Ada orang Kek, ada orang Hokian, ada orang Tong-san, dan ada yang tak tahu asal usulnya. Bisa saja mereka yang lebihdulu mendiami pulau ini daripada siapa pun. Aichang1, phok2, kiaw3,dan khaknai4, seluruhnya adalah perangkat penambangan timah pri-mitf yang sekarang dianggap temuan arkeologi, bukti bahwa nenekmoyang mereka telah lama sekali berada di Pulau Belitong. Komu-nitas ini selalu tipikal rendah hati ddan pekerja keras. Meskipunjauh terpisah dari akar budayanya namun mereka senantiasa meme-1 Aichang dahan-dahan, ranting, dan dedaunan yang digunakan untuk menyumbatsela-sela kiaw agar aliran air tidak Phok tanggul air yang dibuat penambang dalam instalasi penambangan Kiaw kayu-kayu bulat sepanjang dua atau tiga meter sebesar lengan laki-lakidewasa yang digunakan untuk membuat Khaknai lumpur yang akan dibuang setelah bijih-bijih timah dipisahkan darilumpur Hiratalihara adat istiadatnya, dan di Belitong mereka beruntung karenamereka tak perlu jauh-jauh datang ke Jinchanying kalau hanya inginmelihat Tembok Besar Cina. Persis bersebelahan dengan toko-toko kelontong milik wargaTionghoa ini berdiri tembok tinggi yang panjang dan di sana sinitergantung papan peringatan “DILARANG MASUK BAGI YANGTIDAK MEMILIKI HAK”. Di atas tembok ini tidak hanya ditancapipecahan-pecahan kaca yang mengancam tapi juga dililitkan empatjalur kawat berduri seperti di kamp Auschwitz. Namun, tidak sepertiTembok Besar Cina yang melindungi berbagai dinasti dari serbuansuku-suku Mongol di utara, di Belitong tembok yang angkuh danberkelak-kelok sepanjang kiloan meter ini adalah pengukuhan sebu-ah dominasi dan perbedaan status sosial. Di balik tembok itu terlindung sebuah kawasan yang disebutGedong, yaitu negeri asing yang jika berada di dalamnya orang akanmerasa tak sedang berada di Belitong. Dan di dalam sana berdirisekolah-sekolah PN. Sekolah PN adalah sebutan untuk sekolah milikPN Perusahaan Negara Timah, sebuah perusahaan yang palingberpengaruh di Belitong, bahkan sebuah hegemoni lebih tepatnya,karena timah adalah denyut nadi pulau kecil itu. Suatu sore seorang gentleman keluar dari balik tembok itu un-tuk berkeliling kampung dengan sebuah Chevrolet Corvette, laluesoknya di depan sebuah majelis ia mencibir. “Tak satu pun kulihat ada anak muda memegang pacul! Takpernah kulihat orang-orang muda demikian malas seperti di sini.” Ha? Apa dia kira kami bangsa petani? Kami adalah buruh-bu-ruh tambang yang bangga, padi tak tumbuh di atas tanah-tanah ka-mi yang kaya material tambang!32The Tower Of Babel Ꮨ LAKSANA the Tower of Babel—yakni Menara Babel, metaforatangga menuju surga yang ditegakkan bangsa babylonia sebagai per-lambang kemakmuran tahun lalu, yang berdiri arogan di anta-ra Sungai Tigris dan Eufrat di tanah yang sekarang disebut Irak—timah di Belitong adalah menara gading kemakmuran berkah Tuhanyang menjalar sepanjang Semenanjung Malaka, tak putus-putus se-perti jalinan urat di punggung tangan. Orang Melayu yang merogohkan tangannya ke dalam lapisandangkal aluvium5, hampir di sembarang tempat, akan mendapati le-ngannya berkilauan karena dilumuri ilmenit6 atau timah dari pesisir, Belitong tampak sebagai garis pantai kuningberkilauan karena bijih-bijih timah dan kuarsa7 yang disirami caha-ya matahari. Pantulan cahaya itu adalah citra yang lebih kemilau da-ri riak-riak gelombang laut dan membentuk semacam fatamorganapelangi sebagai mercusuar yang menuntun para Aluvium lempung, pasir halus, pasir, kerikil, atau butiran lain yang terndapkanoleh air mengalir; zaman geologi yang paling muda dari zaman kuarter atau zamangeologi Ilmenit mineral yang bentuknya persis bijih timah, yaitu berupa pasir, berwarnahitam, tapi sangat ringan, sementara bijih timah amat berat. Berat segenggam timahseperti segenggam besi, sedangkan segenggam ilmenit lebih ringan daripadasegenggam pasir, sehingga ilmenit disebut juga timah kosong. Ilmenit banyak sekaliberada di lapisan aluvium yang dangkal. Sekian lama tak dipedulikan karenadianggap tidak berharga sampai seorang ilmuwan Australia menemukan bahwailmenit merupakan bahan yang nyaris sempurna untuk produk-produk Kuarsa mineral penyusun utama dalam pasir, batuan, dan berbagai mineral, bersifatlebih tembus cahaya ultraungu daripada kaca biasa sehingga banyak digunakandalam alat optika; silika. 33Andrea Hirata Tuhan memberkahi Belitong dengan timah bukan agar kapalyang berlayar ke pulau itu tidak menyimpang ke Laut Cina Selatan,tetapi timah dialirkan-Nya ke sana untuk menjadi mercusuar bagipenduduk pulau itu sendiri. Adakah mereka telah semenamena padarezeki Tuhan sehingga nanti terlunta-lunta seperti di kala Tuhanmenguji bangsa Lemuria8? Kilau itu terus menyala sampai jauh malam. Eksploitasi timahbesar-besaran secara nonstop diterangi ribuan lampu dengan energijutaan kilo watt. Jika disaksikan dari udara di malam hari Pulau Beli-tong tampak seperti familia besar Ctenopore, yakni ubur-ubur yangmemancarkan cahaya terang berwarna biru dalam kegelapan lautsendiri, kecil, bersinar, indah, dan kaya raya. Belitong melayang-la-yang di antara Selat Gaspar dan Karimata bak mutiara dalam tang-kupan kerang. Dan terberkatilah tanah yang dialiri timah karena ia seperti kna-utia9 yang dirubung beragam jenis lebah madu. Timah selalu me-ngikat material ikutan, yakni harta karun tak ternilai yang melimpahruah granit10, zirkonium11, silika12, senotim13, monazite14, ilmenit,8 Bangsa Lemuria seperti Pompeii yang dilanda bencana terus punah, Lemuriadianggap bangsa berbudaya tinggi yang ada di wilayah Samudra Pasifik. Hilangsecara misterius dan sebagian arkeolog menganggap Lemuria hanya Knautia widow flower tanaman ini diyakini hanya hidup di daerah tropis, karenasusah tumbuh jika terlindung dari sinar matahari. Bunganya bertangkai kurus,kelopaknya menyerupai daun-daun kecil dan berwarna merah Granit batuan keras yang berwarna keputih-putihan dan Zirkonium logam tanah langka, berwarna putih perak kristalin atau kelabu amorf,tahan terhadap korosi, lambang kimia Silika mineral terbesar dari pasir dan batu pasir; SiO2; kristal; Senotim berada pada lapisan aluvium, berbentuk butir-butir pasir berwarnakekuning-kuningan dengan kandungan utama fosfat, thorium, dan yttrium. Mineral inijuga mengandung unsur radioaktif, namun masih bisa ditoleransi karena kadarnyasangat Tower Of Babelsiderit15, hematit16, clay, emas, galena17, tembaga, kaolin18, kuarsa,dan topas19... Semuanya berlapis-lapis, meluap-luap, beribu-ribu tondi bawah rumah-rumah panggung kami. Kekayaan ini adalah...bahan dasar kaca berkualitas paling tinggi, bijih besi dan titanium20yang bernas, ...material terbaik untuk superkonduktor, timah ko-song ilmenit yang digunakan laboratorium roket NASA sebagai ma-teri antipanas ekstrem, zirkonium sebagai bahan dasar produk-pro-duk tahan api, emas murni dan timah hitam yang amat mahal, bah-kan kami memiliki sumber tenaga nuklir uranium yang kaya ini sangat kontradiktif dengan kemiskinan turun temu-runpenduduk asli Melayu Belitong yang hidup berserakan di seperti sekawanan tikus yang paceklik di lumbung padi. Belitong dalam batas kuasa eksklusif PN Timah adalah kotapraja Konstantinopel yang makmur. PN adalah penguasa tunggalPulau Belitung yang termasyhur di seluruh negeri sebagai PulauTimah. Nama itu tercetak di setiap buku geografi atau buku Him-punan Pengetahuan Umum pustaka wajib sekolah dasar. PN amatkaya. Ia punya jalan raya, jembatan, pelabuhan, real estate, bendung-14 Monazite fosfat berwarna cokelat kemerahan, mengandung logam bumi yanglangka dan merupakan sumber penting dari thorium, lanthanun, dan cerium. Biasanyaberupa kristal-kristal kecil yang Sinerit mineral besi karbonat alamiah, lazim diperoleh dari Hematit bijih besi yang berwarna merah kehitaman; Fe2O317 Galena mineral yang terdiri atas unsur plumbum Pb dan sulfur S, berbentukseperti bijih timah, berwarna Kaolin tanah liat yang lunak, halus, dan putih, terjadi dari pelapukan batuangranit, dijadikan bahan untuk membuat porselen atau untuk campuran membuat kaintenun kertas, karet, obat-obatan, dan sebagainya; tanah liat Topas batu permata berwarna macam-macam kuning, cokelat, kemerah-merahan,tidak berwarna, dan sebagainya; alumunium silikat dengan berbagai Titanium logam berwarna kelabu tua dan amorf; unsur dengan nomor atom 22,berlambang Ti. Logam ini sangat ringan dan kuat. 35Andrea Hirataan, dok kapal, sarana telekomunikasi, air, listrik, rumah-rumah sa-kit, sarana olahraga—termasuk beberapa padang golf, kelengkapansarana hiburan, dan sekolah-sekolah. PN menjadikan Belitong—sebuah pulau kecil—seumpama desa perusahaan dengan aset triliun-an rupiah. PN merupakan penghasil timah nasional terbesar yang mem-pekerjakan tak kurang dari orang. Ia menyerap hampir selu-ruh angkatan kerja di Belitong dan menghasilkan devisa jutaan do-lar. Lahan eksploiotasinya tak terbatas. Lahan itu disebut kuasa pe-nambangan dan secara ketat dimonopoli. Legitimasi ini diperolehmelalui pembayaran royalti—lebih pas disebut upeti—miliaran rupi-ah kepada pemerintah. PN mengoperasikan 16 unit emmer bageratau kapal keruk yang bergerak lamban, mengorek isi bumi de-ngan150 buah mangkuk-mangkuk baja raksasa, siang malam me-rambahlaut, sungai, dan rawa-rawa, bersuara mengerikan laksana kawanandinosaurus. Di titik tertinggi siklus komidi putar, di masa keemasan itu,penumpangnya mabuk ketinggian dan tertidur nyenyak, melanjut-kan mimpi gelap yang ditiup-tiupkan kolonialis. Sejak zaman pen-jajahan, sebagai platform infrastruktur ekonomi, PN tidak hanyamemonopoli faktor produksi terpenting tapi juga mewarisi mentalbobrok feodalistis a la Belanda. Sementara seperti sering dialamioleh warga pribumi di mana pun yang sumber daya alamnya dieks-ploitasi habis-habisan, sebagaian komunitas di Belitong juga termar-36The Tower Of Babelginalkan dalam ketidakadilan kompensasi tanah ulayah21, persamaankesempatan, dan trickle down effects22. ሖሗመ21 Tanah ulayah tanah hutan yang diwariskan turun-temurun sudah menjadi milikorang/adat tapi belum Trickle down effect teori ekonomi yang menyebutkan bahwa keuntungan finansialdan lainnya yang diterima oleh bisnis besar secara bertahap akan menyebar menjadikeuntungan seluruh masyarakat. 37Bab 6GedongPULAU Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari ta-nah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Me-layu yang tua. Pada abad ke-19, ketika korporasi secara sistematismengeksploitasi timah, kebudayaan bersahaja itu mulai hidup dalamkarakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnya mencermin-kan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkan status berkasta-kasta. Kasta majemuk itu tersusun rapi mulai dari para petinggi PNTimah yang disebut “orang staf” atau urang setap dalam dialek lokalsampai pada para tukang pikul pipa di instalasi penambangan sertawarga suku Sawang yang menjadi buruh-buruh yuka1 penjahit ka-rung timah. Salah satu atribut diskriminasi itu adalah sekolah-seko-lah Yuka sebutan untuk pekerjaan terendah, jika di PN Timah pekerjaan itu adalahmenjahit karung timah yang bersifat musiman dan Hirata Maka lahirlah kaum menak, implikasi dari institusi yang inginmemelihara citra aristokrat. PN melimpahi orang staf dengan peng-hasilan dan fasilitas kesehatan, pendidikan, promosi, transportasi,hiburan, dan logistik yang sangat diskriminatif dibanding kompen-sasi yang diberikan kepada mereka yang bukan orang staf. Mereka,kaum borjuis ini, bersemayam di kawasan eksklusif yang disebutGedong. Mereka seperti orang-orang kulit putih di wilayah selatanAmerika pada tahun 70-an. Feodalisme di Belitong adalah sesuatuyang unik, karena ia merupakan konsekuensi dari adanya budayakorporasi, bukan karena tradisi paternalistik dari silsilah, subkultur,atau privilese yang dianugerahkan oleh penguasa seperti biasa terjadidi berbagai tempat lain. Sepadan dengan kebun gantung yang memesona di pelataranmenara Babylonia, sebuah taman kesayangan Tiran NebuchadnezzarIII untuk memuja Dewa Marduk, Gedong adalah landmark terisolasi tembok tinggi berkeliling dengan satu akses keluarmasuk seperti konsep cul de sac2 dalam konsep pemukiman dan desain lanskapnya bergaya sangat kolonial. Orang-orang yang tinggal di dalamnya memiliki nama-nama yang aneh,misalnya Susilo, Cokro, Ivonne, Setiawan, atau Kuntoro, tak adaMuas, Jamali, Sa’indun, Ramli, atau Mahader seperti nama orang-orang Melayu, dan mereka tidak pernah menggunakan bin atau bin-ti. Gedong lebih seperti sebuah kota satelit yang dijaga ketat olehpara Polsus Polisi Khusus Timah. Jika ada yang lancang masukmaka koboi-koboi tengik itu akan menyergap, mengintergoasi, laluinterogasi akan ditutup dengan mengingatkan sang tangkapan pada2 Cul de sac jalan yang tertutup di salah satu ujungnya, biasanya untuk di “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKIHAK” yang bertaburan secara mencolok pada berbagai akses danfasilitas di sana, sebuah power statement tipikal kompeni. Kawasan warisan Belanda ini menjunjung tinggi kesan menjagajarak, dan kesan itu diperkuat oleh jajaran pohon-pohon saga3 tuayang menjatuhkan butir-butir buah semerah darah di atas kap mo-bil-mobil mahal yang berjejal-jejal sampai keluar garasi. Di sana, ru-mah-rumah mewah besar bergaya Victoria memiliki jendela-jendelakaca lebar dan tinggi dengan tirai yang berlapis-lapis laksana layarbioskop. Rumah-rumah itu ditempatkan pada kontur yang agaktinggi sehingga kelihatan seperti kastil-kastil kaum bangsawan de-ngan halaman terpelihara rapi dan danau-danau buatan. Di dalam-nya hidup tenteram sebuah keluarga kecil dengan dua atau tiga anakyang selalu tampak damai, temaram, dan sejuk. Setiap rumah memiliki empat bangunan terpisah yang disam-bungkan oleh selasar-selasar panjang. Itulah rumah utama sang ma-jikan, rumah bagi para pembantu, garasi, dan gudang-gudang. Sela-sar-selasar itu mengelilingi kolam kecil yang ditumbuhi Nymphaeacaereulea4 atau the blue water lily yang sangat menawan dan di te-ngahnya terdapat patung anak-anak gendut semacam Mannequin3 Saga Adenanthera microsperma ada dua macam saga, yaitu saga pohon dan sagarambat. Saga pohon biasa disebut saga saja, pohonnya bisa tumbuh sangat besarseperti beringin dan berbuah keras, kecil, dan berwarna merah berkelip. Tumbuhanini termasuk suku polong-polongan Papiliocaceae, berdaun majemuk menyirip ganjil,bunganya berwarna Nymphaea caereulea seroja biru; tunjung biru; the blue waterlily; blue lotus; egyptianlotus; Sacred Narcotic Lily of the Nile jenis lotus air berwarna biru nan telah digunakan oleh bangsa Mesir kuno sebagai obat dan pelengkapritual. Bunga yang dikeringkan terkadang diisap seperti rokok untuk menimbulkanefek sedatif ringan. 41
CeritaLaskar Pelangi sangat inspiratif. Andrea menulis sebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yang selalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan. Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang dunia pendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, yang
22 09 2008 Novel Laskar Pelangi adalah novel yang sangat bagus dan sangat memberi semangat terutama bagi pelajar-pelajar Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya cukup menarik dan cukup lengkap yang dibutuhkan oleh pelajar saat ini. Para pelajar harus meniru semangat yang dimiliki oleh beberapa tokoh di novel Laskar Pelangi ini. Demikianlah pendapat saya tentang novel Laskar Pelangi bila saya melihatnya dari sudut pandang banyak orang. Saya akui bahwa nilai-nilai yang terkandung didalam novel ini sangat berguna. Tapi bagi saya pribadi, nilai-nilai yang saya tarik, khususnya nilai-nilai yang baru saya sadari ketika saya membaca novel ini hanya sedikit. Kebanyakan nilai-nilai, teladan-teladan dan ajaran-ajaran hidup sudah saya dapat ketika saya membaca Alkitab. Ketika saya membaca novel Laskar Pelangi, beberapa kali saya teringat akan ayat-ayat di Alkitab yang berbicara tentang hal tersebut. Contohnya, ketika Trapani masuk RSJ karena ketergantungan kepada ibunya, saya teringat ayat yang mengatakan bahwa jangan kita mengandalkan dalam arti menomor-satukan/menggantungkan sepenuhnya hidup orang lain selain dari Tuhan. Contoh lain, ketika SD PN kalah oleh SD Muhammadiyah, saya teringat bahwa orang sombong cepat atau lambat akan jatuh. Yang meninggikan diri akan direndahkan dan yang merendahkan diri akan ditinggikan. Meskipun nilai-nilai baru yang saya temukan tidak terlalu banyak, tapi saya akui bahwa novel ini sangat bagus untuk memberi semangat kepada banyak orang. LaskarPelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 090324 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d81e0f5185506d0 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

sinopsisnovel laskar pelangi beserta unsur intrinsik. resensi novel laskar pelangi retnoyuliyanti s blog. contoh teks ulasan tentang novel laskar pelangi. lare gandri resensi novel “laskar pelangi‚. laskar pelangi drama musikal wikipedia bahasa. buku yang kubaca sang pemimpi.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Laskar Pelangi Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata telah menjadi fenomena di Indonesia dan bahkan mendapatkan pengakuan internasional. Cerita tentang perjuangan anak-anak miskin di Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan yang layak telah menginspirasi jutaan pembaca di Indonesia dan menjadi salah satu karya sastra Indonesia yang paling terkenal. Meskipun memiliki banyak penggemar, novel ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas kelebihan dan kekurangan novel Laskar Pelangi, sehingga pembaca dapat memahami secara lebih baik tentang karya sastra yang begitu terkenal ini. Novel Laskar Pelangi adalah novel karya Andrea Hirata yang menceritakan tentang perjuangan sekelompok anak-anak di Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Novel ini memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi salah satu novel terbaik di Indonesia. Berikut adalah beberapa kelebihan dari novel Laskar Pelangi Cerita yang Inspiratif Novel Laskar Pelangi memiliki cerita yang sangat inspiratif dan memotivasi pembaca untuk berjuang mendapatkan pendidikan. Cerita ini menceritakan perjuangan sekelompok anak-anak miskin di Belitung Timur yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Cerita ini sangat cocok untuk dijadikan bahan motivasi untuk anak-anak yang ingin mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Karakter yang Kuat Karakter-karakter dalam novel Laskar Pelangi sangat kuat dan memiliki kepribadian yang unik. Setiap karakter dalam novel ini memiliki peran yang berbeda-beda dan sangat penting dalam mengembangkan cerita. Karakter-karakter dalam novel ini juga sangat mudah dicintai oleh pembaca, sehingga membuat pembaca merasa terhubung dengan cerita. Penggambaran yang Akurat Novel Laskar Pelangi menggambarkan kehidupan di Belitung Timur dengan sangat akurat. Andrea Hirata sangat baik dalam menggambarkan kehidupan sehari-hari penduduk Belitung Timur, termasuk bahasa dan adat istiadat mereka. Hal ini membuat pembaca merasa seolah-olah mereka sedang berada di Belitung Timur dan menjadi bagian dari cerita. Bahasa yang Indah Andrea Hirata sangat pandai dalam menggunakan bahasa yang indah dan bermakna. Setiap kata dan kalimat dalam novel ini sangat dipilih dengan baik sehingga membuat pembaca merasa terkesan dengan keindahan bahasa yang digunakan. Bahasa yang indah dalam novel ini juga membuat cerita menjadi lebih hidup dan menarik. Mendidik tentang Persahabatan Novel Laskar Pelangi juga mendidik pembaca tentang persahabatan. Cerita ini menggambarkan persahabatan yang erat antara tokoh-tokoh dalam novel ini. Cerita ini juga mengajarkan tentang pentingnya memiliki sahabat yang selalu mendukung kita dalam setiap perjuangan hidup. Kekurangan Novel Laskar Pelangi Meskipun memiliki beberapa kelebihan, novel Laskar Pelangi juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari novel Laskar Pelangi Plot yang Lambat Plot dalam novel Laskar Pelangi terkadang terasa lambat dan membosankan. Andrea Hirata cenderung menggambarkan detail-detail kehidupan sehari-hari tokoh-tokoh dalam novel ini, sehingga membuat cerita terasa lambat dan membosankan pada beberapa bagian. Terlalu Banyak Karakter Novel Laskar Pelangi memiliki terlalu banyak karakter, sehingga sulit bagi pembaca untuk mengikuti setiap karakter dan peran mereka dalam cerita. Keterlaluan banyaknya karakter dalam novel ini kadang-kadang membuat pembaca kebingungan untuk mengingat siapa yang merupakan siapa dan apa perannya dalam cerita. Sedikit Terlalu Melodramatis Novel Laskar Pelangi juga terkadang terasa sedikit terlalu melodramatis, terutama pada beberapa bagian cerita yang menyoroti tentang kisah cinta. Andrea Hirata terkadang menggunakan bahasa yang terlalu berlebihan dalam menggambarkan kisah cinta antara tokoh-tokoh dalam novel ini, sehingga terasa terlalu berlebihan dan mengganggu alur cerita. Kurangnya Pengembangan Karakter Meskipun memiliki karakter yang kuat, terkadang novel Laskar Pelangi kurang dalam pengembangan karakter. Beberapa karakter dalam novel ini hanya muncul sekilas dan tidak terlalu diperhatikan, sehingga membuat pembaca kurang terhubung dengan mereka. Terlalu Idealis Novel Laskar Pelangi terkadang terlalu idealis dalam menggambarkan perjuangan pendidikan. Cerita ini menggambarkan perjuangan anak-anak miskin di Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun terkadang terasa terlalu mulus dan tanpa rintangan yang signifikan. Kondisi sosial dan ekonomi di Belitung Timur yang sebenarnya kompleks terkadang terasa terlalu mudah diatasi dalam cerita. Kesimpulan Secara keseluruhan, novel Laskar Pelangi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Kelebihan dari novel ini adalah cerita yang inspiratif, karakter yang kuat, penggambaran yang akurat, bahasa yang indah, dan mendidik tentang persahabatan. Namun, kekurangan dari novel ini adalah plot yang lambat, terlalu banyak karakter, sedikit terlalu melodramatis, kurangnya pengembangan karakter, dan terlalu idealis. Bagi pembaca yang mencari inspirasi dan motivasi dalam perjuangan mendapatkan pendidikan, novel Laskar Pelangi sangat cocok untuk dibaca. Namun, bagi pembaca yang lebih suka cerita dengan alur yang cepat dan sedikit karakter, novel ini mungkin kurang cocok. Meskipun begitu, novel Laskar Pelangi tetap merupakan novel yang patut dibaca dan diapresiasi sebagai karya sastra Indonesia yang berkualitas. Post Views 152 Related postsNovel Istri yang Terpaksa Kau Nikahi PDF Full EpisodeNovel Suami Dadakan Ku Ternyata Bos PDF Full EpisodeReview Laptop Gaming Axioo Pongo Performa Terbaik dengan Harga TerjangkauReview Samsung Galaxy A14 Smartphone Terbaru dari Samsung yang Menjanjikan Performa TinggiReview Xiaomi Redmi 6 – Smartphone Berkualitas dengan Harga TerjangkauReview Realme 8 Pro Smartphone Terbaru dengan Kamera 108MP 41 Masyarakat yang mementingkan pendidikan. Dalam novel 'Laskar Pelangi' ini, terpamer dengan jelas nilai budaya masyarakat yang mementingkan pendidikan. Ini jelas ditonjolkan pada dialog berikut : 'Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Belitong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. RESUME NOVEL “LASKAR PELANGI”Oleh Anisa SholihatJudul Laskar PelangiPenulis Andrea HirataPenerbit Bentang PustakaNovel Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan sepuluh orang anak dalam memperoleh pendidikan dasar di sebuah desa terpencil di Belitung. Meskipun dengan fasilitas pendidikan yang sangat minim, mereka tetap bersemangat untuk menimba ilmu. Kegigihan untuk belajar dalam segala keterbatasan itulah yang menjadi kunci utama novel ini. Motivasi yang bisa dipelajari dari tokoh Lintang dan kawan-kawan membuat kita terhenyak akan pentingnya pendidikan untuk masa depan. Cerita dimulai dengan memperkenalkan sembilan tokoh laskar pelangi, yaitu Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani. Kemudian disusul dengan kegelisahan mereka karena SD Muhammadiyah, tempat mereka menimba ilmu terancam ditutup karena kekurangan murid. SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung. Bu Muslimah, selaku guru di sekolah tersebut beserta sembilan orang murid yang tersisa merasa sangat cemas. Mereka tidak mau satu-satunya sekolah yang ada di tempat itu ditutup. Akhirnya, ditengah kepanikan, datanglah Harun, seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental dan mendaftar di SD Muhammadiyah, sehingga sekolah itu tidak jadi di tutup. Harun bak penyelamat bagi SD Muhammadiyah. Setelah itu, dimulai lah kisah selanjutnya, seperti pembagian tempat duduk, perkenalan dengan Pak Harfan dan cerita menarik lainnya, tentang kisah anak-anak laskar pelangi. Yap! Mereka menamakan diri mere laskar pelangi karena melalui hari-harinya dengan berbagai warna seperti pelangi. Suka, duka, tawa, tangis mereka lalui bersama di SD Muhammadiyah bersama guru yang sangat sabar, yaitu Bu Muslimah. Tokoh yang sangat inspiratif adalah Lintang, karena ia rela berkorban berat hanya untuk mengenyam bangku pendidikan. Jarak dari rumah ke sekolah yang sangat jauh tak menyurutkan niatnya bersekolah. Ia rela mempertaruhkan nyawanya dengan mengayuh sepeda 80 km/jam pulang pergi dari rumah ke sekolah, Lintang harus melewati danau yang di dalamnya terdapat buaya. Tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan seseorang. Lintang pun terbilang sangat cerdas, terbukti dia berhasil menjuarai lomba cerdas cermat bersama Ikal dan Sahara. Ini membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan SD lainnya dan membuat Bu Muslimah bangga. Lintang dan kawan-kawan membuktikan bahwa, bukan fasilitas yang membuat mereka cerdas dan berprestasi, melainkan kemauan dan kerja keras lah yang membuat mereka bisa menggapai sayang, Lintang yang cerdas harus berhenti sekolah karena Ayahnya meninggal dunia dan ia harus menggantikan Ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Tentu saja hal itu membuat anggota laskar pelangi bersedih. Cerita ditutup dengan menampilkan kesuksesan anggota laskar pelangi. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedang Mahar dan teman-teman lainnya menjadi orang yang dapat membanggakan Belitung. Kesungguhan anggota laskar pelangi dalam memperoleh pendidikan patut dijadikan contoh oleh para pelajar, juga kesabaran dan ketulusan Bu Muslimah sebagai guru yang tidak menomorsatukan uang harus dijadikan teladan oleh para pengajar. Itulah sekelumit kisah motivasi dalam novel “Laskar Pelangi” yang harus diteladani oleh ANISA SHOLIHATNIM 1815142138JURUSAN PG-SDUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Lihat Pendidikan Selengkapnya

Darianalisis unsur intrinsik novel Laskar Pelagi tersebut dapat disimpulkan bahwa: Unsur pendukung atau unsur yang membentuk karya sastra dalam penyusunan novel sangat diperlukan untuk memahami novel secara menyeluruh. Dari unsur-unsur intrinsik ini dapat kita ketahui kejelasan dari isi novel serta kekurangan dan kelebihan yang ada pada novel ini.
Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi, Pendahuluan Hingga Kesimpulannya Lengkap – Sebelum membeli buku, kebanyakan orang akan memilih untuk membaca resensinya terlebih dahulu. Resensi dimanfaatkan untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai karya yang dibaca. Nah, sebagai referensi dalam menulis resensi buku, dalam artikel dibagikan contoh resensi novel Laskar Pelangi untuk kamu. Berikut Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Daftar IsiBerikut Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Apa yang dimaksud dengan Resensi Buku?Apa Fungsi dari Resensi?Apa Manfaat dari Resensi?Bagaimana Cara Menyusun Resensi?Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Daftar Isi Berikut Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Apa yang dimaksud dengan Resensi Buku? Apa Fungsi dari Resensi? Apa Manfaat dari Resensi? Bagaimana Cara Menyusun Resensi? Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Menjadi salah satu novel best seller, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata hingga kini masih sering muncul ulasannya di berbagai platform media sosial. Kira-kira kamu sudah pernah membaca bukunya? Kalau belum, kamu bisa baca artikel ini hingga bagian akhir biar kamu tahu ulasannya. Novel Laskar Pelangi berlatar belakang pulau Belitong menceritakan tentang kehidupan sepuluh anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah yang penuh dengan keterbatasan. Penulis menggunakan gaya bahasa hiperbola, majas metafora, dan majas protato untuk menyampaikan ceritanya. Kamu masih penasaran tidak sama isi novel “Laskar Pelangi”? Tenang aja, kamu bisa baca sendiri untuk merasakan kesan yang berbeda dari novel tersebut, lalu kamu bisa menulis resensi sendiri. Nah, sebelum kamu mulai mengulas, kamu harus tahu dulu apa yang dimaksud resensi dan seluk-beluknya serta contohnya. Apa yang dimaksud dengan Resensi Buku? Ulasan atau yang dikenal juga dengan istilah resensi secara etimologi berasal dari bahasa Belanda, yakni resentie’ dan bahasa Latin recentsio, recensere, atau revidere’ yang berarti mengulas kembali atau melihat kembali. Nah, dalam bahasa Inggris, resensi dikenal dengan istilah review’. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, resensi diartikan sebagai ulasan atau pertimbangan mengenai sebuah karya, salah satunya adalah buku. Resensi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk tulisan artikel yang paling sederhana, di mana pembaca diasumsikan dapat melihat gambaran dari sebuah karya. Sederhananya lagi, resensi adalah tulisan yang berisi penilaian suatu karya, seperti buku, drama, lagu, film hingga karya sastra dan seni lainnya, baik dari segi isi maupun unsur kebahasaannya. Atau, resensi juga bisa diartikan sebagai teks yang berisi tentang informasi yang membahas dan mengulas mengenai karya orang lain untuk dibaca, didengar, atau ditonton oleh orang lain. Apa Fungsi dari Resensi? Teks resensi punya struktur yang membangun. Nah, berikut adalah beberapa fungsi resensi yang perlu kamu ketahui Fungsi informatif, resensi berguna untuk menginformasikan keberadaan buku atau film tertentu, sehingga pembaca merasa tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Fungsi komersial, resensi berguna untuk mempromosikan produk baru untuk kepentingan komersial keuntungan materi. Fungsi akademik, resensi berguna sebagai interaksi antara penulis buku, penerjemah, editor, dan resentor dalam membentuk wacana keilmuan serta berbagi pengalaman dan sudut pandang tentang topik tertentu yang dijadikan fokus resensi. Apa Manfaat dari Resensi? Mungkin beberapa dari kamu masih ada yang bertanya-tanya terkait manfaat dari resensi itu sendiri. Manfaat utama resensi sebenarnya adalah untuk memberikan pembaca gambaran singkat mengenai karya yang dibaca. Jika dilihat dari subjek penggunaannya, resensi memiliki empat manfaat, antara lain Bagi penulis buku, resensi dibutuhkan sebagai sarana untuk mendapatkan umpan balik feedback agar ia dapat membuat karya yang lebih berkualitas lagi. Selain mendapatkan kemudahan untuk evaluasi karyanya yang sudah terbit, resensi juga memudahkan penulis untuk mengetahui antusiasme dan tanggapan masyarakat terhadap buku yang dibuatnya. Bagi penerbit, resensi bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menindaklanjuti kerjasama dengan penulis. Bagi media massa, nyatanya media juga butuh resensi dalam proses produksi buku. Hal ini karena peran media massa sebagai media untuk memperkenalkan buku kepada publik atau yang biasa dikenal dengan promosi. Melalui resensi buku, media massa tentu akan terbantu untuk mengetahui kualitas dari buku yang akan/sedang dipromosikan. Bagi pembaca khusus, resensi bisa dijadikan media dalam menguji atau mengembangkan suatu topik bagi para penulis novel, naskah, naskah, atau bahkan peneliti. Sementara itu, bagi pembaca umum, resensi dapat menjadi sumber informasi untuk mengetahui kualitas sebuah buku atau karya. Dengan mengetahui informasi tersebut, pembaca dapat mengetahui kelayakan karya yang diresensi tersebut. Bagaimana Cara Menyusun Resensi? Setelah mengetaui pengertian dan manfaat dari resensi, sekarang kita akan membahas cara menyusun sebuah resensi. Nah, berikut adalah tahapan-tahapannya. 1. Kenali latar belakang penulisan buku Langkah pertama yang perlu kamu lakukan sebelum menyusun resensi adalah membaca bagian pengantar di bagian awal buku yang ditulis oleh penulis buku, penerbit, atau seorang pakar. Dengan begitu, kamu bisa memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai buku yang akan diresensi dari kacamata penulis buku, penerbit atau pakar sehingga bisa membantu menyampaikan pesan buku kepada pembaca dengan baik. 2. Membaca isi buku Tahapan selanjutnya, kamu harus membaca isi buku dari awal hingga akhir untuk mendapatkan intisari dari buku tersebut. Kamu bisa membaca dengan menggunakan teknik scanning membaca secara keseluruhan, atau bisa juga dengan menggunakan teknik skimming membaca cepat sehingga kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk membacanya. Setelah itu, kamu bisa tulis dan susun bagian penting yang akan disampaikan dalam resensi. 3. Menulis ringkasan atau sinopsis buku Buatlah ringkasan dari bagain-bagian penting yang sudah kamu susun tadi menjadi sebuah sinopsis. Nah, susunan sinopsis inilah nantinya akan dikembangkan sehingga semua aspek buku diulas secara detail namun tetap singkat. Dengan begitu, pembaca resensi dapat mengetahui gambaran cerita dari buku yang akan dibacanya. 4. Melakukan penilaian buku Lakukan penilaian terhadap buku dengan melihat keunggulan dan kelemahan buku. Bagian yang ditulis lebih dulu adalah keunggulannya dan kemudian diikuti dengan kelemahan buku. Nah, untuk menentukan keunggulan dan kelemahan buku, tentunya kamu tidak bisa asal ya! Ada aspek-aspek tertentu yang menjadi sebuah penilaian resensi, seperti aspek tema, alur cerita, penokohan atau pembangunan karakter oleh penulis, gaya bahasa yang digunakan penulis, dan sebagainya. Bagian ini akan menjadi informasi kepada pembaca lain untuk dapat mengetahui seberapa bagus kualitas buku yang diresensi. 5. Membuat sasaran pembaca buku Sasaran pembaca adalah orang-orang yang menjadi sasaran dari tujuan dibuatnya buku yang ditulis. Dalam sebuah resensi juga penting untuk menginformasikan hal ini agar buku yang diresensikan dapat dibaca tepat sasaaran. Tujuannya, agar dapat memperluas jangkauan si penulis agar karya yang ditulis dapat memberikan pengaruh yang baik dan mudah diterima oleh pembaca yang tepat. 6. Membuat kerangka resensi Sebelum menulis resensi, kamu bisa membuat kerangka resensi dengan menampilkan unsur-unsur pada struktur resensi. Kerangka resensi perlu dibuat agar kamu memiliki arahan dalam menyelesaikan resensi. Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Nah, setelah mengetahui langkah-langkah menyusun resensi, sekarang yuk lihat contoh resensi novel berikut ini sebagai referensi untuk membuat resensimu sendiri! Identitas Buku Judul Buku Laskar Pelangi Penulis Buku Andrea Hirata Penerbit Bentang Pustaka Tahun Terbit 2005 Jumlah Halaman XXXIV, 529 halaman ISBN 979-3062-79-7 Pendahuluan Laskar Pelangi adalah buku yang mengawali kisah dari Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Setelahnya Laskar Pelangi ada Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov Mimpi-mimpi Lintang. Kisah ini terinspirasi dari kehidupan nyata sang penulis, di mana saat itu ia masih bertempat tinggal di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dalam buku ini, Andrea Hirata mengundang kita untuk menyelami kisah 10 anak dari keluarga miskin yang punya rasa semangat tinggi dalam pendidikan. Kesepuluh anak ini adalah Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Borek, Trapani, Kucai, dan satu-satunya perempuan yaitu Sahara. Laskar Pelangi menceritakan tentang kehidupan masyarakat di daerah pedalaman Pulau Belitung yang kontras dan kaya akan sumber daya alam timahnya. Namun sayangnya, masyarakat di sana masih banyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Penggunaan bahasa yang beragam dengan ciri khas dan keunikannya membuat pembaca ikut tenggelam dalam kisah yang ditulis oleh penulis. Andrea Hirata juga mencoba menuangkan kultur masyarakat Melayu. Namun, juga tidak lupa menyisipi aspek sosial dan yang direpresentarsikan secara jelas dalam dialog antar tokoh. Meskipun novel ini sudah lama diterbitkan, penulis seakan menggambarkan masalah yang sangat relevan dengan Indonesia dan negara-negara di dunia. Penulis menyinggung soal kemiskinan, pendidikan, kesenjangan sosial, dan sebagainya yang tak akan pernah selesai. Isi Cerita Novel Laskar Pelangi mengangkat kisah kehidupan 10 anak dari keluarga miskin di kampung Gantung, Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki semangat juang untuk melanjutkan pendidikannya. Sebagian besar orang tua dari kesepuluh anak yang menempuh pendidikan di SD Muhammadiyah Gantung bekerja sebagai penambang timah di pulau dengan perolehan kekayaan alam timah yang terbesar di dunia. Meski demikian, hal tersebut berbanding terbalik dengan taraf kesejahteraan masyarakat asli di daerah tersebut. Realitas itu harus diterima oleh seluruh masyarakat di sana, mulai dari anak-anak hingga para orang tuanya. Di balik keterbatasan yang harus mereka hadapi, baik itu dalam bentuk sarana dan prasarana maupun tenaga pendidik, anak-anak yang menjadi tokoh utama dalam novel ini tetap memiliki semangat yang tinggi dalam mengenyam pendidikan yang tengah mereka tempuh. Kesepuluh anak hebat itu di antaranya bernama Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Borek, Trapani, Kucai, dan satu-satunya perempuan yaitu Sahara. Mereka pun dinamai oleh Bu Muslimah, guru mereka sebagai Laskar Pelangi karena mereka menyukai pelangi. Laskar Pelangi pernah membuat nama sekolahnya menjadi harum berkat prestasi murid-muridnya. Seperti kejeniusan Lintang yang menang dalam lomba cerdas cermat mengalahkan seorang guru bernama Drs. Zulfikar. Kemudian, ada Mahar yang dipojokkan karena senang dengan okultisme namun berhasil memenangkan karnaval 17 Agustus. Kesepuluh anak Laskar Pelangi selalu melewati hari-hari yang menyenangkan, menyedihkan, tertawa bersama-sama. Namun, kisah persahabatan sepuluh anak Laskar Pelangi harus berujung pada air mata. Ayah Lintang meninggal dunia dan membuat si Einstein kecil’ itu harus mengalami putus sekolah. Kemudian, beranjak 12 tahun ke depan yang menceritakan Ikal pulang kampung usai berjuang di luar pulau. Kisah-kisah pada novel Laskar Pelangi dikemas dengan indah sehingga membuat pembaca ikut tenggelam dan terharu dalam ceritanya. Secara emosi, Laskar Pelangi mampu membuat pembaca merasakan semangat yang membara lewat tokoh-tokohnya. Keunggulan Buku Salah satu kelebihan dari novel Laskar Pelangi adalah menggunakan bahasa yang beragam dengan ciri khas dan keunikannya. Dari sudut pandang budaya, penulis tampak ingin mencoba menuangkan kultur masyarakat Melayu. Di sisi lain, penulis juga tidak lupa menyisipi aspek sosial yang direpresentarsikan secara jelas dalam dialog antar tokoh. Penulis juga sangatlah ahli dalam merangkai kesedihan menjadi shumor dan menjadi bahan tawa yang sangat terlihat pada dialog antar tokoh dan masyarakat Belitung. Menariknya lagi, novel Laskar Pelangi banyak memuat pesan positif akan sikap pantang menyerah, keberanian, ketekunan, ketabahan dalam memperjuangkan impian. Ada banyak sekali karakter yang bisa dijadikan sebagai teladan. Novel ini juga memberikan pelajaran moral yang baik dan makna dari sebuah kehidupan yang tidak bisa ditebak. Kekurangan Buku Penggunaan bahasa yang beragam dan khas membuat novel Laskar Pelangi sangatlah unik. Di sisi lain, bahasa yang beragam ini juga sangat sulit untuk dipahami pembaca. Selain itu, novel Laskat Pelangi juga memiliki akhir cerita yang dikatakan “menggantung”. Mengapa demikian? Akhir cerita pada tokoh aku yang awalnya adalah Ikal, secara tiba-tiba berubah menjadi orang lain. Namun, penulis sepertinya sengaja membuat akhir cerita yang menggantung karena cerita dalam novel ini dilanjutkan pada sekuel berikutnya. Penutup Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari novel Laskar Pelangi. Mulai dari pentingnya rasa bersyukur akan pemberian Tuhan, menghargai pentingnya hidup, hingga tak menyerah dalam meraih hal yang diinginkan. Di sisi lain, novel Laskar Pelangi juga mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan sudah mengatur hidup manusia. Hal ini tercerminkan pada tokoh Lintang dikenal sangat cerdas, namun berakhir menjadi sopir truk. Dengan kata lain, kita tetap harus berusaha sekuat tenaga. Jika hal yang kita inginkan tidak terwujud, tetaplah mengucap bsyukur atas apa yang telah Tuhan tetapkan kepada kita. Novel Laskar Pelangi ini sangat bagus dibaca oleh para pelajar yang memiliki kemudahan ekonomi dalam menempuh pendidikan. Mengingat, dalam novel ini banyak sekali pesan moral, pendidikan, dan sosial yang dapat dipetik. Selain itu, novel ini juga direkomendasikan sebagai bahan bacaan para guru atau pendidik dan juga pemerintah yang mempunyai peran penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Demikianlah informasi yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu terkait contoh resensi novel Laskar Pelangi. Nah, jika kamu ingin mencari resensi buku lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta Gurumemberikan pertanyaan tentang pembelajaran sebelumnya kemudian setelah itu memberikan motivasi berkaitan dengan materi "menfasirkan pandangan pengarang terhada kehidu an dalam novel ang dibaca" Kegiatan Inti ( 6 Menit ) Pendidik mendemonstrasikan kutipan teks novel laskar pelangi Pendidik memancing siswa untuk bertanya

Laskar Pelangi By Andrea Hirata ISBN 979-3062-79-7 1 Laskar PelangiNovel Laskar Pelangi, novel yang sangat inspiratif bagi yang punyakemampuan rasa buat menangkapnya, maav mas Andrea, karena akutelah membantu melengkapi 10 bab terakhir yang tidak kutemukanpotongan sambungannya di internet, itupun dengan bantuan OCR nyaMicrosoft Office, jadi maklumin saja kalo ada huruf-huruf yang tidaksemestinya tercetak, itu bukan disengaja, tapi karena kemampuan bacaOCR-nya yang mungkin kurang sempurna, thanks buat Caslovb yangudah capek-capek ngetik sampe bab 20, juga thanks buat somebodyyang udah ngetik bab 21 ampe 24. Buat mas Andrea Hirata, makasih.. Seandainya ada pembaca yangterinspirasi dari novel gratis ini, semoga pahalanya jadi amal jariah buatanda. Buat pembaca budiman yang punya apresiasi bagus atas novel versigratis ini, belilah novel aslinya, untuk koleksi pribadi atau “kado” buatorang-orang yang menurut anda perlu juga dapat inspirasi dari novelini.. “Atau sekurang-kurangnya anjurkanlah mereka untuk membeli danmembacanya..” Buat jeyek di fkunri , titik dua -pAdef may 08 Pujian untuk Laskar Pelangi “Saya larut dalam empati yang dalam sekali. Sekiranya novelini difilmkan, akan dapat membangkitkan ruh bangsa yangsedang mati suri.” -Ahmad Syafi’I Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah “Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yangmenjawab inti pertanyaan kita tentang hubungan-hubunganantara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikan.” 2 Laskar Pelangi-Sapardi Djoko Damono, sastrawan dan guru Besar Fakultas IlmuBudaya UI “Cerita Laskar Pelangi sangat inspiratif. Andrea menulissebuah novel yang akan mengobarkan semangat mereka yangselalu dirundung kesulitan dalam menempuh pendidikan.” -Arwin Rasyid, Dirut Telkom dan Dosen FEUI. “Inilah cerita yang sangat mengharukan tentang duniapendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus,gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, [yang]dituturkan secara indah dan cerdas. Pada dasarnya kemiskinantidak berkorelasi langsung dengan kebodohan atau penyakit sosial, kemiskinan harus diperangi denganmetode pendidikan yang tepat guna. Dalam hubungan ituhendaknya semua pihak berpartisipasi aktif sehingga terbangunsebuah monumen kebajikan di tengah arogansi uang &kekuasaan materi.” -Korrie Layun Rampan, sastrawan dan Ketua Komisi I DPRDKutai Barat “Di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentangsekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit, maka bukuini adalah pilihan yang menarik. Buku ini ditulis dalam semangatrealis kehidupan sekolah, sebuah dunia tak tersentuh, sebuahsemangat bersama untuk survive dalam semangat humanis yangmenyentuh.” -Garin Nugroho, sineas. “Andrea Hirata memberi kita syair indah tentang keragamandan kekayaan tanah air, sekaligus memberi sebuah pernyataan 3 Laskar Pelangikeras tentang realita politik, ekonomi, dan situasi pendidikankita. Tokoh-tokoh dalam novel ini membawa saya padakerinduan menjadi orang Indonesia…. A must read!!!” -Riri Riza, sutradara “Sebuah memoar dalam bentuk novel yang sulit dicaritandingannya dalam khazanah kontemporer penulis kita.” -Akmal Nasery Basral, jurnalis-penulis “Saya sangat mengagumi Novel Laskar Pelangi karya MasAndrea Hirata. Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orangguru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan.[Novel ini menunjukkan pada kita] bahwa pendidikan adalahmemberi hati kita kepada anak-anak, bukan sekadar memberikaninstruksi atau komando, dan bahwa setia panak memiliki potensiunggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang padamasa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan olehorang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yangsesungguhnya.” -Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak “Andrea berhasil menyajikan kenangannya menjadi ceritayang menarik. Apalagi dibalut sejumlah metafora dan deskripsiyang kuat, filmis ketika memotret lanskap dan budaya….” -Majalah Tempo “Novel tentang dunia anak-anak yang mencuri memotret fakta pendidikan dan ironi dunia korporasi ditengah komunitas kaum terpinggirkan.” -Gerard Arijo Guritno, Majalah Gatra 4 Laskar Pelangi“Secuil potret pendidikan di negara kita yangmemprihatinkan.” -Majalah Femina “Seru! Novel ini tidak mengajak pembaca menangisikemiskinan, sebaliknya mengajak kita memandang kemiskinandengan cara lain.” -Koran Tempo “Sebuah kisah tentang anak-anak yang luar biasa, yangmampu melahirkan semangat serta kreativitas yang men-cengangkan.” -Harian Pikiran Rakyat “Metafora-metafora yang ditulis Andrea demikian kuat karenaunik dan orisinal.” -Harian Tribun Jabar “Kehadiran novel realis ini membawa angin segar bagikesusastraan Indonesia.” -Harian Media Indonesia “Kita akan tertawa, menangis, dan merenung bersama bukuini.” -Harian Belitung Pos “Rasa humor yang halus dan luasnya cakrawala pengetahuanAndrea adalah daya tarik utama Laskar pelangi.” -Harian Bangka Pos “Gaya bahasa yang mengasyikkan, menantang untuk dibaca.” 5 Laskar Pelangi-Harian galamedia “Sebagai penulis pemula, Andrea menakjubkan karenamampu menampilkan deskripsi dengan detail yang kuat.” -Tabloid Indago “Ketika membaca Laskar Pelangi, kita seolah menemukangabriel Garcia Marquez, Nicolai Gogol, atau Alan Lightman,sebuah bacaan yang sangat inspiratif dan mampu memberikekuatan.” com “Buku Laskar Pelangi memberiku semangat baru yang takternilai untuk mengajar murid-murid meskipun kami selaludirundung kesusahan demi kesusahan, meskipun dunia takperduli. Buku ini membuatku sangat bangga menjadi seorangguru.” -Herni Kusyari, guru SD di daerah terpencil. “Andrea seperti sedang trance, menulis Laskar Pelangi dengankadar emosi demikiankental, bertabur metafora penuh pesona,hanya dalam waktu tiga pekan. ” -Rita Achdris, wartawati Majalah Gatra Spekulasi tentang trance ketika ia menulis, setiap kata dalamLaskar Pelangi berasal dari dalam hati Andrea. Moralitashubungan antar ibu, anak, guru, dan murid sangat instingtif danmemikat. Sebagai seorang ibu, aku dapat merasakan buku inimemiliki semacam tenaga telepatik.” -Ida Tejawiani, ibu rumah tangga 6 Laskar Pelangi“Yang trance bukan Andrea, tapi pembacanya….” -Fadly Arifin, dikutip dari milis pasar buku “Kekuatan deskripsi Andrea membuatku ingin sekaliberjumpa dengan setiap anggota Laskar Pelangi. Kekuatankarakter tokoh-tokohnya membuatku ingin berbuat sesuatuuntuk membantu murid-murid cerdas yang miskin. LaskarPelangi adalah sebuah buku yang sangat menggerakkan hatiuntuk berbuat lebih banyak.” -Febi Liana, karyawati di Jakarta, pencinta buku 7 Laskar PelangiBuku ini kupersembahkan untuk Guruku Ibu Muslimah Hafsari dan Bapak Harfan Effendy Noor, Sepuluh sahabat masa kecilku anggota Laskar Pelangi, Ucapan Terima Kasih.. Ucapan terima kasih kusampaikan kepada Ally, Katja Kochling, Saskia de Rooij, Basuni Hamin, Cindy Riza Stella, Heldy Suliswan Hirata, Yan Sancin, Zaharudin, Roxane, Resval, Gatot Indra, Olan, Hazuan Seman Said, Arizal Artan,Okin di Telkom Jember, dan terutama untuk Mas Gangsar Sukrisno serta Mbak Suhindratia. Shinta di Bentang Pustaka. Isi Buku Ucapan Terima Kasih Bab 1 Sepuluh Murid baru Bab 2 Antediluvium Bab 3 Inisiasi Bab 4 Perempuan-Perempuan Perkasa Bab 5 The Tower of Babel Bab 6 Gedong Bab 7 Zoom Out Bab 8 Center of Excellence Bab 9 Penyakit Gila No. 5 Bab 10 Bodenga Bab 11 Langit Ketujuh Bab 12 Mahar Bab 13 Jam Tangan Plastik Murahan Bab 14 Laskar Pelangi dan Orang-Orang Sawang 8 Laskar PelangiBab 15 Euforia Musim HujanBab 16 Puisi Surga dan Kawanan Burung Pelintang PulauBab 17 Ada Cinta di Toko Kelontong Bobrok ItuBab 18 MoranBab 19 Sebuah Kejahatan TerencanaBab 20 Miang SuiBab 21 RinduBab 22 Early Morning blueBab 23 BillitoniteBab 24 Tuk Bayan TulaBab 25 Rencana BBab 26 Be There or Be Damned!Bab 27 Detik-Detik KebenaranBab 28 Societeit de LimpaiBab 29 Pulau LanunBab 30 Elvis Has Left the BuildingDua belas tahun kemudianBab 31 Zaal BatuBab 32 AgnostikBab 33 AnakronismeBab 34 GotikGlosariumTentang Penulis ***** “… and to every action there is always an equal and opposite or contrary, reaction …” Isaac newton, 1643-1727 9 Laskar PelangiBab 1 Sepuluh Murid Baru PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjangdi depan sebuah kelas. Sebatang pohon tua yang riangmeneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakkudengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk padasetiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret dibangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agakpenting hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjangtadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruhbangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintuberdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalamperhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar,Bapak Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorangwanita muda berjilbab, Ibu Muslimah Hafsari atau Bu ayahku, mereka berdua juga tersenyum. Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yangdipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnyategang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitungjumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian 10 Laskar Pelangikhawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk kepelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputarhidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya,membuat wajahnya coreng moreng seperti pameran emban bagipermaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kampung kami. “Sembilan orang … baru sembilan orang Pamanda Guru,masih kurang satu…,” katanya gusar pada bapak kepala Harfan menatapnya kosong. Aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu Musyang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujurtubuhku. Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengankasarnya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yangcepat. Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa takmudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorangburuh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untukmenyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudahmenyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parutatau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapatmembantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berartimengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itubukan perkara gampang bagi keluarga kami. “Kasihan ayahku ….. Maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. “Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginansekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli ….. Tapi agaknya bukan hanya ayahku yang gentar. Setiap wajahorangtua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedangduduk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiranayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba di tepianlaut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh disana. Para orangtua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikananaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampai 11 Laskar PelangiSMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga. Pagi inimereka terpaksa berada di sekolah ini untuk menghindarkan diridari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak atausebagai orang yang terjebak tuntutan zaman baru, tuntutanmemerdekakan anak dari buta huruf. Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang dudukdi depanku. Kecuali seorang anak lelaki kecil kotor berambutkeriting merah yang meronta-ronta dari pegangan itu tak beralas kaki dan bercelana kain belacu. Aku takmengenal anak beranak itu. Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yangduduk di pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di sampingayahnya, atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kamibertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu belitong darisebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Adapun sekolahini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yang paling miskindi Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orangtua mendaftarkan-anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidakmenetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orangtua hanyamenyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena firasat,-anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudahdisesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkanpendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memangtak diterima di sekolah mana pun. Bu Mus yang semakin khawatir memancang pandangannya kejalan raya di seberang lapangan sekolah berharap kalau-kalau masihada pendaftar baru . Kami prihatin melihat harapan hampa tidak seperti suasana di SD lain yang penuh kegembiraanketika menerima murid angkatan baru, suasana hari pertama di SDMuhammadiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risauadalah Bu Mus dan Pak Harfan. Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi gentingkarena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telahmemperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapatmurid baru kurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di 12 Laskar PelangiBelitong ini harus ditutup. Karena itu sekarang Bu Mus dan PakHarfan cemas sebab sekolah mereka akan tamat riwayatnya,sedangkan para orangtua cemas karena biaya, dan kami, sembilananak-anak kecil ini yang terperangkap di tengah cemas kalau- kalaukami tak jadi sekolah. Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelassiswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi targetsepuluh. Maka diam-diam beliau telah mempersiapkan sebuahpidato pembubaran sekolah di depan para orangtua murid padakesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa beliau hanya memerlukansatu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato iniakan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. “Kita tunggu sampai pukul sebelas,” kata Pak Harfan pada BuMus dan seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening. Para orang tua mungkin menganggap kekurangan satu muridsebagai pertanda bagi anak-anaknya bahwa mereka memang sebaiknya didaftarkan pada para juragan saja. Sedangkan aku danagaknya juga anak-anak yang lain merasa amat pedih pedih padaorangtua kami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detikterakhir sebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertamakami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapitinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satumurid. Kami menunduk dalam-dalam. Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan Bu Mus semakingundah. Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang amatia cintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih padaPak Harfan, pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. “Baru sembilan orang Pamanda Guru …,” ucap Bu Musbergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kalimengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua berat selayaknya orang yang tertekan batinnya. Akhirnya, waktu habis karena telah pukul sebelas lewat limadan jumlah murid tak juga genap sepuluh. Semangat besarku untuk 13 Laskar Pelangisekolah perlahan-lahan runtuh. Aku melepaskan lengan ayahku daripundakku. Sahara menangis terisak-isak mendekap ibunya karenaia benar-benar ingin sekolah di SD Muhammadiyah. Ia memakaisepatu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku,botol air minum, dan tas punggung yang semuanya baru. Pak Harfan menghampiri orangtua murid dan menyalamimereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Paraorangtua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. PakHarfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliaubersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putusasa. Namun ketika beliau akan mengucapkan kata pertamaAssalamu’alaikum seluruh hadirin terperanjat karena Tripaniberteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halamansekolah itu. “Harun!. Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang priakurus tinggi berjalar terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnyasangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan kedalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jikaberjalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanitagemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudahberusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangatgembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampirikami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahanmenggandeng-nya. Mereka berdua hampir kehabisan napas ketika tiba di depanPak Harfan. “Bapak Guru …, ” kata ibunya terengah-engah. “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di PulauBangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke 14 Laskar Pelangisana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia disekolah ini daripada dirumah ia hanya mengejar -ngejar anak-anak ayamku ….. Harun tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang kuningpanjang-panjang. Pak Harfan juga terseyum, beliau melirik Bu Mussambil mengangkat bahunya. “Genap sepuluh orang …,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya & menyandangtasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyekakeringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur denganbedak tepung beras. 15 Laskar PelangiBab 2 Antediluvium IBU Muslimah yang beberapa menit lalu sembab, gelisah, dancoreng-moreng kini menjelma menjadi sekuntum Crinumgiganteum. Sebab tiba-tiba ia mekar sumringah dan posturnya yangjangkung persis tangkai bunga itu. Kerudungnya juga berwarnabunga crinum demikian pula bau bajunya, persis crinum yang miripbau vanili. Sekarang dengan ceria beliau mengatur tempat dudukkami. Bu Mus mendekati setiap orangtua murid di bangku panjangtadi, berdialog sebentar dengan ramah, dan mengabsen telah masuk ke dalam kelas, telah mendapatkan temansebangkunya masing-masing, kecuali aku dan anak laki-laki kecilkotor berambut keriting merah yang tak kukenal tadi. Ia tak bisatenang. Anak ini berbau hangus seperti karet terbakar. “Anak Pak Cik akan sebangku dengan Lintang,” kata Bu Muspada ayahku. Oh, itulah rupanya namanya, Lintang, sebuah nama yanganeh. Mendengar keputusan itu Lintang meronta-ronta ingin segeramasuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangkannya, tapi ia 16 Laskar Pelangimemberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, danmenghambur ke dalam kelas mencari bangku kosongnya sendiri. Dibangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girangtak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayah nya telah melepaskanbelut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebutpendidikan. Bu Mus menghampiri ayah Lintang. Pria itu berpotonganseperti pohon cemara angin yang mati karena disambar petir hitam,meranggas, kurus, dan kaku. Beliau adalah seorang nelayan, namunpembukaan wajahnya yang mirip orang Bushman adalah raut wajahyang lembut, baik hati, dan menyimpan harap. Beliau pastitermasuk dalam sebagian besar warga negara Indonesia yangmenganggap bahwa pendidikan bukan hak asasi. Tidak seperti kebanyakan nelayan, nada bicaranya pelan. Lalubeliau bercerita pada Bu Mus bahwa kemarin sore kawalaburungpelintang pulau mengunjungi pesisir. Burung-burung keramat ituhinggap sebentar di puncak pohon ketapang demi menebarpertanda bahwa laut akan diaduk badai. Cuaca cenderung semakinmemburuk akhir-akhir ini maka hasil melaut tak pernah ia hanya semacam petani penggarap, bukan karena ia takpunya laut, tapi karena ia tak punya perahu. Agaknya selama turun temurun keluarga laki-laki cemaraangin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitasMelayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau meng-inginkanperubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, takakan menjadi seperti dirinya. Lintang akan dudu k di samping priakecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulangpergi setiap hari naik sepeda. Jika panggilan nasibnya memangharus menjadi nelayan maka biarkan jalan kerikil batu merah empatpuluh kilometer mematahkan semangatnya. Bau hangus yangkucium tadi ternyata adalah bau sandal cunghai, yakni sandal yangdibuat dari ban mobil, yang aus karena Lintang terlalu jauhmengayuh sepeda. Keluarga Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nunjauh di pinggir laut. Menuju kesana harus melewati empat kawasan 17 Laskar Pelangipohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram dikampung kami. Selainitu di sana juga tak jarang buaya sebesarpangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu secarageografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra,daerah minus nun jauh masuk ke pedalaman Pulau Belitong. BagiLintang, kota kecamatan, tempat sekolah kami ini, adalahmetropolitan yang harus ditempuh dengan sepeda sejak subuh. Ah!Anak sekecil itu …. Ketika aku menyusul Lintang kedalam kelas ia menyalamikudengan kuat seperti pegangan tangan calon mertua yang menerimapinangan. Energi yang berlebihan di tubuhnya serta-merta menjalarpadaku laksana tersengat listrik. Ia berbicara tak henti- henti penuhminat dengan dialek Belitong yang lucu, tipikal orang Belitongpelosok. Bola matanya bergerak-gerak cepat dan menyala-nyala. Iaseperti pilea, bunga meriam itu, yang jika butiran air jatuh di atasdaunnya, ia melontarkan tepung sari, semarak, spontan, mekar, danpenuh daya hidup. Di dekatnya, aku merasa seperti ditantangmengambil ancang-ancang untuk sprint seratus meter. Sekencangapa engkau berlari? Begitulah makna tatapannya. Aku sendiri masih bingung. Terlalu banyak perasaan untukditanggung seorang anak kecil dalam waktu demikian senang, gugup, malu, teman baru, guru baru … semuanyabercampur aduk. Ditambah lagi satu perasaan ngilu karenasepasang sepatu baru yang dibelikan ibuku. Sepatu ini selalukusembunyikan ke belakang. Aku selalu menekuk lututku karenawarna sepatu itu hitam bergaris-garis putih maka ia tampak sepertisepatu sepak bola, jelek sekali. Bahannya pun dari plastik yangkeras. Abang-abangku sakit perut menahan tawa melihat sepatu ituwaktu kami sarapan pagi tadi. Tapi pandangan ayahku menyuruhmereka bungkam, membuat perut mereka k aku. Kakiku sakit danhatiku malu dibuat sepatu ini. Sementara itu, kepala Lintang terus berputar-putar sepertiburung hantu. Baginya, penggaris kayu satu meter, vas bunga tanahliat hasil prakarya anak kelas enam di atas meja Bu Mus, papan tulislusuh, dan kapur tumpul yang berserakan di atas lantai kelas yang 18 Laskar Pelangisebagian telah menjadi tanah, adalah benda-benda yangmenakjubkan. Kemudian kulihat lagi pria cemara anginitu. Melihat anaknyademikian bergairah ia tersenyum getir. Aku mengerti bahwa pirayang tak tahu tanggal dan bulan kelahirannya itu gamangmembayangkan kehancuran hati anaknya jika sampai drop out saatkelas dua atau tiga SMP nanti karena alasan klasik biaya atautuntutan nafkah. Bagi beliau pendidikan adalah enigma, sebuahmisteri. Dari empat garis generasi yang diingatnya, baru Lintangyang sekolah. Generasi kelima sebelumnya adalah masaantediluvium, suatu masa yang amat lampau ketika orang-orangMelayu masih berkelana sebagai nomad. Mereka berpakaian kulitkayu dan menyembah bulan. UMUMNYA Bu Mus mengelompokkan tempat duduk kamiberdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kamisama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karenamereka berdua paling tampan. Penampilan mereka seperti parapenaltun irama semenanjung idola orang Melayu tak tertarik dengan kelas, ia mencuri-curi pandang kejendela, melirik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antarakepala orangtua lainnya. Tapi Borek, bacanya Bore’, “e”-nya itu seperti membaca elang,bukan seperti menyebut “e” pada kata edan, dan “k ”-nya itu bukan“k” penuh, Anda tentu paham maksud saya dan Kucai didudukkanberdua bukan karena mereka mirip tapi karena sama-sama susahdiatur. Baru beberapa saat di kelas Borek sudah mencoreng mukaKucai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Saharayang sengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anakHokian itu menangis sejadi-jadinya seperti orang ketakutan dipeluksetan. Sahara Aulia Fadillah binti Muslim RamdhaniFadillah, gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luarbiasa. Kejadian itu menandai perseteruan mereka yang akanberlangsung akut bertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusakacara perkenalan yang menyenangkan pagi itu. Sebaliknya, bagikupagi itu adalah pagi yang tak terlupakan sampai puluhan tahunmendatang karena pagi itu aku melihat Lintang dengan canggung 19 Laskar Pelangimenggenggam sebuah pensil besar yang belum diserut sepertimemegang sebilah belati. Ayahnya pasti telah keliru membeli pensilkarena pensil itu memiliki warna yang berbeda di kedua satu ujungnya berwarna merah dan ujung lainnya pensil semacam itu dipakai para tukang jahit untukmenggaris kain? Atau para tukang sol sepatu untuk membuat garispola pada permukaan kulit? Sama sekali bukan untuk menulis. Buku yang dibeli juga keliru. Buku bersampul biru tua itu bergaristiga. Bukankah buku semacam itu baru akan kami pakai nanti saatkelas dua untuk pelajaran menulis rangkai indah? Hal yang tak akanpernah kulupakan adalah bahwa pagi itu aku menyaksikan seoranganak pesisir melarat—teman sebangku—untuk pertama kalinyamemegang pensil dan buku, dan kemudian pada tahun-tahunberikutnya, setiap apa pun yang ditulisnya merupakan buah pikiranyang gilang gemilang, karena nanti ia—seorang anak miskinpesisir—akan menerangi nebula yang melingkupi sekolah miskininisebab ia akan berkembang menjadi manusia paling genius yangpernah kujumpai seumur hidupku. ******** 20 Laskar PelangiBab 3 Inisiasi TAK susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kamiadalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskindi seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambingyang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SDMuhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami,sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolahyang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawansebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SDMuhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan takpunya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit,sakit apa pun diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka gurukami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besarbulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jikadiminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besarAPC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran 21 Laskar PelangiBelitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupapenyakit. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat,penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yangrutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian sepertininja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung aluminium besardengan slang yang menjalar ke sana kemari. Ia seperti akanberangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatanyang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putihtebal mengepul seperti kebakaran hebat, kami pun bersorak- sorakkegirangan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berhargayang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunanitu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dansebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat kami adalah besi bulat berlubang-lubang bekas tungku. Dipapan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis- garissinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis SD MD Sekolah Dasar Muhammadiyah Lalu persis di bawah mathari tadi tertera huruf-huruf arabgundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membacahuruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahimungkarartinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dariyang mungkar”. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata itumelekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yangbegitu kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu dilihat dari jauh sekolah kami seolah akan tumpah karena tiang-tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. Maka, sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksibangunan yang menyalahi prinsip arsitektur ini menyebabkan takada daun pintu dan jendela yang bisa dikun ci karena sudah tidaksimetris dengan rangkakusennya. Tapi buat apa pula dikunci? Didalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali-kalian 22 Laskar Pelangiseperti umumnya terdapat di kelas-kelas sekolah dasar. Kami jugatidak memiliki kalender dan tak ada gambar presiden dan wakilnya,atau gambar seekor burung aneh berekor delapan helai yang selalumenoleh ke kanan itu. Satu-satunya tempelan di sana adalahsebuah poster, persis di belakang meja Bu Mus untuk menutupilubang besar di dinding papan. Poster itu memperlihatkan gambarseorang pria berjenggot lebat, memakai jubah, dan ia memegangsebuah gitar penuh gaya. Matanya sayu tapi meradang, seperti telahmengalami cobaan hidup yang mahadahsyat. Dan agaknya iamemang telah bertekad bulat melawan segala bentuk kemaksiatandi muka bumi. Di dalam gambar tersebut sang pria tadi melongok kelangit dan banyak sekali uang-uang kertas serta logam berjatuhanmenimpa wajahnya. Di bagian bawah poster itu terdapat dua bariskalimat yang tak kupahami. Tapi nanti setelah naik ke kelas dua dansudah pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat ituadalah RHOMA IRAMA, HUJAN DUIT! Maka pada intinya tak ada yang baru dalam pembicaraantentang sekolah yang atapnya bocor, berdinding papan, berlantaitanah, atau yang kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak,semua itu telah dialami oleh sekolah kami. Lebih menarikmembicarakan tentang orang-orang seperti apa yang relamenghabiskan hidupnya bertahan di sekolah semacam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala sekolah kami Pak Harfan EfendyNoor bin Fadillah Zein Noor dan Ibu Muslimah HafsariHamid binti Abdul Hamid. Pak Harfan, seperti halnya sekolah ini, tak susah tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebatberwarna kecokelatan yang kusam dan beruban. Hemat kata,wajahnya mirip Tom Hanks, tapi hanya Tom Hanks di dalam film dimana ia terdampar di sebuah pulau sepi, tujuh belas bulan tidakpernah bertemu manusia dan mulai berbicara dengan sebuah bolavoli. Jika kita bertanya tentang jenggotnya yang awut-awtuan, beliautidak akan repot-repot berdalih tapi segera menyodorkan sebuahbuku karya Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhallawi Rah, yang berjudul Keutamaan Memelihara Jenggot . Cukupmembaca pengantarnya saja Anda akan merasa malu sudahbertanya. pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar 23 Laskar mengalir dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selamapuluhan tahun keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri padagarda depan pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahunmengabdi di sekolah Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pundemi motif syiar Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidangkebun palawija di pekarangan rumahnya. Hari ini Pak Harfan mengenakan baju takwa yang dulu pastiberwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnyaberlubang di beberapa bagian dan beliau mengenakan celanapanjang yang lusuh karena terlalu sering dicuci. Seutas ikatpinggang plastik murahan bermotif ketupat melilit tubuhnya. Lubangikat pinggang itu banyak berderet-deret, mungkin telah dipakai sejakbeliau berusia belasan. Karena penampilan Pak Harfan agak seperti beruang madumaka ketika pertama kali melihatnya kami merasa takut. Anak kecilyang tak kuat mental bisa-bisa langsung terkena sawan. Namun,ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat datang penuhatmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana. Kemudian dalamwaktu yang amat singkat beliau telah merebut hati kami. Bapakyang jahitan kerah kemejanya telah lepas itu bercerita tentangperahu Nabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamatdari banjir bandang. “Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwaair bah akan datang …,” demikian ceritanya dengan wajah penuhpenghayatan. “Namun, kesombongan membutakan mata dan menulikantelinga mereka, hingga mereka musnah dilamun ombak ….. Sebuah kisah yang sangat mengesankan. Pelajaran moralpertama bagiku jika tak rajin sahalat maka pandai-pandailahberenang. Cerita selanjutnya sangat memukau. Sebuah ceritapeperangan besar zaman Rasulullah di mana kekuatan dibentukoleh iman bukan oleh jumlah tentara perang Badar! Tiga ratus tiga 24 Laskar Pelangibelas tentara Islam mengalahkan ribuan tentara Quraisy yang kalapdan bersenjata lengkap. “Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah kalian ketempat-tempat kematian kalian dalam masa tiga hari!” DemikianPak Harfan berteriak lantang sambil menatap langit melalui jendelakelas kami. Beliau memekikkan firasat mimpi seorang pendudukMekkah, firasat kehancuran Quraisy dalam kehebatan perangBadar. Mendengar teriakan itu rasanya aku ingin melonjak daritempat duduk. Kami ternganga karena suara Pak Harfan yang beratmenggetarkan benang-ben ang halus dalam kalbu kami. Kamimenanti liku demi liku cerita dalam detik-detik menegangkandengan dada berkobar-kobar ingin membela perjuangan parapenegak Islam. Lalu Pak Harfan mendinginkan suasana yangberkisah tentang penderitaan dan tekanan yang dialami seorang priabernama Zubair bin Awam. Dulu nun di tahun 1929 tokoh inibersusah payah, seperti kesulitan Rasulullah ketika pertama tiba diMadinah, mendirikan sekolah dari jerjak kayu bulat seperti sekolah pertama di Belitong. Kemudian muncul para tokohseperti Abdul Hamid dan Ibrahim bin Zaidin yang berkorbanhabis-habisan melanjutkan sekolah kandang itu menjadi sekolahMuhammadiyah. Sekolah ini adalah sekolah Islam pertama diBelitong, bahkan mungkin di Sumatra Selatan. Pak Harfanmenceritakan semua itu dengan semangat perang badar sekaligussetenang hembusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihankata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruhyang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankan sebagaipria yang kenyang akan pahit getir perjuangan dan kesusahanhidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambilrisiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari-cari bagaimana caramenjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti. Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal“guru” yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India,yaitu orang yang tak hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi jugayang secara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagimuridnya. Beliau sering men aikturunkan intonasi, menekan kedua 25 Laskar Pelangiujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkatkedua tangannya laksana orang berdoa minta hujan. Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecilmendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandanganmatanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yangpaling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitirdengan lancarayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami,berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam,diam berpikir seperti kekasih merindu, indah sekali. Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yangsederhana melalui kata- katanya yang ringan namun bertenagaseumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kamiutnuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnyatentang keberanian pantang men yerah melawan kesulitan apa Harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhanpendirian, tentang ketekun an, tentang keinginan kuat untukmencapai cita- cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisademikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengankeikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikansebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadakuserta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplahuntuk memberi sebanyak -banyaknya, bukan untuk menerimasebanyak-banyaknya. Kami tak berkedip menatap sang juru kisah yang ulung ini buruk rupa dan buruk pula setiapapa yang di-sandangnya,tapi pemikirannya jernih dan kata-katanya bercahaya. Jika iamengucapkan sesuatu kami pun terpaku menyimaknya dan taksabar menunggu untaian kata berikutnya. Tiba-tiba aku merasasangat beruntung didaftarkan orangtuaku di sekolah miskinMuhammadiyah. Aku merasa lelah terselamatkan karena orangtuaku memilih sebuah sekolah Islam sebagai pendidikan palingdasar bagiku. Aku merasa amat beruntung berada di sini, di tengahorang-orang yang luar biasa ini. Ada keindahan di sekolah Islammelarat ini. Keindahan yang tak kan kutukar dengan seribukemewahan sekolah lain. 26 Laskar PelangiSetiap kali Pak Harfan ingin menguji apa yang telahdiceritakannya kami berebutan mengangkat tangan, bahkan kamimengacung meskipun beliau tak bertanya, dan kami mengacungwalaupun kami tak pasti akan jawaban. Sayangnya bapak yangpenuh daya tarik ini harus mohon diri. Satu jam dengannya terasahanya satu menit. Kami mengikuti setiap inci langkahnya ketikameninggalkan kelas. Pandangan kami melekat tak lepas-lepasdarinya karena kami telah jatuh cinta padanya. Beliau telahmembuat kami menyayangi sekolah tua ini. Kuliah umum dari PakHarfan di hari pertama kami masuk SD Muhammadiyah langsungmenancapkan tekad dalam hati kami untuk membela sekolah yanghampir rubuh ini, apa pun yang terjadi. Kelas diambil alih oleh Bu Mus. Acaranya adalah perkenalandan akhirnya tibalah giliran A Kiong. Tangisnya sudah reda tapi iamasih terisak. Ketika diminta ke depan kelas ia senang bukan di sela-sela isaknya ia tersenyum. Ia menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tangan kirinya memegang botol air yangkosong—karena isinya tadi ditumpahkan Sahara—dan tangankanannya menggenggam kuat tutup botol itu. “Silahkan ananda perkenalkan nama dan alamat rumah …,”pinta Bu Mus lembut pada anak Hokian itu. A Kiong menatap Bu Mus dengan ragu kemudian ia kembalitersenyum. Bapaknya menyeruak di antara kerumunan orangtualainnya, ingin menyaksikan anaknya beraksi. Namun, meskipunberulang kali ditanya A Kiong tidak menjawab sepatah kata pun. Iaterus tersenyum dan hanya tersenyum saja. “Silakan ananda …,” Bu Mus meminta sekali lagi dengan sayang A Kiong hanya menjawabnya dengan kembalitersenyum. Ia berkali-kali melirik bapaknya yang kelihatan tak sabar. Aku dapat membaca pikiran ayahnya, “Ayolah anakku, kuatkan hatimu, sebutkan namamu! Palingtidak sebutkan nama bapakmu ini, sekali saja! Jangan bikin maluorang Hokian!” Bapak Tionghoa berwajah ramah ini dikenal 27 Laskar Pelangisebagai seorang Tionghoa kebun, strata ekonomi terendah dalamkelas sosial orang-orang Tionghoa di Belitong. Namun, sampai waktu akan berakhir a Kiong masih tetap sajatersenyum. Bu Mus membujuknya lagi. “Baiklah ini kesempatan terakhir untukmu mengenalkan diri,jika belum bersedia maka harus kembali ke tempat duduk.. A Kiong malah semakin senang. Ia masih sama sekali takmenjawab. Ia tersenyum lebar, matanya yang sipit menghilang. Pelajaran moral nomor dua jangan tanyakan nama dan alamatpada orang yang tinggal di kebun. Maka berakhirlah perkenalan di bulan Februari yangmengesankan itu. 28 Laskar PelangiBab 4 Perempuan-Perempuan Perkasa AKU pernah membaca kisah tentang wanita yang membelah batukarang untuk mengalirkan air, wanita yang menenggelamkan diribelasan tahun sendirian di tengah rimba untuk menyelamatkanbeberapa keluarga orang utan, atau wanita yang berani mengambilrisiko tertular virus ganas demi menyembuhkan penyakit seoranganak yang sama sekali tak dikenalnya nun jauh di Somalia. Di sekolah Muhammadiyah setiap hari aku membaca keberanianberkorban semacam itu di wajah wanita muda ini. MuslimahHafsari Hamid binti Abdul Hamid, atau kami memanggilnyaBu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP Sekolah KepandaianPutri, namun beliau bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya— Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong—untukterus mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya kesulitan hidup yang tak terkira, karenakami kekurangan guru—lagi pula siapa yang rela diupah beras 15kilo setiap bulan? Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah,beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran—mulai dari 29 Laskar PelangiMenulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi,sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerimajahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidupdirinya dan adik-adinya. BU MUS adalah seroang guru yang pandai, karismatik, danmemiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabuspelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dinipandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan,dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarangmeributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalampendidikan. Dasar-dasar moral itu menuntun kami membuatkonstruksi imajiner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agarberperilaku baik karena kesadaran pribadi. Materi pelajaran BudiPekerti yang hanya diajarkan di sekolah Muhammadiyah samasekali tidak seperti kode perilaku formal yang ada dalam kontekslegalitas institusional seperti sapta prasetya atau pedoman-pedomanpengalaman lainnya. “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”demikian Bu Mus selalu menasihati kami. Bukankah ini kata-katayang diilhami surah An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali olehpuluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu saja oleh jika yang mengucapkannya Bu Mus kata-kata itu demikianberbeda, begitu sakti, berdengung- dengung di dalam kalbu. Yangterasa kemudian adalah penyesalan mengapa telah terlamabatshalat. Pada kesempatan lain, karena masih kecil tentu saja, kamisering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolahlain. Terutama atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkansaat musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu tapimengeluarkan sebuah buku berbahasa Belanda danmemerplihatkan sebuah gambar. Gambar itu adalah sebuah ruangan yang sempit, dikelilingitembok tebal yang suram, tinggi, gelap, dan berjeruji. Kesan di 30 Laskar Pelangidalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan dan kesedihan.“inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini beliaumenjalani hukuman dan setiap hari belajar, setiap waktu membacabuku. Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimilikibangsa ini.. Beliau tak melanjutkan ceritanya.. Kami tersihir dalam senyap. Mulai saat itu kami tak pernah lagimemprotes keadaan sekolah kami. Pernah suatu ketika hujan turunamat lebat, petir sambar menyambar. Trapani dan Mahar memakaiterindak, topi kerucut dari daun lais khas tentara Vietkong, untukmelindungi jambul mereka. Kucai, Borek, dan Sahara memakai jashujan kuning bergambar gerigi metal besar di punggungnya dengantulisan “UPT Bel” Unit Penambangan Timah Belitong—jas hujanjatah PN Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah sehari pun kami tak pernah bolos, dan kami tak pernahmengeluh, tidak, sedikit pun kami tak pernah mengeluh. Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpatanda jasa yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga,sahabat, pengajar, dan guru spiritual. Mereka yang pertamamenjelaskan secara gamblang implikasi amar makruf nahi mungkarsebagai pegangan moral kami sepanjang hayat. Mereka mengajarikami membuat rumah- rumahan dari perdu apit-apit, mengusapluka-luka di kaki kami, membimbing kami cara mengambil wudu,melongok ke dalam sarung kami ketika kami disunat, mengajarikami doa sebelum tidur, memompa ban sepeda kami, dan kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal. Mereka adalah ksatria tampa pamrih, pangeran keikhlasan,dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filiciumyang menaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dandialah saksi seluruh drama ini. Seperti guru-guru kami, filiciummemberi napas kehidupan bagi ribuan organise dan menjaditonggak penting mata rantai ekosistem. 31 Laskar PelangiBab 5 The Tower of Babel JUMLAH orang Tionghoa di kampung kami sekitar sepertigadari total populasi. Ada orang Kek, ada orang Hokian, ada orangTongsan, dan ada yang tak tahu asal usulnya. Bisa saja merekayang lebih dulu mendiami pulau ini daripada siapa pun. Aichang,phok, kiaw, dan khaknai, seluruhnya adalah perangkatpenambangan timah primitf yang sekarang dianggap temuanarkeologi, bukti bahwa nenek moyang mereka telah lama sekaliberada di Pulau Belitong. Komunitas ini selalu tipikal rendah hatiddan pekerja keras. Meskipun jauh terpisah dari akar budayanyanamun mereka senantiasa memelihara adat istiadatnya, dan diBelitong mereka beruntung karena mereka tak perlu jauh-jauhdatang ke Jinchanying kalau hanya ingin melihat Tembok BesarCina. Persis bersebelahan dengan toko-toko kelontong milik wargaTionghoa ini berdiri tembok tinggi yang panjang dan di sana sinitergantung papan peringatan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”. Di atas tembok ini tidak hanya ditancapi pecahan-pecahan kacayang mengancam tapi juga dililitkan empat jalur kawat berduriseperti di kamp Auschwitz. Namun, tidak seperti Temok Besar Cina 32 Laskar Pelangiyang melindungi berbagai dinasti dari sebuan suku-suku Mongol diutara, di Belitong tembok yang angkuh dan berkelak-keloksepanjang kiloan meter ini adalah pengukuhan sebuah dominasidan perbedaan status sosial. Di balik tembok itu terlindung sebuah kawasan yang disebutGedong, yaitu negeri asing yang jika berada di dalamnya orangakan merasa tak sedang berada di Belitong. Dan di dalam sanaberdiri sekolah-sekolah PN. Sekolah PN adalah sebutan untuksekolah milik PN Perusahaan Negara Timah, sebuah perusahaanyang paling berpengaruh di Belitong, bahkan sebuah hegemonilebih tepatnya, karena timah adalah denyut nadi pulau kecil itu. Suatu sore seorang gentleman keluar dari balik tembok ituuntuk berkeliling kampung dengan sebuah Chevrolet Corvette, laluesoknya di depan sebuah majelis ia mencibir. “Tak satu pun kulihat ada anak muda memegang pacul! Takpernah kulihat orang- orang muda demikian malas seperti di sini.. Ha? Apa dia kira kami bangsa petani? Kami adalah buruh-buruh tambang yang bangga, padi tak tumbuh di atas tanah-tanahkami yang kaya material tambang! LAKSANA the Tower of Babel—yakni Menara Babel, metafora tangga menuju surga yangditegakkan bangsa babylonia sebagai perlambang tahun lalu, yang berdiri arogan di antara Sungai Tigris danEufrat di tanah yang sekarang disebut Irak—timah di Belitongadalah menara gading kemakmuran berkah Tuhan yang menjalarsepanjang Semenanjung Malaka, tak putus-putus seperti jalian uratdi Orang Melayu yang mer ogohkan tangannya ke dalam lapisandangkal aluvium, hampir di sembarang tempat, akan mendapatilengannya berkilauan karena dilumuri ilmenit atau timah dari pesisir, Belitong tampak sebagai garis pantai kuningberkilauan karena bijih-bijih timah dan kuarsa yang disirami cahayamatahari. Pantulan cahaya itu adalah citra yang lebih kemilau daririak-riak gelombang laut dan membentuk semacam fatamorganapelangi sebagai mercusuar yang menuntun para nakhoda. 33 Laskar PelangiTuhan memberkahi Belitong dengan timah bukan agar kapalyang berlayar ke pulau itu tidak menyimpang ke Laut Cina Selatan,tetapi timah dialirkan-Nya ke sana untuk menjadi mercusuar bagipenduduk pulau itu sendiri. Adakah mereka telah semena- menapada rezeki Tuhan sehingga nanti terlunta-lunta seperti di kalaTuhan menguji bangsa Lemuria? Kilau itu terus menyala sampaijauh malam. Eksploitasi timah besar-besaran secara nonstopditerangi ribuan lampu dengan energi jutaan kilo watt. Jikadisaksikan dari udara di malam hari Pulau Belitong tampak sepertifamilia besar Ctenopore, yakni ubur-ubur yang memancarkancahaya terang berwarna biru dalam kegelapan latu sendiri, kecil,bersinar, indah, dan kaya raya. Belitong melayang-layang di antaraSelat Gaspar dan Karimata bak mutiara dalam tangkupan kerang. Dan terberkatilah tanah yang dialiri timah karena ia sepertiknautia yang dirubung beragam jenis lebah madu. Timah selalumengikat material ikutan, yakni harta karun tak ternilai yangmelimpah ruah granit, zirkonium, silika, senotim, monazite, ilmenit,siderit, hematit, clay, emas, galena, tembaga, kaolin, kuarsa, dantopas …. Semuanya berlapis- lapis, meluap-luap, beribu-ribu ton di bawahrumah-rumah panggung kami. Kekayaan ini adalah bahan dasarkaca berkualitas paling tinggi, bijih besi dan titanium yang bernas, …material terbaik untuk superkonduktor, timah kosong ilmenit yangdigunakan laboratorium roket NASA sebagai materi antipanasekstrem, zirkonium sebagai bahan dasar produk-produk tahan api,emas murni dan timah hitam yang amat mahal, bahkan kamimemiliki sumber tenaga nuklir uranium yang kaya raya. Semua inisangat kontradiktif dengan kemiskinan turun temurun penduduk asliMelayu Belitong yang hidup berserakan di atasnya. Kami sepertisekawanan tikus yang paceklik di lumbung padi. Belitong dalam batas kuasa eksklusif PN Timah adalah kotapraja Konstantinopel yang makmur. PN adalah penguasa tunggalPulau Belitung yang termasyhur di seluruh negeri sebagaiPulautimah. Nama itu tercetak di setiap buku geografi atau bukuHimpunan Pengetahuan Umum pustaka wajib sekolah dasar. PNamat kaya. Ia punya jalan raya, jembatan, pelabuhan, real estate, 34 Laskar Pelangibendungan, dok kapal, saran a telekomunikasi, air, listrik, rumah-rumah sakit, sarana olahraga—termasuk beberapa padang golf,kelengkapan sarana hiburan, dan sekolah-sekolah. PN menjadikanBelitong -sebuah pulau kecil- seumpama desa perusahaan denganaset triliunan rupiah. PN merupakan penghasil timah nasional terbesar yangmempekerjakan tak kurang dari orang. Ia menyerap hampirseluruh angkatan kerja di Belitong dan menghasilkan devisa jutaandolar. Lahan eksploiotasinya tak terbatas. Lahan itu disebut kuasapenambangan dan secara ketat dimonopoli. Legitimasi ini diperolehmelalui pembayaran royalti—lebih pas disebut upeti—miliaranrupiah kepada pemerintah. PN mengoperasikan 16 unit emmerbageratau kapal keruk yang bergerak lamban, mengorek isi bumidengan 150 buah mangkuk-mangkuk baja raksasa, siang malammerambah laut, sungai, dan rawa-rawa, bersuara mengerikanlaksana kawanan dinosaurus. Di titik tertinggi siklus komidi putar, di masa keemasan itu,penumpangnya mabuk ketinggian dan tertidur nyenyak,melanjutkan mimpi gelap yang ditiup-tiupkan kolonialis. Sejakzaman penjajahan, sebagai platform infrastruktur ekon omi, PNtidak hanya memonopoli faktor produksi terpenting tapi jugamewarisi mental bobrok feodalistis ala Belanda. Sementara sepertisering dialami oleh warga pribumi dimanapun yang sumber dayaalamnya dieksploitasi habis-habisan, sebagaian komunitas diBelitong juga termarginalkan dalam ketidak adilan kompensasitanah ulayah, persamaan kesempatan, dan trickle down effects . 35 Laskar PelangiBab 6 Gedong PULAU Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri daritanah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaanMelayu yang tua. Pada abad ke-19, ketika korporasi secarasistematis mengeksploitasi timah, kebudayaan bersahaja itu mulaihidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnyamencerminkan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkanstatus berkasta-kasta. Kasta majemuk itu tersusun rapi mulai daripara petinggi PN Timah yang disebut “orang staf” atau urang setapdalam dialek lokal sampai pada para tukang pikul pipa di instalasipenambangan serta warga suku Sawang yang menjadi buruh-buruhyuka penjahit karung timah. Salah satu atribut diskriminasi ituadalah sekolah-sekolah PN. Maka lahirlah kaum menak, implikasi dari institusi yang inginmemelihara citra aristokrat. PN melimpahi orang staf denganpenghasilan dan fasilitas kesehatan, pendidikan, promosi,transportasi, hiburan, dan logistik yang sangat diskriminatifdibanding kompensasi yang diberikan kepada mereka yang bukanorang staf. Mereka, kaum borjuis ini, bersemayam di kawasaneksklusif yang disebut Gedong. Mereka seperti orang-orang kulitputih di wilayah selatan Amerika pada tahun 70-an. Feodalisme di 36 Laskar PelangiBelitong adalah sesuatu yang unik, karena ia merupakankonsekuensi dari adanya budaya korporasi, bukan karena tradisipaternalistik dari silsilah, subkultur, atau privilese yang dianugerahkan oleh penguasa seperti biasa terjadi di berbagai tempatlain. Sepadan dengan kebun gantung yang memesona di pelataranmenara Babylonia, sebuah taman kesayangan TiranNebuchadnezzar III untuk memuja Dewa Marduk, Gedong adalahlandmark Belitong. Ia terisolasi tembok tinggi berkeliling dengan satuakses keluar masuk seperti konsep cul de sac dalam konseppemukiman modern. Arsitektur dan desain lanskapnya bergayasangat kolonial. Orang-orang yang tinggal memilikinama-nama yang aneh, misalnya Susilo, Cokro, Ivonne, Setiawan,atau Kuntoro, tak ada Muas, Jamali, Sa’indun, Ramli, atau Mahaderseperti nama orang- orang Melayu, dan mereka tidak pernahmenggunakan bin atau binti. Gedong lebih seperti sebuah kota satelit yang dijaga ketat olehpara Polsus Polisi Khusus Timah. Jika ada yang lancang masukmaka koboi-koboi tengik itu akan menyergap, mengintergoasi, laluinterogasi akan ditutup dengan mengingatkan sang tangkapan padatulisan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”yang bertaburan secara mencolok pada berbagai akses dan fasilitasdi sana, sebuah power Statement tipikal kompeni. Kawasan warisan Belanda ini menjunjung tinggi kesanmenjaga jarak , dan kesan itu diperkuat oleh jajaran pohon-pohonsaga tua yang menjatuhkan butir-butir buah semerah darah di ataskap mobil-mobil mahal yang berjejal-jejal sampai keluar garasi. Disana, rumah-rumah mewah besar bergaya Victoria memiliki jendela-jendela kaca lebar dan tinggi dengan tirai yang berlapis-lapis laksanalayar bioskop. Rumah-rumah itu ditempatkan pada kontur yangagak tinggi sehingga kelihatan seperti kastil-kastil kaum bangsawandengan halaman terpelihara rapi dan danau-danau buatan. Didalamnya hidup tenteram sebuah keluarga kecil dengan dua atautiga-anak yang selalu tampak damai, temaram, dan sejuk. Setiap rumah memiliki empat bangunan terpisah yangdisambungkan oleh selasar- selasar panjang. Itulah rumah utamasang majikan, rumah bagi para pembantu, garasi, dan gudang-gudang. Selasar-selasar itu mengelilingi kolam kecil yang ditumbuhi 37 Laskar PelangiNymphaea caereulea atau the blue water lily yang sangat menawandan di tengahnya terdapat patung anak-anak gendut semacamManequin Piss legenda negeri Belgia yang menyemprotkan airmancur sepanjang waktu dari kemaluan kecilnya yang lucu. Pot-potkayu anggrek mahal Tainia shimadai Dan Chysis digantungkanberderet- deret di bibiratap selasar dan di bawahnya tersusun rapibejana keramik antik bertangga- tangga berisi kaktus Chaemasereasdan Parodia scopa . Untuk urusan bunga ini ada petugas khususyang merawatnya. Di luar lingkar kolam didirikan sebuah kandangberlubang kotak-kotak kecil persegi berbentuk piramida yang bersenidan ditopang oelh sebuah pilar bergaya Romawi, itulah rumahburung merpati Inggris. Di dalam rumah utama sang majikan terdapat ruang tamudengan lampu-lampu yang teduh dan perabot utama di sana adalahsebuah sofa Victorian rosewood berwarna merah. Jika duduk diatasnya seseorang dapat merasa dirinya seperti seorang padukaraja. Di samping ruang tamu adalah ruang makan tempat parapenghuni rumah makan malam mengenakan busana senja yangterbaik dan bersepatu. Di meja makan mewah dengan kayuCinnamonglaze , mereka duduk mengelilingi makanan yangnamanya bahkan belum ada terjemahannya. Pertama-tamaperangsang lapar pumpkin and Gorgonzola soup , lalu hadir caesarsalad menu utama, chicken cordon bleu, vitello alla Provenzale ,atau … Pada bagian akhir sebagai makanan penutup adalah creamycheesecake topped with stawberry puree , buah-buah persik danprem. Mereka makan dengan tenang sembari mendengarkan musikklasik yang elegan Mozart Haffner No. 35 in D Major . Merekamematuhi table manner’ Setelah melampirkan serbet di ataspangkuannya makan malam dimulai nyaris tanpa suara dan tak adaseorang pun yang menekan bibir meja dengan sikunya... Sarapanpagi disajikan di ruangan yang berbeda. Ruangan ini terbuka,menghadap ke kebun anggrek dan kolam renang dangkal yang juga berbeda yakni terracotta tile top oval yang lucunamun berkelas. Di pagi hari mereka senang mencicipi omelet danmenyeruput the. Earl Grey, atau cappuccino, lalu merekamelemparkan remah-remah roti pada burung-burung merpati Inggrisyang berebutan, rakus tapi jinak. 38 Laskar PelangiHalaman setiap rumah sangat luas dan tak didekorasi dengan karya seni instalasi dari konstruksilogam yang maknanya tak mudah dicerna orang awam. Hamparanrumput manila di halaman menyentuh lembut bibir jalan rayadengan tinggi permukaan yang sama. Ada daya tarik tersendiri disitu. Tak ada parit, karena semua sistem pembuangan diatur dibawah tanah. Pekarangan ditumbuhi pinang raja, bambu Jepang,pisang kipas, dan berjenis-jenis palem yang berselang-seling diantara taman-taman bunga umum, ornamen, galeri, angsa-angsabesar yang berkeliaran, kafe members only , patung-patung, nookerbar , sudut-sudut tempat bermain anak-anak berisi ayam-ayamkalkun yang dibiarkan bebas, trotoar untuk membawa anjing jalan-jalan, kolam-kolam renang, dan lapangan-lapangan golf. Tenangdan tidak berisik, kecuali sedikit bunyi, rupanya anjing pudel sedangmengejar beberapa ekor kucing anggora. Namun, selain suara hewan-hewan lucu itu sore ini terdengarlamat-lamat denting piano dari salah satu kastil Victoria yangterututp rapat berpilar-pilar itu. Floriana atau Flo yang tomboi, salahseorang siswa sekolah PN, sedang les piano. Guru privatnya sangatbersemangat tapi Flo sendiri terkantuk-kantuk tanpa minat. Keduatangannya menopang wajah murungnya sambil menguap berulang-ulang di samping sebuah instrumen megah grand piano merkSteinway and sons yang hitam, dingin, dan berkilauan. Wajah Floseperti kucing kebanyakan tidur dan bangun Mollen Bas , kepala semua kapal keruk—dudukdi sebuah kursi besar semacam singgasana sehingga tubuh kecilnyatenggelam. Kakinya dibungkus sepatu mahal De Carlo cokelat yangelegan, tergantung berayun-ayun lucu. Ia geram pada tingkah sitomboi dan malu pada sang guru, seorang wanita berkacamata,setengah baya, berwajah cerdas dan hanya bisa tak henti-henti memohon maaf pada wanita Jawa yangsangat santun itu atas kelakuan anaknya. Bapak Flo adalah orang hebat, seseorang yang amatterpelajar. Ia adalah insinyur lulusan terbaik dari Technische 39 Laskar PelangiUniversiteit Delf di Holland dari Fakultas Werktuiq bouwkunde,Maritieme techniek & technische materiaal wetenschappen, yangartinya kurang lebih jago teknik. Ia adalah salah satu dari segelintirorang Melayu asli Belitong yang berhak tinggal di Gedong danorang kampung yang mampu mencapai karier tinggi di jajaran eliteorang staf karena kepintarannya. Sebagai Mollen Bas, beliausanggup mengendalikan shift ribuan karyawan, memperbaikikerusakan kapal keruk yang tenaga-tenaga ahli asing sendiri sudahmenyerah, dan mengendalikan aset produksi miliaran dolar. Tapimenghadapi anak perempuan kecilnya, si tomboi gasing yang takbisa diatur ini, beliau hampir menyerah. Semakin keras suarabapaknya menghardik semakin lebar Flo menguap. Pokok perkaranya sederhana, yakni beliau telah memilikibeberapa anak laki-laki dan Flo si bungsu, adalah anak perempuansatu-satunya. Namun anak perempuannya ini bersikeras inginmenjadi laki-laki. Setiap hari beliau berusaha memerempuankan Floantara lain dengan memaksanya kursus piano. Grand piano itudidatangkan dengan kapal khusus dari Jakarta. Guru privat yangmerupakan seorang instruktur musik profesional, juga khususdijemput dari Tanjong Pandan. Lebih dari itu, di sela kesibukannya,bapaknya rela menunggui Flo kursus, namun yang beliau dapat taklebih dari uapan- uapan itu. Flo bahkan tak berminat menyentuhtuts-tuts hitam putih yang berkilat-kilat karena pikirannya melayangke sasana tempat ia latihan kick boxing dan angkat barbel. Flo taksuka menerima dirinya sebagai seorang perempuan. Mungkinkarena pengharuh dari saudara-saudara kandungnya yangseluruhnya laki-laki atau karena suatu ketidak seimbangan dalamkimia tubuhnya. Maka ia memotong rambut dengan model luruspendek dan ia belajar mengubah ekspresi wajah cantiknya agarmerefleksikan seringai laki-laki. Ia bercelana jeans , kaos oblong, danmembuang anting- anting yang dibelikan ibunya. Guru privat itumemperkenalkan dengan lembut notasi do, mi, sol, si dalam lintasanempat oktaf dan memperlihatkan posisi jari-jemari pada setiapnotasi itu sebagai dasar bagi Flo untuk berlatih fingering . Flomenguap lagi... 40 Laskar PelangiBab 7 Zoom Out TAK disangsikan, jika di- zoom out , kampung kami adalahkampung terkaya di Indonesia. Inilah kampung tambang yangmenghasilkan timah dengan harga segenggam lebih mahal puluhankali lipat dibanding segantang padi. Triliunan rupiah aset tertanamdi sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaranmesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras sepertikawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib Der Rattenfangervon Hameln . Namun jika di- zoom in , kekayaan itu terperangkapdi satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggiGedong. Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok tersajipemandangan kontras seperti langit dan bumi. Berlebihan jikadisebut daerah kumuh tapi tak keliru jika diumpamakan kota yangdilanda gerhana berkepanjangan sejakera pencerahan revolusiindustri. Di sana, di luar lingkar tembok Gedong hidup komunitasMelayu Belitong yang jika belum punya enam anak belum berhentiberanak pinak. Mereka menyalahkan pemerintah karena tidakmenyediakan hiburan yang memadai sehingga jika malam tibamereka tak punya kegiatan lain selain membuat anak-anak itu. 41 Laskar PelangiDi luar tembok feodal tadi berdirilah rumah-rumah kami,beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampungMuhammadiyah. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanyakerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumahpanggung yang renta dalam berbagai ukuran. Rumah-rumah asliMelayu ini sudah ditinggalkan zaman keemasannya. Pemiliknya takingin merubuhkannya karena tak ingin berpisah dengan kenanganmasa jaya, atau karena tak punya uang. Di antara rumah panggung itu berdesak-desakan kantor polisi,gudang-gudang logistik PN, kantor telepon, toapekong, kantorcamat, gardu listrik, KUA, masjid, kantor pos, bangunanpemerintah—yang dibuat tanpa perencanaan yang masuk akalsehingga menjadi bangunan kosong telantar, tandon air, warungkopi, rumah gadai yang selalu dipenuhi pengunjung, dan rumahpanjang suku Sawang. Komunitas Tionghoa tinggal di bangunanpermanen yang juga digunakan sebagai toko. Mereka tidak memilikipekarangan. Adapun pekarangan rumah orang Melayu ditumbuhijarak pagar, beluntas, beledu, kembang sepatu, dan semakbelukaryang membosankan. Pagar kayu saling-silang di paritbersemak di mana tergenang air mati berwarna cokelat—juga sangatmembosankan. Entok dan ayam kampung berkeliaran yang tak dijaga melalap tanaman bunga kesayangansehingga sering menimbulkan keributan kecil. Jalan raya di kampung ini panas menggelegak dan ingar-bingar oleh suara logam yang saling beradu ketika truk-truk reyotlalu-lalang membawa berbagai peralatan teknik eksplorasi kampung ini dapat disebut sebagai urban atau tujuh macam profesi tumpang tindih di sini kuli PNsebagai mayoritas, penjaga toko, pegawai negeri, pengangguran,pegawai kantor desa, pedagang, dan pensiunan. Sepanjang waktumereka hilir mudik dengan sepeda. Semuanya, para penduduk,kambing, entok, ayam, dan seluruh bangunan itu tampak berdebu,tak teratur, tak berseni, dan kusam. Keseharian orang pinggiran ini amat monoton. Pagi yangsunyi senyap mendadak sontak berantakan ketika kantor pusat PNTimah membunyikan sirine, pukul 7 kurang 10. Sirine itu 42 Laskar Pelangimemekakkan telinga dalam radius puluhan kilometer sepertiperingatan serangan Jepang dalam pengeboman Pearl Harbour. Demi mendengar sirine itu, dari rumah-rumah panggung,jalan-jalan kecil, sudut-sudut kampung, rumah-rumah dinaspermanen berdinding papan, dan gang-gang sempit bermunculan-lah parakuli PN bertopi kuning membanjiri jalan raya. Merekaberdesakan, terburu-buru mengayuh sepeda dalam rombonganbesaratau berjalan kaki, karena sepuluh menit lagi jam kerja mereka ribuan. Mereka menyerbu tempat kerja masing-masing bengkelbubut, kilang minyak, gudang beras, dok kapal, dan unit-unitpencucian timah. Parakuli yang bekerja shift di kapal kerukmelompat berjejal-jejal ke dalam bak truk terbuka seperti sapi yangakan digiring ke penjagalan. Tepat pukul 7 kembali dibunyikansirene kedua tanda jam resmi masuk kerja. Lalu tiba-tiba jalan-jalanraya, kampung-kampung, dan pasar kembali lengang, sunyi pukul 7 pagi, rumah orang Melayu Belitong hanya dihunikaum wanita, para pensiunan, dan anak-anak kecil yang belumsekolah. Kampung kembali hidup pada pukul 10, yaitu ketikawanita-wanita itu memainkan orkestra menumbuk bumbu. Suaraalu yang dilantakkan ke dalam lumpang kayu bertalu-talu, sahut-menyahut dari rumah ke rumah. Pukul 12 sirine kembali berbunyi, kali ini adalah sebagai tandaistirahat. Dalam sekejap jalan raya dipenuhi parakuli yang pulangsebentar. Lapar membuat mereka tampak seperti semut-semuthitam yang sarangnya terbakar, lebih tergesa dibanding waktumereka berangkat pagi tadi. Pukul 2 siang sirine berdengung lagimemanggil mereka bekerja. Parakuli ini akan kembali pulang keperaduan setelah terdengar sirine yang sangat panjang tepat pukul 5sore. Demikianlah yang berlangsung selama puluhan tahunlamanya. **** TIDAK seperti di Gedong, jika makan orang urban ini tidakmengenal appetizer sebagai perangsang selera, tak mengenal maincourse , ataupun dessert . Bagi mereka semuanya adalah menu 43 Laskar Pelangiutama. Pada musim barat ketika nelayan enggan melaut, menuutama itu adalah ikangabus. Parakuli yang bernafsu makan besarsesuai dengan pembakaran kalorinya itu jika makan seluruhtubuhnya seakan tumpah ke atas meja. Agar lebih praktis tak jarangbaskom kecil nasi langsung digunakan sebagai piring. Di situlahdiguyur semangkuk gangan , yaitu masakan tradisional denganbumbu kunir. Ketika makan mereka tak diiringi karya MozartHaffnerNo. 35 in D Major tapi diiringi rengekan anak -anaknya yang mintadibelikan baju pramuka. Setiap subuh para istri meniup siong potongan bambu untukmenghidupkan tumpukan kayu bakar. Asap mengepul masuk kedalam rumah, menyembul keluar melalui celah dinding papan, danmembangunkan entok yang dipelihara di bawah rumah itu membuat penghuni rumah terbatuk-batuk, namun ia amatdiperlukan guna menyalakan gemuk sapi yang dibeli bulansebelumnya dan digantungkan berjuntai- juntai seperti cucian di atasperapian. Gemuk sapi itulah sarapan mereka setiap pagi. Sebelumberangkat parakuli itu tidak minum teh Earlgrey atau cappuccino ,melainkan minum air gula aren dicampur jadam untukmenimbulkan efek ten aga kerbau yang akan digunakan sepanjanghari. Apabila persediaan gemuk sapi menipis dan angin baratsemakin kencang, maka menu yang disajikan sangatlah istimewa,yaitu lauk yang diasap untuk sarapan, lauk yang diasin untuk makansiang, dan lauk yang dipepes untuk makan malam, seluruhnyaterbuat dari ikangabus. DI luar lingkungan urban, berpencar menuju dua arahbesaradalah wilayah rural atau pedesaan. Daerah ini memanjangdalam jarak puluhan kilometer menuju ke barat ibu kota KabupatenTanjong Pandan. Sebaliknya, ke arah selatan akan menelusuri jalurke pedalaman. Jalur ini berangsur-angsur berubah dari aspalmenjadi jalan batu merah dan lama-kelamaan menjadi jalan tanahsetapak yang berakhir di laut. Di sepanjang jalur pedesaan rumah penduduk berserakan,berhadap-hadapan dipisahkan oleh jalan raya. Dulu nenek moyang 44 Laskar Pelangimereka berladang di hutan. Belanda menggiring mereka ke pinggirjalan raya, agar mudah dikendalikan tentu saja. Orang-orangpedesaan ini hidup bersahaja, umumnya berkebun, mengambil hasilhutan, dan mendapat bonus musiman dari siklus buah-buahan,lebah madu, dan ikan air tawar. Mereka mendiami tanah ulayat dandi belakang rumah mereka terhampar ribuan hektar tanah takbertuan, padang sabana, rawa-rawa layaknya laboratorium alamyang lengkap, dan aliran air bening yang belum tercemar. Kekuatan ekonomi Belitong dipimpin oleh orang staf PN danpara cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasitimah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yang sangattipis. Kelas menengah tak ada, oh atau mungkin juga ada, yaitu paracamat, para kepala dinas dan pejabat-pejabat publik yang korupsikecil- kecilan, dan aparat pen egak hukum yang mendapat uang darimenggertaki cukong- cukong itu. Sisanya berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak danperbedaannya amat mencolok dibanding kelas di atasnya. Merekaadalah para pegawai kantor desa, karyawan rendahan PN, pencarimadu dan nira, para pemain organ tunggal, semua orang Sawang,semua orang Tionghoa kebun, semua orang Melayu yang hidup dipesisir, para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepalasekolah—baik sekolah negeri maupun sekolah kampung—kecualiguru dan kepala sekolah PN. 45 Laskar PelangiBab 8 Center of Excellence SEKOLAH-SEKOLAH PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PNberada dalam kawasan Gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megahdi bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingipagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggipendidikan. Sekolah PN merupakan center of excellence atautempat bagi semua hal yang terbaik. Sekolah ini demikian kaya rayakarena didukung sepenuhnya oleh PN Timah, sebuah korporasiyang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang sangat modern inilebih tepat disebut percontohan bagaimana seharusnya generasimuda dibina. Gedung-gedung sekolah PN didesain dengan arsitektur yang takkalah indahnya dengan rumah bergaya Victoria di kelasnya dicat warna-warni dengan tempelangambarkartun yang edukatif, poster operasi dasar matematika, tabelpemetaan unsur kimia, peta dunia, jam dinding, termometer, fotopara ilmuwan dan penjelajah yang memberi inspirasi, dan adakapstok topi. Di setiap kelas ada patung anatomi tubuh yanglengkap, globe yang besar, white board , dan alat peraga konstelasiplanet-planet. 46 Laskar PelangiDi dalam kelas-kelas itu puluhan siswa brilian bersaing ketatdalam standar mutu yang sanggat tinggi. Sekolah-sekolah inimemiliki perpustakaan, kantin, guru BP, laboratorium,perlengkapan kesenian, kegiatan ekstra kurikuler yang bermutu,fasilitas hiburan, dan sarana olahraga —termasuk sebuah kolamrenang yang masih disebut dalam bahasa Belanda zwembad. Didepan pintu masuk kolam renang ini tentu saja terpampangperingatan tegas“DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”. Di setiap kelas ada kotak P3K berisi obat-obat pertolonganpertama. Kalau ada siswanya yang sakit maka ia akan angsungmendapatkan pertolongan cepat secara profesional atau segeradijemput oleh mobil ambulans yang meraung-raung. Mereka memiliki petugas-petugas kebersihan khusus, guru-guru yang bergaji mahal, dan para penjaga sekolah yangberseragam seperti polisi lalu lintas dan selalu meniup-niup merah bergulung-gulung keren sekali di bahu seragamnya itu.“Jumlah gurunya banyak.. Demikian ujar Bang Amran Isnaini bin Muntazis Ilham—yangpernah sekolah di sana—persis pada malam sebelum esoknya akumasuk pertama kali di SD Muhammadiyah itu. Aku termenung. “Setiap pelajaran ada gurunya masing-masing, walaupun kaubaru kelas satu.” Maka pada malam itu aku tak bsia tidurakibatpusing menghitung berapa banyak jumlah guru di sekolah PN, tentusaja juga selain karena rasa senang akan masuk sekolah besok. Murid PN umumnya anak-anak orang luar Belitong yangbapaknya menjadi petinggi di PN. Sekolah ini juga menerima anakkampung seperti Bang Amran, tapi tentu saja yang orangtuanyasudah menjadi orang staf. Mereka semua bersih-bersih, rapi, kaya,necis, dan pintar-pintar luar biasa. Mereka selalu mengharumkannama Belitong dalam lomba-lomba kecerdasan, bahkan sampaitingkat nasional. Sekolah PN sering dikunjungi para pejabat,pengawas sekolah, atau sekolah lain untuk melakukan semacambenchmarking melihat bagaimana seharusnya ilmu pengetahuan 47 Laskar Pelangiditransfer dan bagaimana anak-anak kecil dididik secara hari pertama di sekolah PN adalah sebuah perayaanpenuh sukacita. Puluhan mobil mewah berder et di depan sekolahdan ratusan anak orang kaya mendaftar. Ada bazar dan pertunjukanseni para siswa. Setiap kelas bisa menampung hampir sebanyak 40siswa dan paling tidak ada 4 kelas untuk setiap tingkat. SD PN tidakakan membagi satu pun siswanya kepada sekolah-sekolah lain yangkekurangan murid karena sekolah itu memiliki sumber daya yangmelimpah ruah untuk mengakomodasi berapapun jumlah siswabaru. Lebih dari itu, bersekolah di PN adalah sebuah kehormatan,hingga tak seorang pun yang berhak sekolah di situ sudidilungsurkan ke sekolah lain. Ketika mendaftar badan mereka langsung diukur untuk tigamacam seragam harian dan dua macam pakaian olah raga. Merekajuga langsung mendapat kartu perpustakaan dan bertumpuk-tumpuk buku acuan wajib. Seragamnya untuk hari Senin adalahbaju biru bermotif bunga rambat yang indah. Sepatu yangdikenakan berhak dan berwarna hitam mengilat. Sangat gagahketika ber-marching band melintasi kampung. Melihat mereka akusegera teringat pada sekawanan anak kecil yang lucu, putih, danbersayap, yang turun dari awan—seperti yang biasa kita lihat padagambar-gambar buku komik. Setiap pagi para murid PN dijemputoleh bus-bus sekolah ber warna biru. Kepala sekolahnya adalah seorang pejabat penting, IbuFrischa namanya. Caranya ber- make up jelas memperlihatkandirinya sedang bertempur mati-matian melawan usia dan tampakjelas pula, dalam pertempuran itu, beliau telah kalah. Ia seorangwanita keras yang terpelajar, progresif, ambisius, dan sering habis-habisan menghina sekolah kampung. Gerak geriknya diatursedemikian rupa sebagai penegasan kelas sosialnya. Di dekatnyasiapa pun akan merasa terintimidasi. Kalau sempat berbicaradengan beliau, maka ia sama seperti orang Melayu yang barubelajar memasak, bumbunya cukup tiga macam pembicaraantentang fasilitas- fasilitas sekolah PN, anggaran ekstrakurikuler jutaanrupiah, dan tentang murid-muridnya yang telah menajdi dokter,insinyur, ahli ekonomi, pengusaha, dan orang-orang sukses di kotaatau bahkan di luar negeri. Bagi kami yang waktu itu masih kecil, 48 Laskar Pelangimasih berpandangan hitam putih, beliau adalah seorang tokohantagonis. Yang dimaksud dengan sekolah kampung tentu saja adalahperguruan Muhammadiyah dan beberapa sekolah swasta miskinlainnya di Belitong. Selain sekolah miskinitu memang terdapat pulabeberapa sekolah negeri di kampung kami. Namun kondisi sekolahnegeri tentu lebih baik karena mereka disokong oleh sekolah kampung adalah sekolah swadaya yangkelelahan menyokong dirinya sendiri. 49 Laskar PelangiBab 9 Penyakit Gila No. 5 FILICIUM decipiens biasa ditanam botanikus untuk mengundangburung. Daunnya lebat tak kenal musim. Bentuk daunnya cekungsehingga dapat menampung embun untuk burung-burung kecilminum. Dahannya pun mungil, menarik hati burung segala dari itu, dalam jarak 50 meter dari pohon ini, di belakangsekolah kami, berdiri kekar menjulang awan sebatang pohon tuaganitri Elaeocarpus sphaericus schum. Tingginya hampir 20 meter,dua kali lebih tinggi dari filicium . Konfigurasi ini menguntungkanbagi burung-burung kecil cantik nan aduhai yang diciptakan untukselalu menjaga jarak dengan manusia sepertinya setiap makhlukyang merasa dirinya cantik memang cenderung menjaga jarak,yaitu red breasted hanging parrots atau tak lain serindit menyerbu filicium , serindit Melayu terlebih dulumelakukan pengawasan dari dahan-dahan tinggi ganitri sambiljungkir balik seperti pemain trapeze . Melangak- longok ke sanakemari apakah ada saingan atau musuh. Buah ganitri yang birumampu menyamarkan kehadiran mereka. Kemampuan burung iniberakrobat menyebabkan ahli ornitologi Inggris menambahkannama hanging pada nama gaulnya itu . Jika keadaan sudah aman 50 Laskar Pelangi

  1. Аቀθжοм ቱщոሽей мոкθ
    1. Ջαцукэшужα θбуρէጵаσ տեвсиրиኒ
    2. ኝ ፊеη ւոψищ
    3. Огሊյէт νωቷυժ л аծеш
  2. Ցիпቪ ጳሆип
Saatini juga telah beredar novel/memoar dengan judul dan tampilan cover (font, warna, dll) sangat mirip dengan judul dan cover Laskar Pelangi. Kembali kami tegaskan bahwa karya yang meniru tampilan Laskar Pelangi tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan Andrea Hirata, Manajemen, maupun penerbit Laskar Pelangi. May 26, 2008 @ 10:51 am Ketika mendengar nama Andrea Hirata, hal pertama yang terbesit di pikiran seseorang adalah Laskar Pelangi. Novel ini sempat booming bahkan sampai dibuat sebuah film. Bagi Anda yang belum tau sama sekali isi ceritanya maka kehadiran resensi novel Laskar Pelangi ini sangat membantu. Identitas Buku Identitas BukuResensi Novel Laskar PelangiPenokohanIkalLintangSaharaMaharAKiongSyahdanKucaiBorekTrapaniHarunKelebihanKelemahanSebarkan iniPosting terkait Kategori Keterangan Judul buku Laskar Pelangi Penulis Andrea Hirata Negara Indonesia Bahasa Indonesia Genre Roman Penerbit Bentang Pustaka, Yogyakarta Tahun terbit 2005 Halaman xxxiv, 529 halaman ISBN 979-3062-79-7 Laskar Pelangi merupakan novel perdana Andrea Hirata yang bercerita mengenai kehidupan 10 anak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka berasal dari keluarga miskin yang menempuh pendidikan di suatu sekolah yang penuh dengan keterbatasan. Namun, keterbatasan tidak membuat anak-anak putus asa, justru menjadi pendorong untuk melakukan hal yang lebih baik. Sekolah Muhammadiyah di desa tersebut terancam dibubarkan karena saat itu muridnya hanya berjumlah 9 anak. Saat kepala sekolah akan berpidato, datang seorang ibu mendaftarkan anaknya sehingga sekolah tetap eksis. Berawal dari sinilah cerita dimulai. Pertama-tama, pembagian tempat duduk di kelas. Lalu, anak-anak saling memperkenalkan diri. Masing-masing anak memiliki karakter dan tingkah yang khas. Mereka bernama Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani dan Harun. Mereka adalah Laskar Pelangi. Julukan tersebut diberikan oleh Bu Muslimah karena mereka menyukai pelangi. Nama Laskar Pelangi ini pernah membuat nama sekolahnya menjadi harum. Beberapa di antaranya adalah kejeniusan Lintang yang ingin mengalahkan seorang guru bernama Drs. Zulfikar dan akhirnya menang dalam lomba cerdas cermat. Kemudian, Mahar yang dipojokkan karena senang dengan okultisme ternyata berhasil memenangkan karnaval 17 Agustus. Laskar Pelangi selalu melewati hari-hari yang menyenangkan, menangis dan tertawa bersama-sama. Cerita persahabatan sepuluh anak Laskar Pelangi berakhir sedih. Ayah Lintang meninggal dunia sehingga membuat Einstein kecil itu harus mengalami putus sekolah. Kemudian, melangkah 12 tahun ke depan yang menceritakan Ikal pulang kampung usai berjuang di luar pulau. Kisah-kisah pada novel dikemas dengan indah sehingga membuat pembaca terharu. Secara emosi, mampu merasakan semangat yang membara dari tokoh Laskar Pelangi. Penokohan Berikut merupakan watak atau karakter dari 10 tokoh utama dalam novel Ikal Ikal adalah tokoh paling pintar. Ia memiliki minat di bidang sastra yang digambarkan dengan kegemarannya menulis puisi. Ia mencintai A Ling yang merupakan sepupu A Kiong. Namun, hubungan mereka harus berakhir karena A Ling pergi ke Jakarta. Lintang Teman sebangku Ikal ini sangat jenius. Ia merupakan anak seorang nelayan miskin yang tidak mempunyai perahu namun harus menghidupi 14 jiwa. Minatnya untuk sekolah sangat besar. Hal ini ditunjukkan sejak pertama kali di sekolah dan selalu aktif di kelas. Namun, sangat disayangkan cita-citanya untuk menjadi ahli matematika terpaksa ditepis. Lintang harus menggantikan peran ayahnya yang telah meninggal sebagai tulang punggung keluarga. Sahara Sahara menjadi satu-satunya anak gadis anggota Laskar Pelangi. Sifatnya keras kepala, patuh terhadap agama, memiliki pendirian kuat, pandai dan ramah. Mahar Mahar memiliki paras tampan, tubuhnya kurus dan berbakat di bidang seni. Saat dewasa, sempat menganggur karena ibunya sakit-sakitan. Suatu hari nasib baik menghampirinya, salah seorang petinggi mengajaknya membuat dokumentasi permainan tradisional. Mahar juga berhasil meluncurkan novel persahabatan. AKiong A Kiong keturunan Tionghoa yang menjadikan Mahar sebagai suhunya. Meski buruk rupa, namun baik hati dan suka menolong. Syahdan Syahdan merupakan sosok yang tidak menonjol dan tidak pernah diperhatikan. Namun, ia mempunyai cita-cita menjadi aktor. Berkat kerja kerasnya, ia berkesempatan menjadi aktor meskipun perannya kecil. Akhirnya, karena bosan ia memutuskan kursus komputer dan menjadi network designer. Kucai Kucai selalu dipercaya menjadi ketua kelas dalam setiap generasi sekolah. Akibat kurang gizi, ia mengalami rabun jauh dan penglihatannya melenceng. Sejak kecil mahir sebagai politikus dan saat dewasa menjadi ketua fraksi DPRD Belitung. Borek Borek adalah laki-laki yang ingin selalu tampil macho. Saat dewasa, ia bekerja sebagai kuli. Trapani Pria tampan ini baik hati dan pandai. Namun, karena terlalu bergantung dengan ibunya membuatnya tinggal di rumah sakit jiwa. Harun Harun mempunyai keterbelakangan mental sehingga memulai sekolahnya terlambat. Ia memiliki sifat jenaka. Kelebihan Buku berisi cerita persahabatan dan kesetiaan dalam berteman. Selain itu, juga menekankan arti penting pendidikan. Kisah yang diangkat pada novel sangat mengharukan, banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik di dalamnya. Kelemahan Banyak digunakan nama-nama ilmiah yang tidak familiar bagi masyarakat sehingga pembaca menjadi kurang nyaman. Hal ini akan mempersulit pembaca dalam memahami isi cerita, apalagi glosarium tidak diletakkan pada halaman di mana kata itu berada. Resensi novel Laskar Pelangi ini dapat memberi gambaran singkat mengenai cerita yang disajikan. Salah satu poin penting yang ingin disampaikan penulis melalui novel tersebut adalah bahwasanya semua yang terjadi di dalam kehidupan manusia ini telah diatur oleh Tuhan. Lihat Juga Harga Ready Mix Mira Riri, dan kemudian bersama Salman Aristo, berkolaborasi menuliskan novel Laskar Pelangi ke dalam sebuah naskah film. Ketiganya bertolak ke Belitung guna melakukan riset bersama—proses awal penulis skenario untuk mendapatkan fondasi bangun cerita yang kuat di sebuah film. P R Ozon P Udara murni S A L Analisis PENOKOHAN ANTARA NOVEL DAN FILM “ Pasukan PELANG I ” Andrea Hirata Disusun oleh AHMAD ZAMRONI 086008 2008-E Perserikatan KEGURUAN DAN Pedagogi PERSATUAN Hawa REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2009 Kata sambutan Alhamdulillahirobbil alamiin, puji syukur penulis kehadirat Sang pencipta SWT atas hadiah dan hidayah-Nya, penulis boleh memintasi proposal investigasi nan berjudul ANALISIS PENOKOHAN ANTARA NOVEL DAN FILM “ Bala PELANGI ” Andre Hirata . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini dapat diselasaikan derkat dorongan, arahan, dan pertolongan dari bermacam-macam pihak. Makanya karena itu, penulis ingin mencadangkan mulut sambut kasih kepada Winardi, SH. selaku ketua STKIP PGRI JOMBANG Faizun, selaku dosen penyuluh Taman bacaan STKIP PGRI JOMBANG Semua pihak nan tidak dabir sebutkan cak satu demi satu satu yang telah banyak membantu sehingga proposal penekanan ini dapat diolah sesuai rencana. Penulis mencatat bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Makanya karena itu, sepenuhnya kritik dan saran bersumber semua pihak sangatlah diharapkan. Akhirnya semoga proposal ini bisa bermanfaat buat para pembanca umumnya, dan khususnya bagi penulis. Jombang, 19 Juli 2009 Penulis AHMAD ZAMRONI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii Gerbang I PENDAHULUAN 1 Latar belakang 1 Persoalan 2 Batasan penyakit 2 Rumusan penyakit 3 Pamrih penyelidikan 3 Intensi umum 3 Tujuan spesial 3 Kelebihan penelitian 4 Manfaat teoristis 4 Kurnia praktis 4 Gerbang II LANDASAN TEORI 5 Pengertian novel 5 Denotasi tokoh 5 Kemujaraban tokoh 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8 Sumber data dan data penelitian 8 Cara kerja penekanan 8 Teknik pengurukan data 9 Rekapitulasi riset 10 JADWAL PENELITIAN 0 RAGANGAN Darurat HASIL Pendalaman 11 Daftar bacaan 13 Portal I PENDAHULUAN Latar Belakang Karya sastra bukan magfirah berpunca publik. Sastra lahir bermula proses imajinasi seorang pengarang, serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian pecah nasib masyarakat Jabrohim, 200359. Sastra merupakan riuk satu cagak kesenian yang rajin suka-suka di tengah peradaban individu tak dapat ditolak bahkan kehadiranya dikabulkan umpama realitas budaya. Karya sastra tidak semata-mata dinilai sebagai karya seni nan mengandung biji-skor yang tersalut internal imajinasi dan emosi penghayatan pengarang. Sastra sebagai satu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi sarjana disamping konsumsi emosional Semi, 19901. Laskar Pelangi adalah novel karya Andre Hirata yang menyentuh langsung jenaka, membangkitkan kehidupan menimpali berbagai bentuk batasan struktur, dan menunjukkan bahwa kejayaan bisa diraih oleh siapapun, seandainya cak hendak berusaha. Nama Andrea Hirata Seman Said Harun, atau yang lebih caruk dikenal dengan Andrea Hirata, menjadi tenar di manjapada sastra setelah buku pertama dalam tetraloginya, yaitu Laskar Pelangi mencecah hati banyak guri. Pria yang mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Sekolah tinggi Indonesia S1, Universite de Paris Sorbonne Perancis dan Sheffield Hallam University Inggris S2 ini ternyata rela menyebrangi rawa buat bersantap biji pelir hutan dan pernah mencoba kopi nan bikin fly’. Andrea Hirata balasannya dengan sadar menjerumuskan diri ke dalam penulisan buku fiksi. Sejatinya, Barisan Pelangi adalah buku pertama dari sebuah karya tetralogi. Selepas Sang Pemimpin , berikutnya berturut-turut akan terbit dua judul sekali lagi, yakni Edensor dan Maryamah Karpov yang dinanti-nanti para pembaca setianya. Kiranya Tentara Pelangi menjadi pintu pembuka lakukan pria alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia UI ini untuk masuk lebih jauh lagi ke “urut-urutan sunyi” sastra. Barisan Pelangi pula nan telah membuatnya menjadi semacam selebritis di jagad sastra, meskipun ditampik mati-matian oleh yang bersangkutan. Ekor kesuksesan Laskar Pelangi ditandai sekali lagi maka itu diterbitkannya rahasia tersebut dalam edisi bahasa Melayu di Malaysia. Konon menjadi best seller di negeri tetangga itu. Berkah lainnya adalah sudah lalu ada pula proposisi untuk mengangkat kisahan Berkeluk-keluk dkk ini ke jib bogok. Gosipnya, sutradara bertangan dingin, Riri Reza, nan menggarapnya. Perigi Permasalahan Batasan Ki aib Masalah yang akan di telaah dalam penelitian ini adalah pebandingan penokohan antara novel dan film Laskar Pelangi. Agar pembahasan tidak merebak, maka pengkaji mewatasi bagaimana penokohan nan diperankan dalam novel dan apa perbedaanya dengan yang ada dalam film. Rumusan Masalah Bersendikan batasan di atas, maka perumusan penyakit intern eksplorasi ini merupakan laksana berikut Adakah perbedaan penggagas antara novel dan film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ? Bagaimana biang kerok tersebut memainkan film cerita Laskar Pelangi nan ada n domestik novel ? Tujuan Penajaman Maksud Umum Secara publik studi ini berujud untuk mencari tahu bagaimana para dalang film Angkatan Pelangi memfilmkan novel tersebut, dan apakah penokohan yang di gunakan sudah sesuai dengan barang apa nan terserah dalam novel. Tujuan Istimewa Mendiskripsikan bagaimana para tokoh nan berlaku intern komidi gambar Laskar Pelangi. Mengklarifikasi perbedaan apa nan nampak antara novel dan film Laskar Pelangi. Manfaat Penekanan Kemustajaban Teoristis Secara teoristis, pengkajian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih pemikiran untuk peluasan ilmu sastra, khususnya dibidang perfilman yang mencuil narasi dari sebuah novel. Dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembang aji-aji peradaban dan teologis. Kebaikan Praktis Secara praktis, penggalian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk hawa dalam kegiatan proses pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan perumpamaan refrensi bagi pendalaman lain yang akan mengkaji novel Tentara Pelangi dari arah lain. Bab II LANDASAN TEORI Pengertian Novel Novel adalah prosa nan mengungkapkan sebagian spirit pegiat nan dianggap penting dan menarik. Signifikansi Biang kerok Dalam novel juga terletak penggerak-pengambil inisiatif yang diceritakan makanya pengarang. Nan dimaksud dengan tokoh yakni individu ciptaan/perkiraan pengarang nan mengalami peristiwa-situasi atau untuk dalam bermacam-macam situasi cerita. Mungkin kita sudah tidak asing pula dengan pengertian tokoh privat karya sastra khususnya prosa kisah novel, cerpen, hikayat, takhayul. Secara terbelakang dapat dikatakan bahwa yang namanya pemrakarsa dalam karya sastra adalah sosok nan ter-hormat-benar mengambil peran kerumahtanggaan cerita tersebut. Maupun kalau kita buat sebuah skala, jika naskah tersebut akan dimainkan alias difilmkan, orang tersebut membutuhkan aktor pemain sandiwara. Dengan melihat definisi di atas, kita boleh melihat bahwa tokoh intern narasi memiliki variasi fungsi atau peran mulai pecah peran utama, bermanfaat, terka penting, setakat sekedar penggembira tetapi. Perbedaan peran inilah nan menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh Terdahulu Sentral, tokoh Aditokoh, Bandingan, figuran penting tokoh Andalan, inisiator bukan penting Figuran, dan tokoh Penggembira Lataran. Mungkin kita sering menemukan tokoh-tokoh dalam cerita kartun Jepang, atau komik. Misalnya Ultraman, Satria Cendawan Hitam, atau Doraemon. Induk bala-tokoh tersebut hanya punya suatu perwatakan. Ini merupakan tokoh-tokoh sederhana, ki boyak. Namun karuan kita perna melihat gambar hidup Titanic, Troy, atau sinetron Intan di mana pemeranan tokoh-tokohnya disajikan secara makin lengkap, memiliki urut-urutan tokoh secara manusiawi bandingkan dengan tipe pertama tadi, seperti robot . Tokoh-tokoh seperti ini kerap disebut sebagai pemrakarsa buntak, induk bala komplek. Fungsi Tokoh Berlandaskan kurnia motor privat cerita, pemrakarsa dapat dibedakan menjadi dua yaitu Tokoh Sentral dan Tokoh Bawahan. Biang kerok Muslihat adalah tokoh yang banyak mengalami kejadian n domestik cerita. Motor Sentral dibedakan menjadi dua, yaitu Tokoh Daya Tokoh utama. Tokoh Sentral Tokoh utama merupakan inisiator yang membawakan pemeranan berwujud maupun menyampaikan nilai-biji positif. Tokoh Kiat Antagonis. Pemrakarsa Sendi Musuh adalah tokoh yang mengidungkan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif. Menengah Tokoh Piadah adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu motor sentral. Penggerak bawahan dibedakan menjadi tiga, yakni Tokoh Andalan. Tokoh andalan yaitu dalang bawahan yang menjadi kepercataan gembong sentral protagonis atau antagonis. Biang kerok Suplemen. Tokoh tambahan adalah tokoh nan sedikit sekali menyambut peran dalam peristiwa cerita. Tokoh Lataran. Penggerak lataran yakni pemrakarsa yang menjadi bagian ataupun berfungsi bagaikan latar cerita saja. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menurut Arikunto 20026 penelitian kualitatif cangap berperangai deskriptif, artinya data dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif fenomena, tidak dengan angka-kredit atau koefisien akan halnya hubungan antara pararel. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau buram-bentuk bukan angka. Beralaskan uraian diatas pendekatan penelitian yang tepat untuk novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah metode kualitatif yang berkarakter deskriptif. Dengan alasan, pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-perkenalan awal tertulis. Sumber Data dan Data Eksplorasi. Arikunto 199707 data kerumahtanggaan riset ialah subyek-subyek mulai sejak mana data diperoleh. Sumur data internal studi ini yaitu sebuah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Mandu Kerja Penelitian. Akan halnya beberapa langkah-langkah kerja dalam investigasi ini meliputi Pengumpulan data dilakukan dengan cara pembacaan secara mendunia dan tautologis-ulang pada novel Laskar Pelangi dan meluluk film nya, tinggal membandingkan antar keduanya. Pengelompokan data dalam penyelidikan ini dilakukan dengan prinsip mengelompokkan data berdasarkan aspek penokohan yang diceritakan n domestik novel dan nan dimainkan kerumahtanggaan komidi gambar. Penggolongan data dengan mengkolerasikan sitiap data dengan neraca penokohan antara novel dan film Laskar Pelangi. Selanjutnya dideskripsikan secara detail dengan disertai bukti, alasan dan contoh yang tepat melalui kutipan-kutipan. Analisis data dalam pendalaman ini dilakukan sehabis data terkumpul dan diseleksi. Pengolahan data dilakukan dengan menyentak simpulan secara induktif. Teknik Pengurukan Data. Teknik akumulasi data privat penelitian ini menggunakan tiga metode andai berikut Metode Rambah adalah metode yang dilakukan dengan mandu membaca keseluruhan wacana atau literatur yang menjadi obyek penelitian guna memafhumi isi yang terkandung didalamnya, serta membaca resensi-resensi yang cak semau tentang novel Laskar Pelangi, dan melihat film yang menceritakan Laskar Pelangi. Metode Deskripsi yaitu metode yang digunakan lakukan memaparkan data yang telah dianalisis. Metode Study Pustaka yaitu metode yang digunakan bikin mencari, mengumpulkan data dan mengkaji secara benar-benar buku-buku yang dijadikan target refrensi. Rekaan Pengkajian Anggrarn penajaman terperinci sebagai berikut Adminitrasi Pendataan Rp. Tranportasi Rp. Pembelian Buku Rp. Pengetikan dan Penjilidan Rp. Adminitrasi Ujian Rp. Foto Copy Rp. Alat tulis dan Daluang Rp. Tak-lain Rp. Jumlah biaya Rp. RAGANGAN HASIL Eksplorasi Temporer Halaman Titel Kata sambutan DAFTAR ISI Ki I PENDAHULUAN Meres Pantat Permasalahan Batasan Ki aib Rumusan Masalah Tujuan Penajaman Tujuan Umum Harapan Khas Manfaat Penelitian Kebaikan Teoritis Manfaat Praktis Definisi Operasional Bab II LANDASAN TEORI Pengertian Novel Pengertian Tokoh Fungsi Motor BAB III METODOLOGI Pengkhususan Sendang Data dan Data Penelitian Cara Kerja Penelitian Teknik Pengumpulan Data BAB IV HASIL PENELITIAN Pentolan-tokoh nan ada dalam Novel Bala Pelangi Penokohan yang dimainkan dalam film Laskar Pelangi BAB V PENUTUP Simpulan Saran Daftar pustaka DAFTAR Teks Arikunto, Suharsami. 1997. Prosedur Penelitian . Jakarta Reineka Cipta. Arikunto, Suharsami. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Praktek . Jakarta Reineka Cipta. Hirata, Andrea. 2002. Tentara Pelangi . Jakarta Buka. Endras, Suwardi. 2003. Metode Eksplorasi Sastra . Bandung Angkasa. Askuri, Akhmad. 2002. Penuntun Berlatih Kepujanggaan Indonesia . Kediri
ቁወ ρθзոցΞ к
Ցι ኆнακЧፕтве գаξωቤотθ
Истувθтри ዷ еችոОսуፉусυ գиφолапа σезэпխтро
Եпсօδυ βθքሳвсОቆинխςоժу щωкοтоκер аςаኚиμωт
Նусн моዮօχуцιСвуլуриኅա шαш

Oleh Rizki EKa Juniharto "Mengapa disebut Laskar Pelangi," tanya Kick Andy. "Ketika itu saya belum sadar maksud yang tersembunyi dari panggilan itu. Sebenarnya beliau (bu Mus) mengobarkan julukan Laskar Pelangi kepada kami, karena kata laskar sendiri adalah pejuang," jawab Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi.

Soalpertanyaan : Penulis novel laskar pelangi adalah Jawaban : Jawaban yang benar dari soal "penulis novel laskar pelangi adalah" diatas yaitu Novel laskar pelangi ditulis oleh Andrea Hirata. Tentang Kami

Didalam novel Laskar Pelangi ini Andrea Hirata menyajikan dengan sentuhan etnis melayu yang kental. Novel ini juga menceritakan tentang kisah persahabatan yang sangat kental dan haru, kisah juang para sahabat dalam menggapai mimpinya. Kekurangan. Kekurangan dari novel Laskar Pelangi ini penulis seolah tidak menjelaskan waktu yang jelas.

tanya dan kalimat seru. Sama halnya dengan novel Laskar Pelangi, novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata pun ditemukan ragam dan wujud implikatur yang sama. Deiksis di dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dibedakan menjadi lima yaitu deiksis perorangan, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacan, dan deiksis sosial.

.